Foto : Handy (Humas Jateng)
Foto : Handy (Humas Jateng)
SEMARANG - Suasana bahagia menyelimuti ruang Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Jumat (29/3/2019) pagi. Ribuan guru Madrasah Diniyah (Madin) TPQ, guru ngaji dan pengasuh pondok pesantren se-Kota Semarang itu, terlihat sumringah usai menerima insentif dari Pemerintah Provinsi Jateng.
Senyum haru dan bahagia tampak ketika para guru tersebut menerima insentif dalam bentuk buku tabungan yang diserahkan langsung oleh Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen. Para pendidik di lembaga-lembaga keagamaan itu, mengaku bahagia dan bersyukur mendapat perhatian dari pemerintah.
"Kami sangat bersyukur dan berterimakasih atas perhatian dari Pemerintah Provinsi ini. Selama ini, saya hanya dapat insentif dari Pemkot Semarang dan takmir masjid. Alhamdulillah sekarang ada tambahan dari Pemprov Jateng," ucap Uswatun, salah seorang penerima insentif, di MAJT.
Pengajar TPQ Awabil Mijen Kota Semarang itu mengatakan, selama 14 tahun mengajar di TPQ, mendapatkan insentif dari Pemkot Semarang Rp250 per bulan yang kemudian tahun 2019 naik menjadi Rp350 ribu per bulan. Maka dengan pemberian insentif Rp100 ribu per bulan dari Pemprov Jateng, dapat menambah pendapatan para guru aagama tersebut.
Wagub Taj Yasin Maimoe dalam arahanya menjelaskan, ribuan TPQ, Madin dan pesantren yang tersebar di pelosok Jateng, dengan jumlah pendidik yang tidak sedikit merupakan potensi besar untuk mencetak generasi bangsa yang berkualitas, sekaligus menjadi benteng kekuatan NKRI dari berbagai ancaman yang berpotensi memecah belah persatuan Indonesia.
"Sudah lama para ustaz dan ustazah berada di pinggir, susah terus maka sekarang saatnya para pengajar keagamaan ini ditengahkan, diberdayakan menjadi benteng kekuatan NKRI," ujar Taj Yasin di hadapan sekitar 2.000 guru agama tersebut.
Menurutnya, peran Madin, TPQ dan pesantren sangat penting bagi pemerintah. Karenanya, keberadaan lembaga-lembaga keagamaan di semua daerah harus tetap eksis atau jangan ditinggalkan.
"Dengan pemberian insentif ini, diharapkan para pendidik di TPQ, Madin, pesantren lebih berkualitas dan mampu mendidik generasi bangsa menjadi insan-insan yang membanggakan. Madin, TPQ, dan pesantren kembali kepada pengajaran Islam yang rahmatan lilalamin. Ini sangat penting," pintanya.
Disebutkan, alokasi anggaran insentif untuk para guru Madin, TPQ, guru ngaji dan pengasuh pesantren diberikan melalui dana hibah dengan total sekitar Rp205 miliar. Tercatat sebanyak 171.131 orang yang terdaftar untuk menerima insentif dari Pemprov Jateng tersebut.
"Pemprov Jateng tidak hanya memberikan insentif kepada para ustaz dan ustazah, tapi juga memikirkan lembaga-lembaga pendidikan keagamaan ini mampu meningkatkan ekonomi melalui program Ekotren atau Ekonomi Pesantren," jelasnya.
Selain itu, Pemprov Jateng juga akan memberikan perhatian kepada para penghafal Alquran. Maka para kepala desa diharapkan bersinergi dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan sehingga berbagai bantuan dari pemerintah dapat tepat sasaran dan persoalan di masyarakat dapat teratasi.
"Jika ada penghafal Alquran, tolong informasikan kepada Pemerintah (Provinsi) Jateng, Insya Allah kami juga akan memberikan perhatian kepada penghafal Alquran," imbuhnya.
Baca juga : 23 Tahun jadi Guru Ngaji, Ali Terharu Terima Insentif
SEMARANG - Suasana bahagia menyelimuti ruang Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Jumat (29/3/2019) pagi. Ribuan guru Madrasah Diniyah (Madin) TPQ, guru ngaji dan pengasuh pondok pesantren se-Kota Semarang itu, terlihat sumringah usai menerima insentif dari Pemerintah Provinsi Jateng.
Senyum haru dan bahagia tampak ketika para guru tersebut menerima insentif dalam bentuk buku tabungan yang diserahkan langsung oleh Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen. Para pendidik di lembaga-lembaga keagamaan itu, mengaku bahagia dan bersyukur mendapat perhatian dari pemerintah.
"Kami sangat bersyukur dan berterimakasih atas perhatian dari Pemerintah Provinsi ini. Selama ini, saya hanya dapat insentif dari Pemkot Semarang dan takmir masjid. Alhamdulillah sekarang ada tambahan dari Pemprov Jateng," ucap Uswatun, salah seorang penerima insentif, di MAJT.
Pengajar TPQ Awabil Mijen Kota Semarang itu mengatakan, selama 14 tahun mengajar di TPQ, mendapatkan insentif dari Pemkot Semarang Rp250 per bulan yang kemudian tahun 2019 naik menjadi Rp350 ribu per bulan. Maka dengan pemberian insentif Rp100 ribu per bulan dari Pemprov Jateng, dapat menambah pendapatan para guru aagama tersebut.
Wagub Taj Yasin Maimoe dalam arahanya menjelaskan, ribuan TPQ, Madin dan pesantren yang tersebar di pelosok Jateng, dengan jumlah pendidik yang tidak sedikit merupakan potensi besar untuk mencetak generasi bangsa yang berkualitas, sekaligus menjadi benteng kekuatan NKRI dari berbagai ancaman yang berpotensi memecah belah persatuan Indonesia.
"Sudah lama para ustaz dan ustazah berada di pinggir, susah terus maka sekarang saatnya para pengajar keagamaan ini ditengahkan, diberdayakan menjadi benteng kekuatan NKRI," ujar Taj Yasin di hadapan sekitar 2.000 guru agama tersebut.
Menurutnya, peran Madin, TPQ dan pesantren sangat penting bagi pemerintah. Karenanya, keberadaan lembaga-lembaga keagamaan di semua daerah harus tetap eksis atau jangan ditinggalkan.
"Dengan pemberian insentif ini, diharapkan para pendidik di TPQ, Madin, pesantren lebih berkualitas dan mampu mendidik generasi bangsa menjadi insan-insan yang membanggakan. Madin, TPQ, dan pesantren kembali kepada pengajaran Islam yang rahmatan lilalamin. Ini sangat penting," pintanya.
Disebutkan, alokasi anggaran insentif untuk para guru Madin, TPQ, guru ngaji dan pengasuh pesantren diberikan melalui dana hibah dengan total sekitar Rp205 miliar. Tercatat sebanyak 171.131 orang yang terdaftar untuk menerima insentif dari Pemprov Jateng tersebut.
"Pemprov Jateng tidak hanya memberikan insentif kepada para ustaz dan ustazah, tapi juga memikirkan lembaga-lembaga pendidikan keagamaan ini mampu meningkatkan ekonomi melalui program Ekotren atau Ekonomi Pesantren," jelasnya.
Selain itu, Pemprov Jateng juga akan memberikan perhatian kepada para penghafal Alquran. Maka para kepala desa diharapkan bersinergi dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan sehingga berbagai bantuan dari pemerintah dapat tepat sasaran dan persoalan di masyarakat dapat teratasi.
"Jika ada penghafal Alquran, tolong informasikan kepada Pemerintah (Provinsi) Jateng, Insya Allah kami juga akan memberikan perhatian kepada penghafal Alquran," imbuhnya.
Baca juga : 23 Tahun jadi Guru Ngaji, Ali Terharu Terima Insentif
Berita Terbaru