Follow Us :              

Di RS Telogorejo, Ganjar Terkesan Suasananya Justru Seperti Masuk Mal

  15 January 2019  |   17:30:00  |   dibaca : 5970 
Kategori :
Bagikan :


Di RS Telogorejo, Ganjar Terkesan Suasananya Justru Seperti Masuk Mal

15 January 2019 | 17:30:00 | dibaca : 5970
Kategori :
Bagikan :

Foto : Suryo (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Suryo (Humas Jateng)

SEMARANG - Pengamalan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menurut Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, sudah dilakukan Yayasan Kesehatan Telogorejo melalui RS Telogorejo sejak didirikan pada 1951.

RS Telogorejo pada awal berdiri, sudah memberikan pertolongan tanpa membedakan suku dan ras. Tarif berobat terjangkau, para dokter pun oleh yayasan juga digaji rendah karena benar-benar membantu masyarakat. Sementara, masyarakat yang mampu dimintai sumbangan untuk keberlangsungan rumah sakit.

"Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Adab itu penting untuk memunculkan rasa. Kalau tidak ada rasa, manusia berbeda dengan makhluk lain. Adil itu kepada yang tidak mampu. Semoga, RS Telogorejo bisa bersaing dengan RS internasional," kata Ganjar saat memberikan sambutan dalam "Malam Ramah Tamah Yayasan Kesehatan Telogorejo dengan Tokoh-tokoh  Masyarakat Kota Semarang di SIM Square," Selasa (15/1/2019) malam.

Ganjar juga mengatakan, ketika masuk ke RS Telogorejo, bukan suasana rumah sakit, tetapi suasana mal, restoran, dan jauh dari kesan orang sakit, setelah itu mati, kemudian membayar mahal. Tapi, kesannya berobat menjadi marem dan nyaman. "Kesan pertama, bau roti. Bukan suasana sakit. Saya mendorong masyarakat membantu promosi, RS Telogorejo merupakan RS yang punya kapasitas dan kualitas. Saya juga akan berikan dukungan, promosi dan kritik," tukasnya.

Ganjar berharap, masyarakat "belanja" ilmu pengetahuan tentang kedokteran ke luar negeri untuk dibawa kembali ke Indonesia agar secara manajemen, maupun teknologi bisa berubah. Apalagi, saat ini Jateng masih butuh banyak dokter, khususnya dokter spesialis. Untuk merekrut dokter maupun pimpinan lembaga, pilih yang memikiki karakter. Bukan pengalaman maupun gelar yang panjang, tetapi integritas. "Saya percaya, akan mendapatkan orang baik, yang bisa memimpin mewujudkan RS yang The Best di dunia," imbuhnya.

Ketua Pembina Yayasan Kesehatan Telogorejo Harjanto Halim menyatakan, karena milik masyarakat, keberadaan yayasan harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. "Pesan Bapak saya, Pak Budi Dharmawan, berbuat baik, jangan dihitung untung ruginya. Berbuat baik itu didasari dengan niat," katanya.

Pada kesempatan itu, Yayasan Kesehatan Telogorejo juga meluncurkan program sosial dengan memberikan 250 kartu Telogorejo Peduli kepada masyarakat yang tidak mampu. Masing-masing kartu senilai Rp10 juta.
 

Baca juga : Pelayanan Ramah, Terapi Pengobatan bagi Pasien


Bagikan :

SEMARANG - Pengamalan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menurut Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, sudah dilakukan Yayasan Kesehatan Telogorejo melalui RS Telogorejo sejak didirikan pada 1951.

RS Telogorejo pada awal berdiri, sudah memberikan pertolongan tanpa membedakan suku dan ras. Tarif berobat terjangkau, para dokter pun oleh yayasan juga digaji rendah karena benar-benar membantu masyarakat. Sementara, masyarakat yang mampu dimintai sumbangan untuk keberlangsungan rumah sakit.

"Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Adab itu penting untuk memunculkan rasa. Kalau tidak ada rasa, manusia berbeda dengan makhluk lain. Adil itu kepada yang tidak mampu. Semoga, RS Telogorejo bisa bersaing dengan RS internasional," kata Ganjar saat memberikan sambutan dalam "Malam Ramah Tamah Yayasan Kesehatan Telogorejo dengan Tokoh-tokoh  Masyarakat Kota Semarang di SIM Square," Selasa (15/1/2019) malam.

Ganjar juga mengatakan, ketika masuk ke RS Telogorejo, bukan suasana rumah sakit, tetapi suasana mal, restoran, dan jauh dari kesan orang sakit, setelah itu mati, kemudian membayar mahal. Tapi, kesannya berobat menjadi marem dan nyaman. "Kesan pertama, bau roti. Bukan suasana sakit. Saya mendorong masyarakat membantu promosi, RS Telogorejo merupakan RS yang punya kapasitas dan kualitas. Saya juga akan berikan dukungan, promosi dan kritik," tukasnya.

Ganjar berharap, masyarakat "belanja" ilmu pengetahuan tentang kedokteran ke luar negeri untuk dibawa kembali ke Indonesia agar secara manajemen, maupun teknologi bisa berubah. Apalagi, saat ini Jateng masih butuh banyak dokter, khususnya dokter spesialis. Untuk merekrut dokter maupun pimpinan lembaga, pilih yang memikiki karakter. Bukan pengalaman maupun gelar yang panjang, tetapi integritas. "Saya percaya, akan mendapatkan orang baik, yang bisa memimpin mewujudkan RS yang The Best di dunia," imbuhnya.

Ketua Pembina Yayasan Kesehatan Telogorejo Harjanto Halim menyatakan, karena milik masyarakat, keberadaan yayasan harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. "Pesan Bapak saya, Pak Budi Dharmawan, berbuat baik, jangan dihitung untung ruginya. Berbuat baik itu didasari dengan niat," katanya.

Pada kesempatan itu, Yayasan Kesehatan Telogorejo juga meluncurkan program sosial dengan memberikan 250 kartu Telogorejo Peduli kepada masyarakat yang tidak mampu. Masing-masing kartu senilai Rp10 juta.
 

Baca juga : Pelayanan Ramah, Terapi Pengobatan bagi Pasien


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu