Follow Us :              

Hasil Karya Difabel Jateng Ini Buat Ganjar Bangga

  21 February 2019  |   13:00:00  |   dibaca : 3659 
Kategori :
Bagikan :


Hasil Karya Difabel Jateng Ini Buat Ganjar Bangga

21 February 2019 | 13:00:00 | dibaca : 3659
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dikenal sangat menyukai karya-karya dari para penyandang disabilitas. Dalam beberapa kesempatan, pria berambut putih itu selalu memamerkan karya-karya  hasil kreativitas penyandang disabilitas dari Jateng.

Belum lama ini, Ganjar dengan bangga mengenakan batik karya anak-anak Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Pemalang. Ganjar juga pernah mempromosikan batik ciprat karya penyandang tuna netra, hasil kerajinan tangan dan banyak lagi karya lainnya.

Terbaru, Gubernur Jateng dua periode ini memamerkan karya penyandang disabilitas dari Roemah Difabel Semarang. Karya replika Warak Ngendog yang ada di salah satu hotel bintang empat di Jakarta itu menarik perhatian Ganjar yang pada Kamis (21/2/2019) itu memang tengah berdinas di Jakarta.

Melalui akun sosial medianya, Ganjar memamerkan karya itu. Ada dua cuitan di akun Twitter miliknya dan mendapat respon begitu banyak dari warganet. "Hasil karya penyandang disabilitas masuk hotel bintang 4," tulis Ganjar di salah satu linimasanya.

Tulisan itu disertai foto berupa replika Warak Ngendog yang terbuat dari akar kayu wangi dan juga berfungsi sebagai pengharum ruangan. Dia juga menuliskan "Hasil karya Roemah Difabel jadi souvenir di kamar suite Room Patra Jasa Hotel," tambahnya yang juga mendapat like dan komentar dari para follower-nya.

Ternyata, para penyandang disabilitas di Roemah Difabel tak hanya membuat karya replika Warak Ngendog saja. Di rumah sederhana yang terletak di Jalan MT Haryono Kota Semarang itu, terdapat ratusan kerajinan yang dibuat oleh mereka.

Ada kain batik, baju, sulam pita, tas, sandal hotel, lukisan, dompet, dan banyak lagi kerajinan tangan yang dihasilkan. Semua barang tersebut merupakan karya teman-teman difabel yang telah dipasarkan tidak hanya di Indonesia, namun juga ke luar negeri.

"Pemasaran kami melalui online, jadi pemesannya tidak hanya dari dalam negeri. Selain di sejumlah hotel berbintang, karya anak-anak ini banyak yang dipesan dari luar negeri seperti Australia, Belanda, Jerman dan sebagainya," kata B Noviani Dibyantari, Founder dan Inisiator Roemah Difabel Semarang saat ditemui, Kamis (21/2/2019).

Selain mengajarkan keterampilan membuat hasil kerajinan tangan, Roemah Difabel juga mengajarkan keahlian lain seperti pelatihan Bahasa Inggris, pelatihan komputer, pembuatan telur asin, musik, seni lukis, penulisan, fotografi dan banyak lainnya.

"Ada sekitar 50-an anak didik kami dari beragam penyandang disabilitas di Jawa Tengah ini. Mereka kami tampung untuk kami berikan pelatihan kerajinan tangan, skill dan ilmu pengetahuan agar mereka bisa mandiri," terangnya.

Dia menambahkan, Roemah Difabel didirikan pada 2017 lalu. Di tempat itu, para sahabat difabel seperti penyandang Autis, Tuna Daksa, Tuna Grahita, Tuna Rungu dan sejumlah penyandang disabilitas lainnya dididik untuk berkreasi dan berinovasi sesuai minat dan kemampuan masing-masing.

"Semua yang kami lakukan ini hanya untuk mewadahi mereka berkarya, karena mereka sebenarnya bisa berdaya jika diberikan kesempatan. Nah setelah itu, saya selalu mengampanyekan kepada masyarakat agar mengapresiasi karya-karya mereka," paparnya.

Apa yang dilakukan Gubernur Ganjar, lanjut Novi, merupakan contoh yang sangat bagus. Sebagai seorang pemimpin, orang nomor satu di Jateng itu sudah memberikan contoh bagaimana peduli dan mengapresiasi karya difabel. "Upaya gubernur luar biasa, karena beliau sangat peduli sekali dengan penyandang disabilitas. Saya sendiri tidak menyangka, Pak Ganjar mau peduli dan ikut mempromosikan karya kami. Bagi kami, itu sebuah kebanggaan luar biasa, yang makin membuat sahabat difabel semangat untuk terus berkarya, sehingga produk yang dihasilkan semakin baik dan mampu bersaing di dunia luar," tukasnya.

Salah satu penyandang disabilitas di Roemah Difabel Semarang, Ana Octavia mengatakan, sebenarnya difabel memiliki potensi yang luar biasa dalam berkarya. Namun sayang, selama ini banyak penyandang disabilitas kesulitan mendapatkan tempat dan apresiasi.

"Di Roemah Difabel Semarang ini saya merasa senang sekali, karena apa yang menjadi minat saya dan teman-teman dapat tersalurkan. Selain soal skill dan keterampilan, kami juga mendapatkan ilmu dan pengalaman yang luar biasa," tuturnya.

Di Roemah Difabel tersebut, Ana yang menderita lumpuh diajari banyak hal, termasuk komputer. Karena keahliannya dalam bidang komputer, dia dipercaya sebagai marketing produk-produk Roemah Difabel di dunia maya. "Saya sehari-hari mengelola Instagram RD Olshop (Online Shop), yang menjual produk-produk kami kepada masyarakat," ungkapnya.

 

Baca juga : Batik Ganjar Karya Siswa SLB Jadi Perhatian


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dikenal sangat menyukai karya-karya dari para penyandang disabilitas. Dalam beberapa kesempatan, pria berambut putih itu selalu memamerkan karya-karya  hasil kreativitas penyandang disabilitas dari Jateng.

Belum lama ini, Ganjar dengan bangga mengenakan batik karya anak-anak Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Pemalang. Ganjar juga pernah mempromosikan batik ciprat karya penyandang tuna netra, hasil kerajinan tangan dan banyak lagi karya lainnya.

Terbaru, Gubernur Jateng dua periode ini memamerkan karya penyandang disabilitas dari Roemah Difabel Semarang. Karya replika Warak Ngendog yang ada di salah satu hotel bintang empat di Jakarta itu menarik perhatian Ganjar yang pada Kamis (21/2/2019) itu memang tengah berdinas di Jakarta.

Melalui akun sosial medianya, Ganjar memamerkan karya itu. Ada dua cuitan di akun Twitter miliknya dan mendapat respon begitu banyak dari warganet. "Hasil karya penyandang disabilitas masuk hotel bintang 4," tulis Ganjar di salah satu linimasanya.

Tulisan itu disertai foto berupa replika Warak Ngendog yang terbuat dari akar kayu wangi dan juga berfungsi sebagai pengharum ruangan. Dia juga menuliskan "Hasil karya Roemah Difabel jadi souvenir di kamar suite Room Patra Jasa Hotel," tambahnya yang juga mendapat like dan komentar dari para follower-nya.

Ternyata, para penyandang disabilitas di Roemah Difabel tak hanya membuat karya replika Warak Ngendog saja. Di rumah sederhana yang terletak di Jalan MT Haryono Kota Semarang itu, terdapat ratusan kerajinan yang dibuat oleh mereka.

Ada kain batik, baju, sulam pita, tas, sandal hotel, lukisan, dompet, dan banyak lagi kerajinan tangan yang dihasilkan. Semua barang tersebut merupakan karya teman-teman difabel yang telah dipasarkan tidak hanya di Indonesia, namun juga ke luar negeri.

"Pemasaran kami melalui online, jadi pemesannya tidak hanya dari dalam negeri. Selain di sejumlah hotel berbintang, karya anak-anak ini banyak yang dipesan dari luar negeri seperti Australia, Belanda, Jerman dan sebagainya," kata B Noviani Dibyantari, Founder dan Inisiator Roemah Difabel Semarang saat ditemui, Kamis (21/2/2019).

Selain mengajarkan keterampilan membuat hasil kerajinan tangan, Roemah Difabel juga mengajarkan keahlian lain seperti pelatihan Bahasa Inggris, pelatihan komputer, pembuatan telur asin, musik, seni lukis, penulisan, fotografi dan banyak lainnya.

"Ada sekitar 50-an anak didik kami dari beragam penyandang disabilitas di Jawa Tengah ini. Mereka kami tampung untuk kami berikan pelatihan kerajinan tangan, skill dan ilmu pengetahuan agar mereka bisa mandiri," terangnya.

Dia menambahkan, Roemah Difabel didirikan pada 2017 lalu. Di tempat itu, para sahabat difabel seperti penyandang Autis, Tuna Daksa, Tuna Grahita, Tuna Rungu dan sejumlah penyandang disabilitas lainnya dididik untuk berkreasi dan berinovasi sesuai minat dan kemampuan masing-masing.

"Semua yang kami lakukan ini hanya untuk mewadahi mereka berkarya, karena mereka sebenarnya bisa berdaya jika diberikan kesempatan. Nah setelah itu, saya selalu mengampanyekan kepada masyarakat agar mengapresiasi karya-karya mereka," paparnya.

Apa yang dilakukan Gubernur Ganjar, lanjut Novi, merupakan contoh yang sangat bagus. Sebagai seorang pemimpin, orang nomor satu di Jateng itu sudah memberikan contoh bagaimana peduli dan mengapresiasi karya difabel. "Upaya gubernur luar biasa, karena beliau sangat peduli sekali dengan penyandang disabilitas. Saya sendiri tidak menyangka, Pak Ganjar mau peduli dan ikut mempromosikan karya kami. Bagi kami, itu sebuah kebanggaan luar biasa, yang makin membuat sahabat difabel semangat untuk terus berkarya, sehingga produk yang dihasilkan semakin baik dan mampu bersaing di dunia luar," tukasnya.

Salah satu penyandang disabilitas di Roemah Difabel Semarang, Ana Octavia mengatakan, sebenarnya difabel memiliki potensi yang luar biasa dalam berkarya. Namun sayang, selama ini banyak penyandang disabilitas kesulitan mendapatkan tempat dan apresiasi.

"Di Roemah Difabel Semarang ini saya merasa senang sekali, karena apa yang menjadi minat saya dan teman-teman dapat tersalurkan. Selain soal skill dan keterampilan, kami juga mendapatkan ilmu dan pengalaman yang luar biasa," tuturnya.

Di Roemah Difabel tersebut, Ana yang menderita lumpuh diajari banyak hal, termasuk komputer. Karena keahliannya dalam bidang komputer, dia dipercaya sebagai marketing produk-produk Roemah Difabel di dunia maya. "Saya sehari-hari mengelola Instagram RD Olshop (Online Shop), yang menjual produk-produk kami kepada masyarakat," ungkapnya.

 

Baca juga : Batik Ganjar Karya Siswa SLB Jadi Perhatian


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu