Follow Us :              

Wagub Ajak Santri Bangun Indonesia dari Desa

  17 October 2018  |   20:00:00  |   dibaca : 678 
Kategori :
Bagikan :


Wagub Ajak Santri Bangun Indonesia dari Desa

17 October 2018 | 20:00:00 | dibaca : 678
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

PATI - Kiprah santri dalam membangun negeri tidak dapat dipandang sebelah mata. Cukup banyak santri yang sukses menjabat sebagai eksekutif maupun legislatif, kemudian mencetuskan program-program pro pembangunan dan berdampak positif bagi masyarakat.

"Bukan saja membangun kedaulatan desa, pembangunan yang dilakukan oleh santri bahkan sudah sampai level nasional. Bupati Jepara itu santri, begitu pula di Rembang. Di provinsi, saya salah satu yang diberi amanah untuk membangun Jawa Tengah. Di tingkat nasional, Gus Dur pun pernah memimpin republik ini," terang Wakil Gubernur Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Sarasehan Pondok Pesantren "Menguatkan Peran Santri dalam Membangun Kedaulatan Desa" di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Kajen Pati, Rabu malam (17/10/2018).

Putra ulama kharismatik KH. Maimoen Zubair itu ingin santri siap terjun ke desa-desa untuk menularkan ilmu dan keterampilan yang dimiliki kepada masyarakat desa. Selain itu, santri juga diminta menggalang kebersamaan dengan segenap komponen masyarakat desa untuk menciptakan inovasi-inovasi yang mampu mendayagunakan potensi desa. Hal ini sejalan dengan isi nawacita, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran.

"Saya ingin para santri aktif berinovasi di tingkat desa yang akan mampu membangun Indonesia dari pinggiran. Ciptakan sesuatu yang mampu menjadi pembeda antara desa satu dengan yang lain. Bisa dalam hal mendukung pelayanan publik di tingkat desa atau dalam hal pengelolaan keuangan atau anggaran, pendayagunaan potensi desa, dan inovasi yang lain yang mampu mamajukan desa dan menyejahterakan masyarakat," jelasnya.

Gus Yasin, sapaan akrabnya, mencontohkan santri dapat memoles desa ini menjadi desa wisata. Kemudian membuat masyarakat kota terpesona dan ingin berkunjung ke desa. Menikmati setiap keelokan alam yang disuguhkan desa tersebut.

"Desa ini pun punya potensi dipoles menjadi desa wisata untuk menarik masyatakat kota kembali ke desa. Kita harapkan ini bisa menumbuhkan ekonomi desa. Biarkan orang kota kembali ke desa untuk merasakan indahnya berjalan di tengah pematang sawah, mendengarkan cuitan burung di desa yang lebih dikangeni dan menyejukkan hati daripada mendengar cuitan di media sosial. Kalau cuitan yang ada di media sosial seringkali membakar amarah," ujarnya.


Gus Yasin menjelaskan, Pemprov Jateng menggagas program ekonomi pesantren (ekotren) untuk mendorong kemandirian santri berwirausaha. Rencananya, pada tahun depan akan dimulai pendampingan. "Pemprov Jateng mempunyai program ekonomi pesantren. Ini kita dorong untuk menumbuhkan ekonomi berbasis pesantren. Tahun 2019 kita baru akan pendampingan," jelasnya.

Pihaknya menuturkan, santri harus diajak berpikir kreatif agar dapat maksimal mengembangkan potensi desanya. Dengan demikian, santri tidak terjerumus melakukan hal-hal negatif, seperti menyebar hoax di media sosial.

"Bagaimana agar masyarakat desa tidak menjadi pengangguran. Kalau orang punya kesibukan, biasane mboten pernah ngoceh, enak atine. Sing ngoceh biasane wong sing nganggur, ngomong ngalur-ngidul yang bisa memecah belah NKRI. Kita sangat mengapresiasi Kabupaten Pati yang angka penganggurannya turun drastis," tuturnya.

Sebagaimana dilaporkan Bupati Pati  H. Haryanto, SH MM MSi, sejak dirinya menjabat pada tahun 2012 hingga saat ini angka pengangguran turun signifikan. "Pada tahun 2012 itu sebesar 13.6 dan sekarang tinggal 4.7. Kuncinya, kami berikan kemudahan pelayanan perizinan untuk investor yang ingin masuk," jelasnya.

Usai mengikuti sarasehan, Gus Yasin menghadiri pengajian umum dalam rangka Haul Syekh Ronggo Kesumo Perguruan Islam Darun Najah Margoyoso Pati.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)

Baca Juga:  Jadilah Generasi Cemerlang


Bagikan :

PATI - Kiprah santri dalam membangun negeri tidak dapat dipandang sebelah mata. Cukup banyak santri yang sukses menjabat sebagai eksekutif maupun legislatif, kemudian mencetuskan program-program pro pembangunan dan berdampak positif bagi masyarakat.

"Bukan saja membangun kedaulatan desa, pembangunan yang dilakukan oleh santri bahkan sudah sampai level nasional. Bupati Jepara itu santri, begitu pula di Rembang. Di provinsi, saya salah satu yang diberi amanah untuk membangun Jawa Tengah. Di tingkat nasional, Gus Dur pun pernah memimpin republik ini," terang Wakil Gubernur Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Sarasehan Pondok Pesantren "Menguatkan Peran Santri dalam Membangun Kedaulatan Desa" di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Kajen Pati, Rabu malam (17/10/2018).

Putra ulama kharismatik KH. Maimoen Zubair itu ingin santri siap terjun ke desa-desa untuk menularkan ilmu dan keterampilan yang dimiliki kepada masyarakat desa. Selain itu, santri juga diminta menggalang kebersamaan dengan segenap komponen masyarakat desa untuk menciptakan inovasi-inovasi yang mampu mendayagunakan potensi desa. Hal ini sejalan dengan isi nawacita, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran.

"Saya ingin para santri aktif berinovasi di tingkat desa yang akan mampu membangun Indonesia dari pinggiran. Ciptakan sesuatu yang mampu menjadi pembeda antara desa satu dengan yang lain. Bisa dalam hal mendukung pelayanan publik di tingkat desa atau dalam hal pengelolaan keuangan atau anggaran, pendayagunaan potensi desa, dan inovasi yang lain yang mampu mamajukan desa dan menyejahterakan masyarakat," jelasnya.

Gus Yasin, sapaan akrabnya, mencontohkan santri dapat memoles desa ini menjadi desa wisata. Kemudian membuat masyarakat kota terpesona dan ingin berkunjung ke desa. Menikmati setiap keelokan alam yang disuguhkan desa tersebut.

"Desa ini pun punya potensi dipoles menjadi desa wisata untuk menarik masyatakat kota kembali ke desa. Kita harapkan ini bisa menumbuhkan ekonomi desa. Biarkan orang kota kembali ke desa untuk merasakan indahnya berjalan di tengah pematang sawah, mendengarkan cuitan burung di desa yang lebih dikangeni dan menyejukkan hati daripada mendengar cuitan di media sosial. Kalau cuitan yang ada di media sosial seringkali membakar amarah," ujarnya.


Gus Yasin menjelaskan, Pemprov Jateng menggagas program ekonomi pesantren (ekotren) untuk mendorong kemandirian santri berwirausaha. Rencananya, pada tahun depan akan dimulai pendampingan. "Pemprov Jateng mempunyai program ekonomi pesantren. Ini kita dorong untuk menumbuhkan ekonomi berbasis pesantren. Tahun 2019 kita baru akan pendampingan," jelasnya.

Pihaknya menuturkan, santri harus diajak berpikir kreatif agar dapat maksimal mengembangkan potensi desanya. Dengan demikian, santri tidak terjerumus melakukan hal-hal negatif, seperti menyebar hoax di media sosial.

"Bagaimana agar masyarakat desa tidak menjadi pengangguran. Kalau orang punya kesibukan, biasane mboten pernah ngoceh, enak atine. Sing ngoceh biasane wong sing nganggur, ngomong ngalur-ngidul yang bisa memecah belah NKRI. Kita sangat mengapresiasi Kabupaten Pati yang angka penganggurannya turun drastis," tuturnya.

Sebagaimana dilaporkan Bupati Pati  H. Haryanto, SH MM MSi, sejak dirinya menjabat pada tahun 2012 hingga saat ini angka pengangguran turun signifikan. "Pada tahun 2012 itu sebesar 13.6 dan sekarang tinggal 4.7. Kuncinya, kami berikan kemudahan pelayanan perizinan untuk investor yang ingin masuk," jelasnya.

Usai mengikuti sarasehan, Gus Yasin menghadiri pengajian umum dalam rangka Haul Syekh Ronggo Kesumo Perguruan Islam Darun Najah Margoyoso Pati.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)

Baca Juga:  Jadilah Generasi Cemerlang


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu