Follow Us :              

Ganjar Minta Bupati/Wali Kota di Solo Raya Respon Cepat Keluhan Jalan Rusak

  04 March 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 484 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Minta Bupati/Wali Kota di Solo Raya Respon Cepat Keluhan Jalan Rusak

04 March 2019 | 09:00:00 | dibaca : 484
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

KLATEN - Persolan jalan rusak menjadi perhatian serius Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memimpin Musrenbangwil Eks Keresidenan Surakarta di Pendopo Kabupaten Klaten, Senin (4/3/2019). Sebab, dari sejumlah laporan yang diterimanya melalui aplikasi Lapor Gub, banyak masyarakat di berbagai wilayah Solo Raya seperti Solo, Klaten, Wonogiri, Sragen, Boyolali, Sukoharjo, Sragen, Karanganyar mengeluhkan kondisi jalan rusak.

Menurut Ganjar, ternyata masih banyak infrastruktur jalan yang kondisinya belum layak. Sehingga, masyarakat menaruh perhatian cukup banyak pada persoalan itu. "Hampir semua laporan yang masuk ke saya di wilayah Solo Raya ini adalah persoalan infrastruktur jalan. Makanya saya minta ada perhatian serius dari bupati/wali Kota untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait infrastruktur jalan ini," katanya.

Tidak hanya membangun, lanjut dia, perbaikan infrastruktur jalan juga harus disertai kebijakan lain. Sebab, selain karena faktor cuaca dan alam, kerusakan jalan sebagian besar disebabkan karena dilalui kendaraan berkategori over dimension dan overload (ODOL). 

"Jadi harus dilakukan kebijakan lain untuk menjaga infrastruktur awet. Saya minta masing-masing kabupaten/kota membuat tim reaksi cepat untuk merespon persoalan ini dan membuat kebijakan-kebijakan untuk menjaga kualitas infrastruktur tetap awet," tegasnya.

Dalam kesempatan itu pula, Ganjar mewanti-wanti bahwa Musrenbangwil bukan hanya ajang bagi-bagi uang. Namun kegiatan itu harus benar-benar digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dialami masyarakat.

"Berbagai persoalan harus diselesaikan, mulai idiologi, ekonomi, pemberdayaan, perlindungan perempuan dan anak, penyandang disabilitas dan sebagainya. Semuanya harus terbuka dan cepat dalam merespon dan menindaklanjuti aduan warga," tukasnya.

Selain dihadiri oleh Gubernur, Musrenbangwil tersebut juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, Sekda Jateng Sri Puryono, bupati/wali kota dari eks Keresidenan Surakarta dan Anggota DPD RI, GKR Ayu Koes Indriyah. Acara tersebut juga dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat mulai penyandang disabilitas, perwakilan forum anak, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan sebagainya.

Dalam sambutannya, GKR Ayu Koes Indriyah meminta pemerintah tidak hanya fokus pada persoalan pembangunan infrastruktur. Namun, pembangunan di sektor kebudayaan juga harus diperhatikan. "Saya titip, kalau bisa dianggarkan untuk seperangkat gamelan di desa-desa. Sebab saya sedih, setiap ada acara, musiknya dari kaset," kata dia.

Jateng, lanjut Koes, merupakan sumber kebudayaan tradisional yang diakui oleh dunia. Berbagai cara harus dilakukan untuk melestarikan budaya dan tradisi nenek moyang. "Apa yang ada di Jateng ini, semua kearifan lokal dan budaya tradisi harus dilestarikan. Meskipun tidak mudah, namun kalau tidak ada upaya saya khawatir kebudayaan ini akan lenyap," pungkasnya.

 

Baca juga : Dialog Bersama Ganjar, Usulan Pembangunan Infrastruktur Mendominasi


Bagikan :

KLATEN - Persolan jalan rusak menjadi perhatian serius Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memimpin Musrenbangwil Eks Keresidenan Surakarta di Pendopo Kabupaten Klaten, Senin (4/3/2019). Sebab, dari sejumlah laporan yang diterimanya melalui aplikasi Lapor Gub, banyak masyarakat di berbagai wilayah Solo Raya seperti Solo, Klaten, Wonogiri, Sragen, Boyolali, Sukoharjo, Sragen, Karanganyar mengeluhkan kondisi jalan rusak.

Menurut Ganjar, ternyata masih banyak infrastruktur jalan yang kondisinya belum layak. Sehingga, masyarakat menaruh perhatian cukup banyak pada persoalan itu. "Hampir semua laporan yang masuk ke saya di wilayah Solo Raya ini adalah persoalan infrastruktur jalan. Makanya saya minta ada perhatian serius dari bupati/wali Kota untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait infrastruktur jalan ini," katanya.

Tidak hanya membangun, lanjut dia, perbaikan infrastruktur jalan juga harus disertai kebijakan lain. Sebab, selain karena faktor cuaca dan alam, kerusakan jalan sebagian besar disebabkan karena dilalui kendaraan berkategori over dimension dan overload (ODOL). 

"Jadi harus dilakukan kebijakan lain untuk menjaga infrastruktur awet. Saya minta masing-masing kabupaten/kota membuat tim reaksi cepat untuk merespon persoalan ini dan membuat kebijakan-kebijakan untuk menjaga kualitas infrastruktur tetap awet," tegasnya.

Dalam kesempatan itu pula, Ganjar mewanti-wanti bahwa Musrenbangwil bukan hanya ajang bagi-bagi uang. Namun kegiatan itu harus benar-benar digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dialami masyarakat.

"Berbagai persoalan harus diselesaikan, mulai idiologi, ekonomi, pemberdayaan, perlindungan perempuan dan anak, penyandang disabilitas dan sebagainya. Semuanya harus terbuka dan cepat dalam merespon dan menindaklanjuti aduan warga," tukasnya.

Selain dihadiri oleh Gubernur, Musrenbangwil tersebut juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, Sekda Jateng Sri Puryono, bupati/wali kota dari eks Keresidenan Surakarta dan Anggota DPD RI, GKR Ayu Koes Indriyah. Acara tersebut juga dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat mulai penyandang disabilitas, perwakilan forum anak, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan sebagainya.

Dalam sambutannya, GKR Ayu Koes Indriyah meminta pemerintah tidak hanya fokus pada persoalan pembangunan infrastruktur. Namun, pembangunan di sektor kebudayaan juga harus diperhatikan. "Saya titip, kalau bisa dianggarkan untuk seperangkat gamelan di desa-desa. Sebab saya sedih, setiap ada acara, musiknya dari kaset," kata dia.

Jateng, lanjut Koes, merupakan sumber kebudayaan tradisional yang diakui oleh dunia. Berbagai cara harus dilakukan untuk melestarikan budaya dan tradisi nenek moyang. "Apa yang ada di Jateng ini, semua kearifan lokal dan budaya tradisi harus dilestarikan. Meskipun tidak mudah, namun kalau tidak ada upaya saya khawatir kebudayaan ini akan lenyap," pungkasnya.

 

Baca juga : Dialog Bersama Ganjar, Usulan Pembangunan Infrastruktur Mendominasi


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu