Follow Us :              

Bacakan Pancasila di Apel Kebangsaan, Hilal Dapat Standing Applause

  17 March 2019  |   11:17:00  |   dibaca : 729 
Kategori :
Bagikan :


Bacakan Pancasila di Apel Kebangsaan, Hilal Dapat Standing Applause

17 March 2019 | 11:17:00 | dibaca : 729
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Tepuk tangan riuh menggema usai pembacaan Pancasila di Apel Kebangsaan Kita Merah Putih di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang, Minggu (17/3/2019). Pembacaan itu dibawakan oleh Muhammad Hilal Fadlullah, 20, penyandang disabilitas asal Kota Semarang.

Setelah penampilan para artis papan atas Tanah Air di termin pertama, pada termin kedua Apel Kebangsaan Kita Merah Putih berlanjut dengan orasi dari para tokoh nasionalis dan ulama. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Anggota BPIP Mahfud MD, Gus Muwafiq, KH Maimoen Zubair dan Habib Luthfi bin Yahya.

Sebelum orasi dari para tokoh itu, acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan dilanjutkan dengan pembacaan teks Pancasila. Yang didapuk membacakan adalah Hilal yang naik ke atas panggung dengan menggunakan kursi roda. 

Melihat standing applause atau tepuk tangan yang gemuruh tersebut, Hilal merasa sangat terharu. Dia yang semula merasa grogi, justru merasa bangga dan terharu. "Deg-degan. Bismillah, Alhamdulillah bacaan Pancasila lancar tanpa ada gangguan apapun. Ini baru pertama kali ngomong di depan banyak orang," katanya.

Rasa grogi itu, bahkan sudah hadir semenjak malam sebelum acara. Terlebih, dia ditunjuk untuk membacakan Pancasila pada Sabtu (16/3/2019) sore. Namun dia bersyukur terus mendapatkan semangat dari orangtuanya.

"Semalam juga tidak bisa tidur, mikirin besok gimana. Juga ini kan biasanya tidak pakai kursi roda karena kemarin kepleset. Semalam latihan sedikit, bapak dan mama yang menyemangati terus. Jangan grogi," paparnya.

Untuk teman-teman disabilitas, kata Hilal, harus tetap semangat. Walaupun berbeda, buktikan bahwa kita memiliki kemampuan yang sama dengan yang lain. Bahkan, meski didapuk membacakan Pancasila, dia merasa tidak diistimewakan. Dia pun berpesan agar persatuan di Indonesia harus dijaga. 

"Tidak merasa diistimewakan tapi merasa sangat menyatu dengan saudara yang lain. Walaupun kita berbeda-beda suku, adat, agama dan keadaan, yang disabilitas maupun yang tidak harus bersatu bahwa kita Indonesia satu Tanah Air," ungkapnya.

 

Baca juga : Wajah-wajah Bahagia di Apel Kebangsaan, Ganjar: Seperti Ini Seharusnya Indonesia


Bagikan :

SEMARANG - Tepuk tangan riuh menggema usai pembacaan Pancasila di Apel Kebangsaan Kita Merah Putih di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang, Minggu (17/3/2019). Pembacaan itu dibawakan oleh Muhammad Hilal Fadlullah, 20, penyandang disabilitas asal Kota Semarang.

Setelah penampilan para artis papan atas Tanah Air di termin pertama, pada termin kedua Apel Kebangsaan Kita Merah Putih berlanjut dengan orasi dari para tokoh nasionalis dan ulama. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Anggota BPIP Mahfud MD, Gus Muwafiq, KH Maimoen Zubair dan Habib Luthfi bin Yahya.

Sebelum orasi dari para tokoh itu, acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan dilanjutkan dengan pembacaan teks Pancasila. Yang didapuk membacakan adalah Hilal yang naik ke atas panggung dengan menggunakan kursi roda. 

Melihat standing applause atau tepuk tangan yang gemuruh tersebut, Hilal merasa sangat terharu. Dia yang semula merasa grogi, justru merasa bangga dan terharu. "Deg-degan. Bismillah, Alhamdulillah bacaan Pancasila lancar tanpa ada gangguan apapun. Ini baru pertama kali ngomong di depan banyak orang," katanya.

Rasa grogi itu, bahkan sudah hadir semenjak malam sebelum acara. Terlebih, dia ditunjuk untuk membacakan Pancasila pada Sabtu (16/3/2019) sore. Namun dia bersyukur terus mendapatkan semangat dari orangtuanya.

"Semalam juga tidak bisa tidur, mikirin besok gimana. Juga ini kan biasanya tidak pakai kursi roda karena kemarin kepleset. Semalam latihan sedikit, bapak dan mama yang menyemangati terus. Jangan grogi," paparnya.

Untuk teman-teman disabilitas, kata Hilal, harus tetap semangat. Walaupun berbeda, buktikan bahwa kita memiliki kemampuan yang sama dengan yang lain. Bahkan, meski didapuk membacakan Pancasila, dia merasa tidak diistimewakan. Dia pun berpesan agar persatuan di Indonesia harus dijaga. 

"Tidak merasa diistimewakan tapi merasa sangat menyatu dengan saudara yang lain. Walaupun kita berbeda-beda suku, adat, agama dan keadaan, yang disabilitas maupun yang tidak harus bersatu bahwa kita Indonesia satu Tanah Air," ungkapnya.

 

Baca juga : Wajah-wajah Bahagia di Apel Kebangsaan, Ganjar: Seperti Ini Seharusnya Indonesia


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu