Follow Us :              

Rusunawa Krapyak Kudus, Alternatif Tempat Isolasi Terpusat OTG Kudus Yang Enggan Keluar Kota

  13 June 2021  |   10:00:00  |   dibaca : 1392 
Kategori :
Bagikan :


Rusunawa Krapyak Kudus, Alternatif Tempat Isolasi Terpusat OTG Kudus Yang Enggan Keluar Kota

13 June 2021 | 10:00:00 | dibaca : 1392
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

KUDUS - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengejutkan puluhan pasien Covid-19 yang sedang berjemur di halaman depan Rusunawa, Bakalan, Krapyak, Kudus, Minggu (13/6/2021). Ganjar menyapa dan menanyakan kabar serta kondisi mereka dari kejauhan. 

“Yang penciumannya hilang siapa?" tanya Ganjar. 

Ganjar kembali bertanya apakah mereka masih bisa mencium, jika ada dari mereka yang buang angin. Pertanyaan ini kontan mengundang tawa. Di sana, Ganjar juga mendapat laporan terkait fasilitas yang ada di tempat isolasi tersebut. Para pasien mengeluhkan kurangnya hiburan seperti tidak adanya televisi. 

Nggak ada TV Pak, mau nonton Andin (peran dalam Sinetron Ikatan Cinta),” ujar salah seorang pasien memecah suasana. 

Suasana makin seru kala Ganjar melemparkan permintaan agar para pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi juga menjadi agen untuk kampanye protokol kesehatan. Saat itu, salah seorang pasien mengaku sudah berkirim pesan ke tetangganya. 

“Sudah Pak. Saya WA (Whatsapp) ke tetangga supaya jaga kesehatan, jaga prokes,” ujar ibu bernama Puji Astuti itu menyahut permintaan Ganjar. 

Ganjar lantas meminta Puji untuk menyampaikan pesan penting apa yang disampaikannya. Salah satu pesan yang disampaikan Puji adalah, tidak mengucilkan warga yang positif Covid-19. Atas jawaban itu, Puji mendapat acungan jempol oleh Ganjar. 

“Bagus banget pesannya, nih (saya) kasih hadiah ben (agar) tambah semangat. Saya nderek (ikut) titip ya Bapak Ibu, karena kayaknya penularannya cepet banget. Jangan pernah melepas masker. Jenengan nanti komunikasi sama keluarga, tonggone kabeh, maskere  (tetangganya semua maskernya) dipakai, jangan pernah dilepas. Oke?,” tutur Ganjar disambut kompak oleh para pasien Covid-19. 

Usai menyapa para pasien, Ganjar mengecek kapasitas lokasi tempat isolasi tersebut, yang ternyata masih cukup untuk menampung tambahan pasien. 

“Wah kalau gitu, kalau ada (pasien Covid-19), dorong ke sini aja. Daripada nanti yang ke Donohudan masalah. Komplain coba kita layani. Nanti kita bantu fasilitas. Mereka harus nyaman di sini,” tegas Ganjar kepada Bupati Kudus, Hartopo serta jajaran pejabat Pemerintah Kabupaten Kudus yang turut mendampingi. 

Ganjar menambahkan, menempatkan pasien Covid-19 asal Kudus di tempat itu, sangat tepat untuk merespon keinginan sebagian mereka yang enggan di isolasi keluar daerah, termasuk ke Asrama Haji Donohudan di Boyolali. Ia menyadari, psikologis tiap orang berbeda maka penanganannya juga harus disesuaikan. 

Nek ora kulino lungo, senenge di Kudus (Jika pasiennya tidak suka pergi, pasti akan lebih memilih di Kudus). Kalau yang senenge lungo (sukanya pergi) , dibawa ke mana aja mau. Maka dorong ke sini aja,” tegasnya. 

Ganjar juga kemudian menyampaikan keinginan para pasien soal menu makanan yang lebih variatif. Jika perlu, kata Ganjar, petugas di posko bisa berkomunikasi dengan pasien terkait menunya. 

“Mereka bukan objek, ini seperti tamu hotel. Wong loro (Orang sakit) kan perlu dimanja to? Kalau perlu sedikit-sedikit dicek pengine maem opo wae? (inginnya makan apa saja),” ujar Ganjar. 

Ganjar juga berpesan agar seluruh petugas tetap berhati-hati. Terutama saat berkontak erat dengan para pasien. Apalagi, varian baru Covid-19 dari India terdeteksi sudah masuk ke Kudus.


Bagikan :

KUDUS - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengejutkan puluhan pasien Covid-19 yang sedang berjemur di halaman depan Rusunawa, Bakalan, Krapyak, Kudus, Minggu (13/6/2021). Ganjar menyapa dan menanyakan kabar serta kondisi mereka dari kejauhan. 

“Yang penciumannya hilang siapa?" tanya Ganjar. 

Ganjar kembali bertanya apakah mereka masih bisa mencium, jika ada dari mereka yang buang angin. Pertanyaan ini kontan mengundang tawa. Di sana, Ganjar juga mendapat laporan terkait fasilitas yang ada di tempat isolasi tersebut. Para pasien mengeluhkan kurangnya hiburan seperti tidak adanya televisi. 

Nggak ada TV Pak, mau nonton Andin (peran dalam Sinetron Ikatan Cinta),” ujar salah seorang pasien memecah suasana. 

Suasana makin seru kala Ganjar melemparkan permintaan agar para pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi juga menjadi agen untuk kampanye protokol kesehatan. Saat itu, salah seorang pasien mengaku sudah berkirim pesan ke tetangganya. 

“Sudah Pak. Saya WA (Whatsapp) ke tetangga supaya jaga kesehatan, jaga prokes,” ujar ibu bernama Puji Astuti itu menyahut permintaan Ganjar. 

Ganjar lantas meminta Puji untuk menyampaikan pesan penting apa yang disampaikannya. Salah satu pesan yang disampaikan Puji adalah, tidak mengucilkan warga yang positif Covid-19. Atas jawaban itu, Puji mendapat acungan jempol oleh Ganjar. 

“Bagus banget pesannya, nih (saya) kasih hadiah ben (agar) tambah semangat. Saya nderek (ikut) titip ya Bapak Ibu, karena kayaknya penularannya cepet banget. Jangan pernah melepas masker. Jenengan nanti komunikasi sama keluarga, tonggone kabeh, maskere  (tetangganya semua maskernya) dipakai, jangan pernah dilepas. Oke?,” tutur Ganjar disambut kompak oleh para pasien Covid-19. 

Usai menyapa para pasien, Ganjar mengecek kapasitas lokasi tempat isolasi tersebut, yang ternyata masih cukup untuk menampung tambahan pasien. 

“Wah kalau gitu, kalau ada (pasien Covid-19), dorong ke sini aja. Daripada nanti yang ke Donohudan masalah. Komplain coba kita layani. Nanti kita bantu fasilitas. Mereka harus nyaman di sini,” tegas Ganjar kepada Bupati Kudus, Hartopo serta jajaran pejabat Pemerintah Kabupaten Kudus yang turut mendampingi. 

Ganjar menambahkan, menempatkan pasien Covid-19 asal Kudus di tempat itu, sangat tepat untuk merespon keinginan sebagian mereka yang enggan di isolasi keluar daerah, termasuk ke Asrama Haji Donohudan di Boyolali. Ia menyadari, psikologis tiap orang berbeda maka penanganannya juga harus disesuaikan. 

Nek ora kulino lungo, senenge di Kudus (Jika pasiennya tidak suka pergi, pasti akan lebih memilih di Kudus). Kalau yang senenge lungo (sukanya pergi) , dibawa ke mana aja mau. Maka dorong ke sini aja,” tegasnya. 

Ganjar juga kemudian menyampaikan keinginan para pasien soal menu makanan yang lebih variatif. Jika perlu, kata Ganjar, petugas di posko bisa berkomunikasi dengan pasien terkait menunya. 

“Mereka bukan objek, ini seperti tamu hotel. Wong loro (Orang sakit) kan perlu dimanja to? Kalau perlu sedikit-sedikit dicek pengine maem opo wae? (inginnya makan apa saja),” ujar Ganjar. 

Ganjar juga berpesan agar seluruh petugas tetap berhati-hati. Terutama saat berkontak erat dengan para pasien. Apalagi, varian baru Covid-19 dari India terdeteksi sudah masuk ke Kudus.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu