Follow Us :              

Jokowi-Prabowo Bersatu, Ganjar : Hanya Tinggal Followernya

  26 October 2019  |   11:00:00  |   dibaca : 489 
Kategori :
Bagikan :


Jokowi-Prabowo Bersatu, Ganjar : Hanya Tinggal Followernya

26 October 2019 | 11:00:00 | dibaca : 489
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SLEMAN - Suhu perpolitikan di Indonesia berangsur adem pasca bersatunya Jokowi dan Prabowo dalam pemerintahan. Namun menurut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, permasalahan belum selesai dengan bergabungnya dua tokoh yang saling berseteru dalam Pilpres 2019 itu.

Hal tersebut disampaikan Ganjar saat menjadi pembicara seminar Public Action bersama ratusan milenial di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu (26/10/2019). Menurut Ganjar, permasalahan yang dihadapi saat ini adalah para pendukung kedua tokoh tersebut yang tidak terima dengan rekonsiliasi itu.

"Suhu politik nasional sudah adem, dengan bersatunya pak Jokowi dan pak Prabowo. Tapi, masalah belum selesai. Follower masing-masing tokoh itu yang sampai saat ini bergejolak," kata Ganjar.

Para pendukung dua kubu masih tidak terima adanya persatuan itu. Para pendukung Jokowi misalnya, mereka marah karena Prabowo dilibatkan dalam mengurus negara. Padahal, banyak diantara pendukung Jokowi yang layak untuk membantu presiden.

Sementara para pendukung Prabowo, juga marah karena menilai Prabowo berhianat. Mereka kecewa dengan keputusan Prabowo mau bergabung dalam kabinet Jokowi.

"Nah kondisi itu yang membuat media sosial kita ramai dengan pernyataan orang kecewa. Mereka marah-marah dan memenuhi timeline dengan ujaran-ujaran kebencian," terangnya.

Dalam kesempatan itu, Ganjar meminta semua masyarakat legowo dengan keputusan politik tersebut. Pertarungan saat Pilpres telah usai, dan kini saatnya untuk membangun bersama-sama.

"Nah untuk memperbaiki kondisi itu, saya mengajak temen-temen milenial yang ada disini untuk aktif mengademkan suasana. Berikan narasi-narasi positif kepada dua follower agar suasana menjadi adem," terangnya.

Sudah tidak saatnya lanjut Ganjar, orang waras harus mengalah. Justru dalam kondisi saat ini, orang-orang waras harus aktif memberikan literasi digital kepada masyarakat.

"Kalau kata Gus Mus, Sing Waras Ojo Ngalah. Kita harus berjuang dalam memberikan narasi positif kepada masyarakat," tutupnya.


Bagikan :

SLEMAN - Suhu perpolitikan di Indonesia berangsur adem pasca bersatunya Jokowi dan Prabowo dalam pemerintahan. Namun menurut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, permasalahan belum selesai dengan bergabungnya dua tokoh yang saling berseteru dalam Pilpres 2019 itu.

Hal tersebut disampaikan Ganjar saat menjadi pembicara seminar Public Action bersama ratusan milenial di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu (26/10/2019). Menurut Ganjar, permasalahan yang dihadapi saat ini adalah para pendukung kedua tokoh tersebut yang tidak terima dengan rekonsiliasi itu.

"Suhu politik nasional sudah adem, dengan bersatunya pak Jokowi dan pak Prabowo. Tapi, masalah belum selesai. Follower masing-masing tokoh itu yang sampai saat ini bergejolak," kata Ganjar.

Para pendukung dua kubu masih tidak terima adanya persatuan itu. Para pendukung Jokowi misalnya, mereka marah karena Prabowo dilibatkan dalam mengurus negara. Padahal, banyak diantara pendukung Jokowi yang layak untuk membantu presiden.

Sementara para pendukung Prabowo, juga marah karena menilai Prabowo berhianat. Mereka kecewa dengan keputusan Prabowo mau bergabung dalam kabinet Jokowi.

"Nah kondisi itu yang membuat media sosial kita ramai dengan pernyataan orang kecewa. Mereka marah-marah dan memenuhi timeline dengan ujaran-ujaran kebencian," terangnya.

Dalam kesempatan itu, Ganjar meminta semua masyarakat legowo dengan keputusan politik tersebut. Pertarungan saat Pilpres telah usai, dan kini saatnya untuk membangun bersama-sama.

"Nah untuk memperbaiki kondisi itu, saya mengajak temen-temen milenial yang ada disini untuk aktif mengademkan suasana. Berikan narasi-narasi positif kepada dua follower agar suasana menjadi adem," terangnya.

Sudah tidak saatnya lanjut Ganjar, orang waras harus mengalah. Justru dalam kondisi saat ini, orang-orang waras harus aktif memberikan literasi digital kepada masyarakat.

"Kalau kata Gus Mus, Sing Waras Ojo Ngalah. Kita harus berjuang dalam memberikan narasi positif kepada masyarakat," tutupnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu