Follow Us :              

Menikmati Nasi Penggel yang Tak Bikin "Mangkel"

  20 February 2019  |   11:00:00  |   dibaca : 1780 
Kategori :
Bagikan :


Menikmati Nasi Penggel yang Tak Bikin "Mangkel"

20 February 2019 | 11:00:00 | dibaca : 1780
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

KEBUMEN - Sebagai salah satu kabupaten di pesisir selatan Provinsi Jawa Tengah, Kebumen  yang berasal dari kata kebumian yang artinya tempat tinggal para kyai bumi, memiliki keanekaragaman kuliner yang khas. Salah satunya adalah nasi penggel.

Pada saat berkunjung ke Kebumen untuk menjadi pembicara Seminar Anti Radikalisme dengan tema Membangun Ukhuwah Menangkal Radikalisme di Pondok Pesantren Al Hasani Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Rabu (20/2/2019), Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen disuguhi nasi penggel. Apa itu nasi penggel?

Yuniarsih, Staf Bagian Umum Pemkab Kebumen menuturkan, nasi penggel adalah nasi yang di dalamnya ada lauk kikil dan sayur gori (nangka muda) yang dimasak dengan santan dan daun ubi.

Sekilas mungkin mirip gudeg, tetapi rasa asin dan gurihnya lebih terasa serta disajikan dengan kuah yang banyak sesuai dengan selera masing-masing.

Yang unik dari nasi penggel ini adalah bentuk nasinya yang menyerupai nasi kepal. Nasi dibentuk bulat-bulat seperti bola pimpong.

Untuk satu porsi biasanya berisi 7-8 bulatan, dipasangkan dengan sayur gori dan kikil. Tetapi biasanya nasi penggel lebih nikmat dimakan dengan tempe mendoan.

Untuk membuat nasi penggel yang khas, begitu nasi matang, tidak langsung dibuat bentuk bulat-bulat. Akan tetapi di angin-anginkan terlebih dahulu dengan kipas manual. 

"Alasannya, nasi akan lebih awet dan pulen. Memasaknya pun dengan kayu bakar, tidak dengan elpiji. Untuk sayur gori dan kikil, kelapanya sebelum diolah menjadi santan, dibakar dahulu. Yang jelas, makan nasi penggel, nggak bikin mangkel," ujarnya.

Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin, menikmati nasi penggel didampingi Asisten Bidang Pemerintahan Pemkab Kebumen, Muhammad Amirudin dan Asisten Pemerintahan Pemprov Jateng Sarwa Pramana serta beberapa pejabat Pemkab Kebumen.

"Ini makanan khas Kebumen yang harus dipertahankan. Jangan sampai anak cucu tidak mengenalnya. Rasanya gurih, saya sangat suka," tutur Gus Yasin.

 

Baca juga : Pesona Kolbu, Sambut Mentari Sambil Nikmati Kuliner Tradisional


Bagikan :

KEBUMEN - Sebagai salah satu kabupaten di pesisir selatan Provinsi Jawa Tengah, Kebumen  yang berasal dari kata kebumian yang artinya tempat tinggal para kyai bumi, memiliki keanekaragaman kuliner yang khas. Salah satunya adalah nasi penggel.

Pada saat berkunjung ke Kebumen untuk menjadi pembicara Seminar Anti Radikalisme dengan tema Membangun Ukhuwah Menangkal Radikalisme di Pondok Pesantren Al Hasani Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Rabu (20/2/2019), Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen disuguhi nasi penggel. Apa itu nasi penggel?

Yuniarsih, Staf Bagian Umum Pemkab Kebumen menuturkan, nasi penggel adalah nasi yang di dalamnya ada lauk kikil dan sayur gori (nangka muda) yang dimasak dengan santan dan daun ubi.

Sekilas mungkin mirip gudeg, tetapi rasa asin dan gurihnya lebih terasa serta disajikan dengan kuah yang banyak sesuai dengan selera masing-masing.

Yang unik dari nasi penggel ini adalah bentuk nasinya yang menyerupai nasi kepal. Nasi dibentuk bulat-bulat seperti bola pimpong.

Untuk satu porsi biasanya berisi 7-8 bulatan, dipasangkan dengan sayur gori dan kikil. Tetapi biasanya nasi penggel lebih nikmat dimakan dengan tempe mendoan.

Untuk membuat nasi penggel yang khas, begitu nasi matang, tidak langsung dibuat bentuk bulat-bulat. Akan tetapi di angin-anginkan terlebih dahulu dengan kipas manual. 

"Alasannya, nasi akan lebih awet dan pulen. Memasaknya pun dengan kayu bakar, tidak dengan elpiji. Untuk sayur gori dan kikil, kelapanya sebelum diolah menjadi santan, dibakar dahulu. Yang jelas, makan nasi penggel, nggak bikin mangkel," ujarnya.

Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin, menikmati nasi penggel didampingi Asisten Bidang Pemerintahan Pemkab Kebumen, Muhammad Amirudin dan Asisten Pemerintahan Pemprov Jateng Sarwa Pramana serta beberapa pejabat Pemkab Kebumen.

"Ini makanan khas Kebumen yang harus dipertahankan. Jangan sampai anak cucu tidak mengenalnya. Rasanya gurih, saya sangat suka," tutur Gus Yasin.

 

Baca juga : Pesona Kolbu, Sambut Mentari Sambil Nikmati Kuliner Tradisional


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu