Kebangkitan ekonomi pondok pesantren bukan hal yang mustahil untuk segera diwujudkan. Kreativitas para santri yang dikembangkan secara maksimal dan dukungan teknologi pada era industri 4.0 membuka lebar peluang pondok pesantren untuk berdikari secara ekonomi.
"Pondok pesantren kini dituntut jawab tantangan industry 4.0. Kita bersyukur karena dalam Islam perihal ekonomi sudah tidak asing, sebagaimana diajarkan Rasulullah Muhammad SAW. Maka penting bagi santri untuk bisa melek IT agar dapat menjawab tantangan ekonomi ke depan. Kita harus kreatif memang," ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Sarasehan Pengasuh Pondok Pesantren Forum Koordinasi Pondok Pesantren (FKPP) Rabithah Ma'ahid Islamiyah se-Jawa Tengah "Meneguhkan Kemandirian Ekonomi Pesantren di Era 4.0" di Pondok Pesantren Darussalam, Batang, Rabu (31/7/2019).
Perusahaan McDermott di Batam, kini tengah membutuhkan sebanyak 350 karyawan yang memiliki keahlian mengelas.
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah Wika Bintang, kebutuhan karyawan tersebut menjadi peluang yang baik untuk menyalurkan tenaga kerja Jawa Tengah yang masih menganggur.
"Kemarin kami baru pulang dari Cilacap. Ada tamu dari McDermott Batam. Mereka memerlukan 350 tenaga kerja untuk las dengan kompetensi itu. Upah pokoknya Rp 5,5 juta sampai Rp 15 juta di Batam. Mess diberi, makan diberi, kendaraan diantar jemput. Jadi hampir uangnya utuh," kata Wika Bintang saat mendampingi Project Leader Program Sinergi (Strengthening Coordination for Inklusif Workforce Development in Indonesia), Bambang Wicaksono beraudiensi dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen, Rabu (31/7/2019).
Organisasi Islam Muhammadiyah dan Aisyiyah pada 1 hingga 5 Juli tahun depan akan menggelar muktamar ke - 48. Kota Surakarta dipilih menjadi tuan rumah perhelatan yang akan menghadirkan sekitar 500 ribu warga Muhammadiyah.
Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen menggadang-gadang penyelenggaraan muktamar akan menghasilkan gerakan besar dalam mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Harapan itu disampaikan sebagai wujud keprihatinannya atas kondisi masyarakat Indonesia yang saat ini mudah terpancing emosi, sehingga memicu terjadinya keretakan.