Follow Us :              

Gus Yasin: Pendidikan Agama Jadi Tempat Pembentukan Karakter

  15 April 2019  |   13:00:00  |   dibaca : 1519 
Kategori :
Bagikan :


Gus Yasin: Pendidikan Agama Jadi Tempat Pembentukan Karakter

15 April 2019 | 13:00:00 | dibaca : 1519
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

KLATEN - Pondok pesantren (Ponpes), TPQ dan Madrasah Diniyah (Madin) selama ini menjadi salah satu tempat menempa generasi bangsa agar memiliki karakter yang baik, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, beradab dan berdasarkan falsafah Pancasila.

Sebagai pengawal pengembangan pendidikan karakter, secara sistematis ilmu yang disampaikan membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia dalam praktik kehidupan dalam masyarakat. Dalam proses pendidikan, internalisasi nilai-nilai budaya dan karakter merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya degradasi etika dan moral di kalangan remaja.

Perlu disadari, bahwa kemajuan suatu bangsa bergantung bagaimana karakter orang-orangnya, kemampuan inteligensinya, keunggulan berpikir warganya, serta sinergi para pemimpinnya.

Hal mendasar dan penting itulah yang disampaikan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen menjadi dasar mengapa Pemprov Jateng di bawah kepemimpinannya bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan insentif kepada para guru Madin, TPQ dan Ponpes mulai tahun 2019.

"Pendidikan karakter itu sangat penting, dan hanya diperoleh di lembaga pendidikan keagamaan. Lembaga itu harus diperhatikan. Mengajar anak agar kelak bermanfaat, tidak dengan marah-marah sebagai bagian cara pendidikan karakter di pesantren, TPQ maupun madin," paparnya.

Bentuk perhatian yang saat ini dilakukan Pemprov Jateng, lanjut dia, selain membangun infrastruktur, juga memberikan insentif kepada para guru ngaji serta memberikan beasiswa. Sehingga, anak didik yang dihasilkan berkualitas dan siap menghadapi kondisi dan perubahan apapun di zamannya kelak.

Seperti yang dilakukan di halaman Pondok Pesantren Al Manshur, Popongan, Wonosari, Klaten, Senin (15/4/2019) siang. Sebanyak 702 guru Madin, TPQ dan Ponpes diberi insentif oleh Pemprov Jateng. Secara simbolis, Gus Yasin menyerahkan buku tabungan Bank Jateng Syariah kepada 10 perwakilan.

"Tahun ini, ada 702 orang yang menerima. Tetapi, tahun depan jumlahnya mencapai 4.600 orang. Kenapa demikian, karena saat didata banyak yang tidak mau, dianggapnya bohongan," kata Gus Yasin.

Selain menyerahkan insentif, Gus Yasin juga menyerahkan bantuan Rp50 juta dari Baznas Jateng untuk pengembangan Ponpes Al Manshur yang diterima oleh KH Nasrun Minallah, selaku pengasuh, disaksikan pula oleh Pengasuh Ponpes Al Muayyad KH Dian Nafi, Kabid Pontren Kemenag Jateng Nur Abadi dan tamu undangan yang hadir.

 

Baca juga : Insentif Guru Ngaji Sempat Dianggap Janji Manis Belaka, Gus Yasin: Tetep Mboten Ngapusi


Bagikan :

KLATEN - Pondok pesantren (Ponpes), TPQ dan Madrasah Diniyah (Madin) selama ini menjadi salah satu tempat menempa generasi bangsa agar memiliki karakter yang baik, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, beradab dan berdasarkan falsafah Pancasila.

Sebagai pengawal pengembangan pendidikan karakter, secara sistematis ilmu yang disampaikan membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia dalam praktik kehidupan dalam masyarakat. Dalam proses pendidikan, internalisasi nilai-nilai budaya dan karakter merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya degradasi etika dan moral di kalangan remaja.

Perlu disadari, bahwa kemajuan suatu bangsa bergantung bagaimana karakter orang-orangnya, kemampuan inteligensinya, keunggulan berpikir warganya, serta sinergi para pemimpinnya.

Hal mendasar dan penting itulah yang disampaikan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen menjadi dasar mengapa Pemprov Jateng di bawah kepemimpinannya bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan insentif kepada para guru Madin, TPQ dan Ponpes mulai tahun 2019.

"Pendidikan karakter itu sangat penting, dan hanya diperoleh di lembaga pendidikan keagamaan. Lembaga itu harus diperhatikan. Mengajar anak agar kelak bermanfaat, tidak dengan marah-marah sebagai bagian cara pendidikan karakter di pesantren, TPQ maupun madin," paparnya.

Bentuk perhatian yang saat ini dilakukan Pemprov Jateng, lanjut dia, selain membangun infrastruktur, juga memberikan insentif kepada para guru ngaji serta memberikan beasiswa. Sehingga, anak didik yang dihasilkan berkualitas dan siap menghadapi kondisi dan perubahan apapun di zamannya kelak.

Seperti yang dilakukan di halaman Pondok Pesantren Al Manshur, Popongan, Wonosari, Klaten, Senin (15/4/2019) siang. Sebanyak 702 guru Madin, TPQ dan Ponpes diberi insentif oleh Pemprov Jateng. Secara simbolis, Gus Yasin menyerahkan buku tabungan Bank Jateng Syariah kepada 10 perwakilan.

"Tahun ini, ada 702 orang yang menerima. Tetapi, tahun depan jumlahnya mencapai 4.600 orang. Kenapa demikian, karena saat didata banyak yang tidak mau, dianggapnya bohongan," kata Gus Yasin.

Selain menyerahkan insentif, Gus Yasin juga menyerahkan bantuan Rp50 juta dari Baznas Jateng untuk pengembangan Ponpes Al Manshur yang diterima oleh KH Nasrun Minallah, selaku pengasuh, disaksikan pula oleh Pengasuh Ponpes Al Muayyad KH Dian Nafi, Kabid Pontren Kemenag Jateng Nur Abadi dan tamu undangan yang hadir.

 

Baca juga : Insentif Guru Ngaji Sempat Dianggap Janji Manis Belaka, Gus Yasin: Tetep Mboten Ngapusi


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu