Follow Us :              

Insentif Guru Ngaji Dorong Pembangunan SDM Berkualitas

  10 April 2019  |   13:00:00  |   dibaca : 808 
Kategori :
Bagikan :


Insentif Guru Ngaji Dorong Pembangunan SDM Berkualitas

10 April 2019 | 13:00:00 | dibaca : 808
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

BANJARNEGARA - Perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kepada para guru keagamaan melalui pemberian insentif, merupakan salah satu upaya  untuk membangun sumber daya manusia berkualitas. Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen usai membagikan tabungan insentif guru ngaji di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Falah Desa Parakancanggah, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara, Rabu (10/4/2019).

Selain Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, hadir pula dalam kegiatan tersebut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, serta guru ngaji se-Kabupaten Banjarnegara. "Pemberian insentif kepada para guru ngaji di Madin, TPQ, dan pengasuh pondok pesantren ini merupakan program Pemprov Jateng untuk pembangunan SDM Jateng yang berkualitas. Mereka yang dengan ikhlas mendidik dan mengajarkan anak-anak kita ilmu agama," ujar Taj Yasin.

Terlebih saat ini, lanjut dia, seiring era globalisasi dan kemajuan teknologi, beragam hal negatif dapat dengan mudah mempengaruhi generasi bangsa. Seperti fitnah, hoaks atau berita bohong, ujaran kebencian, intoleransi dan paham radikal yang mengganggu keutuhan NKRI dan memecah belah persatuan bangsa. "Negara kita sedang perang fitnah, hoaks dan faham radikal. Yang miris di hati saya, para ulama dan habaib diadu. Dan tentu itu akan berimbas pada ustaz dan ustazah," katanya.

Dalam kesempatan itu, di hadapan sekitar 1.808 guru ngaji se-Kabupaten Banjarnegara, Gus Yasin, sapaan akrabnya, menyampaikan pesan bahwa apa yang disampaikan Rasulullah kepada umat manusia sudah banyak yang dilupakan. Terutama menyangkut keberagaman dan kerukunan umat manusia.

Dijelaskan, apa yang dikatakan Rasul dibuktikan di Indonesia dan itu tertuang pada simbol Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi satu tujuan, yaitu mengembangkan Islam, untuk perdamaian dan rahmat. "Kita diminta untuk menyayangi semua makhluk di bumi, tidak hanya terhadap sesama manusia tetapi juga hewan. Perbedaan kita adalah rahmat," bebernya. 

Salah seorang guru ngaji, Eti Purwaningsih mengaku sangat senang atas perhatian dan kepedulian Pemprov Jateng terhadap para ustad dan ustadzah yang tersebar di berbagai daerah se-Jateng. "Saya mengucapkan terima kasih sebanyak banyaknya kepada Pemprov Jawa Tengah, yang telah peduli dan perhatian kepada para guru ngaji di Jateng," ucapnya usai menerima insentif secara simbolis dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo didampingi Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen dan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono.

Guru di Madin Raudhatul Solihin, Sokayasa, Banjarnegara itu mengatakan, selama ini guru TPQ, Madin, dan pengasuh pondok pesantren tidak pernah ada campur tangan atau perhatian dari pemerintah. Sehingga dengan pemberian insentif untuk para guru ngaji di seluruh Jateng ini, diharapkan terus berlanjut dan ke depan lebih baik lagi. "Hal yang sudah baik ini dipertahankan dan syukur-syukur dibagikan setiap bulan. Karena insentif tersebut sekarang dibagikan per tiga bulan sekali," tukasnya.

Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran hibah untuk para guru keagamaan se-Jateng sebesar Rp205,35 miliar dengan jumlah penerima 171.131 orang. Meliputi guru TPQ, Madin, dan pengasuh Ponpes, termasuk sebanyak 1.808 guru keagamaan di Banjarnegara.


Bagikan :

BANJARNEGARA - Perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kepada para guru keagamaan melalui pemberian insentif, merupakan salah satu upaya  untuk membangun sumber daya manusia berkualitas. Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen usai membagikan tabungan insentif guru ngaji di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Falah Desa Parakancanggah, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara, Rabu (10/4/2019).

Selain Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, hadir pula dalam kegiatan tersebut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, serta guru ngaji se-Kabupaten Banjarnegara. "Pemberian insentif kepada para guru ngaji di Madin, TPQ, dan pengasuh pondok pesantren ini merupakan program Pemprov Jateng untuk pembangunan SDM Jateng yang berkualitas. Mereka yang dengan ikhlas mendidik dan mengajarkan anak-anak kita ilmu agama," ujar Taj Yasin.

Terlebih saat ini, lanjut dia, seiring era globalisasi dan kemajuan teknologi, beragam hal negatif dapat dengan mudah mempengaruhi generasi bangsa. Seperti fitnah, hoaks atau berita bohong, ujaran kebencian, intoleransi dan paham radikal yang mengganggu keutuhan NKRI dan memecah belah persatuan bangsa. "Negara kita sedang perang fitnah, hoaks dan faham radikal. Yang miris di hati saya, para ulama dan habaib diadu. Dan tentu itu akan berimbas pada ustaz dan ustazah," katanya.

Dalam kesempatan itu, di hadapan sekitar 1.808 guru ngaji se-Kabupaten Banjarnegara, Gus Yasin, sapaan akrabnya, menyampaikan pesan bahwa apa yang disampaikan Rasulullah kepada umat manusia sudah banyak yang dilupakan. Terutama menyangkut keberagaman dan kerukunan umat manusia.

Dijelaskan, apa yang dikatakan Rasul dibuktikan di Indonesia dan itu tertuang pada simbol Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi satu tujuan, yaitu mengembangkan Islam, untuk perdamaian dan rahmat. "Kita diminta untuk menyayangi semua makhluk di bumi, tidak hanya terhadap sesama manusia tetapi juga hewan. Perbedaan kita adalah rahmat," bebernya. 

Salah seorang guru ngaji, Eti Purwaningsih mengaku sangat senang atas perhatian dan kepedulian Pemprov Jateng terhadap para ustad dan ustadzah yang tersebar di berbagai daerah se-Jateng. "Saya mengucapkan terima kasih sebanyak banyaknya kepada Pemprov Jawa Tengah, yang telah peduli dan perhatian kepada para guru ngaji di Jateng," ucapnya usai menerima insentif secara simbolis dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo didampingi Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen dan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono.

Guru di Madin Raudhatul Solihin, Sokayasa, Banjarnegara itu mengatakan, selama ini guru TPQ, Madin, dan pengasuh pondok pesantren tidak pernah ada campur tangan atau perhatian dari pemerintah. Sehingga dengan pemberian insentif untuk para guru ngaji di seluruh Jateng ini, diharapkan terus berlanjut dan ke depan lebih baik lagi. "Hal yang sudah baik ini dipertahankan dan syukur-syukur dibagikan setiap bulan. Karena insentif tersebut sekarang dibagikan per tiga bulan sekali," tukasnya.

Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran hibah untuk para guru keagamaan se-Jateng sebesar Rp205,35 miliar dengan jumlah penerima 171.131 orang. Meliputi guru TPQ, Madin, dan pengasuh Ponpes, termasuk sebanyak 1.808 guru keagamaan di Banjarnegara.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu