Follow Us :              

Sekda: Amalan Alquran Mampu Atasi Persoalan Bangsa

  23 May 2019  |   18:45:00  |   dibaca : 485 
Kategori :
Bagikan :


Sekda: Amalan Alquran Mampu Atasi Persoalan Bangsa

23 May 2019 | 18:45:00 | dibaca : 485
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

SEMARANG - Skretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono menyampaikan, jika semua umat Islam mampu memegang dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Alquran, segala permasalahan bangsa dapat diatasi bersama.

"Berbagai persoalan bangsa seperti radikalisme, terorisme, intoleransi, persekusi, maupun penyebaran ujaran kebencian, serta berita bohong akan mental dan dapat diatasi bersama," ujarnya saat memberi sambutan pada Peringatan Nuzulul Quran tingkat Provinsi Jateng di Wisma Perdamaian Kota Semarang, Kamis (23/5/2019).

Kegiatan yang dirangkai dengan tarawih keliling yang digelar oleh Badan Amalan Islam (BAI) Jateng bekerja sama dengan Pemprov Jateng itu, juga dihadiri Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng KH Ahmad Daroji, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI M Effendi, Kepala Wilayah Kementerian Agama Jateng Drs H Farhani, dan Rektor Universitas Diponegoro Prof Yos Johan Utama.

Sri Puryono menjelaskan, pada bulan Ramadan, Alquran diturunkan sebagai pedoman hidup bagi umat manusia. Kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ini, diharapkan bisa menjadi tuntunan umat Islam dalam menjalankan syariat agama serta fitrahnya sebagai penerus umat di bumi.

Perintah membaca Alquran yang diperintahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad mengandung makna mendalam dan luas. Yakni tidak hanya membaca dalam arti harfiah, tetapi juga pada pemahaman isi kandungan setiap ayatnya untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan begitu, akan menjadi sumber motivasi manusia dalam menjalani kehidupan secara selaras, serasi dan seimbang. Amalan nyata itulah yang justru menjadi esensi mendasar, sehingga Alquran tidak sekadar sebagai buku bacaan. "Alquran mengajarkan berbagai aspek kehidupan baik mental, spiritual, kehidupan bermasyarakat, sains, fenomena alam, politik, dan sebagainya," katanya.

Pada kesempatan itu, Sri Puryono mengajak umat Islam memanfaatkan momentum bulan Ramadan dan malam Nuzulul Quran untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dengan berpedoman Alquran agar selamat dan sejahtera di dunia maupun akhirat.

Selain itu, lanjut dia, Ramadan adalah bulan penuh kemuliaan dan keberkahan. Bahkan Allah melipatgandakan amalan-amalan kebaikan, membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.

"Bulan Ramadan menjadi salah satu kesempatan besar untuk berlomba-lomba dalam melaksanakan kewajiban, ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah untuk menggapai kemuliaan di akhirat," terangnya.

Senada, Prof Yos Johan Utama dalam tausiahnya menyampaikan bahwa umat Islam di Indonesia, termasuk di Jateng, harus bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah. Masyarakat dapat berkumpul dan melaksanakan ibadah dengan tenang dan bahagia di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kalau acara seperti ini diselenggakan di daerah Suriah, Afganistan atau Irak saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi. Kita harus bersyukur atas nikmat bisa berkumpul dan beribadah dengan tenang. Alhamdulillah kita diberi Allah negara yang indah, aman, dan tenteram yang bernama NKRI. Karenanya mari kita rawat NKRI," paparnya.

Dia menyebutkan, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa amatlah penting. Proses pemilihan umum (pemilu) dari mulai awal hingga pasca pemilihan, suasana kurang baik. Sebab, banyak masyarakat saling hujat di media sosial, berseteru, saling benci hanya karena berbeda pandangan politik.

"Yang paling mengkhawatirkan adalah saling hujat sesama umat Islam. Padahal di Indonesia hampir 80 persen penduduknya memeluk Islam. Kita tidak boleh terus berseteru, semua rakyat harus rukun, damai dan bersatu untuk NKRI," pesannya.

 

Baca juga : Ganjar, Ulama dan Tokoh Lintas Agama Doakan Perdamaian Indonesia


Bagikan :

SEMARANG - Skretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono menyampaikan, jika semua umat Islam mampu memegang dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Alquran, segala permasalahan bangsa dapat diatasi bersama.

"Berbagai persoalan bangsa seperti radikalisme, terorisme, intoleransi, persekusi, maupun penyebaran ujaran kebencian, serta berita bohong akan mental dan dapat diatasi bersama," ujarnya saat memberi sambutan pada Peringatan Nuzulul Quran tingkat Provinsi Jateng di Wisma Perdamaian Kota Semarang, Kamis (23/5/2019).

Kegiatan yang dirangkai dengan tarawih keliling yang digelar oleh Badan Amalan Islam (BAI) Jateng bekerja sama dengan Pemprov Jateng itu, juga dihadiri Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng KH Ahmad Daroji, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI M Effendi, Kepala Wilayah Kementerian Agama Jateng Drs H Farhani, dan Rektor Universitas Diponegoro Prof Yos Johan Utama.

Sri Puryono menjelaskan, pada bulan Ramadan, Alquran diturunkan sebagai pedoman hidup bagi umat manusia. Kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ini, diharapkan bisa menjadi tuntunan umat Islam dalam menjalankan syariat agama serta fitrahnya sebagai penerus umat di bumi.

Perintah membaca Alquran yang diperintahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad mengandung makna mendalam dan luas. Yakni tidak hanya membaca dalam arti harfiah, tetapi juga pada pemahaman isi kandungan setiap ayatnya untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan begitu, akan menjadi sumber motivasi manusia dalam menjalani kehidupan secara selaras, serasi dan seimbang. Amalan nyata itulah yang justru menjadi esensi mendasar, sehingga Alquran tidak sekadar sebagai buku bacaan. "Alquran mengajarkan berbagai aspek kehidupan baik mental, spiritual, kehidupan bermasyarakat, sains, fenomena alam, politik, dan sebagainya," katanya.

Pada kesempatan itu, Sri Puryono mengajak umat Islam memanfaatkan momentum bulan Ramadan dan malam Nuzulul Quran untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dengan berpedoman Alquran agar selamat dan sejahtera di dunia maupun akhirat.

Selain itu, lanjut dia, Ramadan adalah bulan penuh kemuliaan dan keberkahan. Bahkan Allah melipatgandakan amalan-amalan kebaikan, membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.

"Bulan Ramadan menjadi salah satu kesempatan besar untuk berlomba-lomba dalam melaksanakan kewajiban, ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah untuk menggapai kemuliaan di akhirat," terangnya.

Senada, Prof Yos Johan Utama dalam tausiahnya menyampaikan bahwa umat Islam di Indonesia, termasuk di Jateng, harus bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah. Masyarakat dapat berkumpul dan melaksanakan ibadah dengan tenang dan bahagia di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kalau acara seperti ini diselenggakan di daerah Suriah, Afganistan atau Irak saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi. Kita harus bersyukur atas nikmat bisa berkumpul dan beribadah dengan tenang. Alhamdulillah kita diberi Allah negara yang indah, aman, dan tenteram yang bernama NKRI. Karenanya mari kita rawat NKRI," paparnya.

Dia menyebutkan, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa amatlah penting. Proses pemilihan umum (pemilu) dari mulai awal hingga pasca pemilihan, suasana kurang baik. Sebab, banyak masyarakat saling hujat di media sosial, berseteru, saling benci hanya karena berbeda pandangan politik.

"Yang paling mengkhawatirkan adalah saling hujat sesama umat Islam. Padahal di Indonesia hampir 80 persen penduduknya memeluk Islam. Kita tidak boleh terus berseteru, semua rakyat harus rukun, damai dan bersatu untuk NKRI," pesannya.

 

Baca juga : Ganjar, Ulama dan Tokoh Lintas Agama Doakan Perdamaian Indonesia


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu