Follow Us :              

Antisipasi Cuaca Ekstrem, Pj Gubernur Upayakan Rekayasa Cuaca

  15 March 2024  |   09:00:00  |   dibaca : 388 
Kategori :
Bagikan :


Antisipasi Cuaca Ekstrem, Pj Gubernur Upayakan Rekayasa Cuaca

15 March 2024 | 09:00:00 | dibaca : 388
Kategori :
Bagikan :

Foto : Sigit (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Sigit (Humas Jateng)

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan mengupayakan modifikasi cuaca, guna mengantisipasi cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di Jateng. 

Hal itu disampaikan oleh Pj Gubernur Jateng, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., saat mengecek lokasi banjir dan sejumlah rumah pompa di Kota Semarang pada Jumat, 15 Maret 2024.

"Satu minggu ke depan, cuaca ekstrem masih perlu kita antisipasi. Insyaallah ada upaya, seperti rekayasa cuaca yang dilakukan oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)," ucapnya.

Hingga kini, Pemprov Jateng masih terus berkoordinasi dengan BNPB dan BMKG, terkait penanganan dan antisipasi bencana akibat cuaca ekstrem. 

"Rencananya, hari ini BNPB datang, dan akan melakukan rapat juga dengan BMKG, terkait kebutuhan yang diperlukan daerah, dan juga upaya rekayasa cuaca, sehingga intensitas curah hujan bisa ada pengalihan," kata Pj Gubernur.

Beberapa lokasi di Jateng yang menjadi perhatian adalah daerah Pantura, seperti Kota Semarang, Kabupaten Demak, Grobogan, Kendal, dan Pekalongan. Hal ini dilakukan, mengingat bencana banjir sudah terjadi di daerah-daerah tersebut. 

Selain itu, terdapat beberapa daerah rawan longsor yang juga memerlukan perhatian, seperti Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, dan Pemalang.

Terkait banjir di Kota Semarang, secara umum beberapa titik banjir sudah mulai surut. Termasuk beberapa lokasi yang dikunjungi oleh Pj Gubernur, yakni Stasiun Semarang Tawang, sekitar area Banjir Kanal Timur, dan sekitar Banjir Kanal Barat (Madukoro).

"Kemarin sempat viral, Semarang seperti lautan. Sekarang sudah surut, tadi pengungsi juga sudah ada yang kembali ke rumah. Tadi ke Stasiun Tawang sudah normal, sudah beroperasi,” ujarnya.

Pj Gubernur menjelaskan, di Kota Semarang setidaknya ada 38 pompa air, yaitu 10 pompa milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), 17 pompa milik Pemerintah Kota Semarang, dan 1 pompa milik Pemprov Jateng. Seluruh pompa tersebut, berfungsi cukup baik saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Semarang.

"Seluruh pompa normal. Cuma karena curah hujan yang tinggi, dan ditambah dengan banjir rob, sehingga memang perlu waktu. Pompa tetap berjalan, tetapi butuh waktu, dan baru tadi pagi Semarang bisa surut," jelasnya.

Diketahui, bencana banjir di Kota Semarang terjadi akibat tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir, bahkan hujan bisa terjadi satu hari penuh atau turun dalam beberapa hari. 

"Kemudian, ada pengaruh rob dan penurunan muka tanah," ungkap Pj Gubernur.


Bagikan :

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan mengupayakan modifikasi cuaca, guna mengantisipasi cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di Jateng. 

Hal itu disampaikan oleh Pj Gubernur Jateng, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., saat mengecek lokasi banjir dan sejumlah rumah pompa di Kota Semarang pada Jumat, 15 Maret 2024.

"Satu minggu ke depan, cuaca ekstrem masih perlu kita antisipasi. Insyaallah ada upaya, seperti rekayasa cuaca yang dilakukan oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)," ucapnya.

Hingga kini, Pemprov Jateng masih terus berkoordinasi dengan BNPB dan BMKG, terkait penanganan dan antisipasi bencana akibat cuaca ekstrem. 

"Rencananya, hari ini BNPB datang, dan akan melakukan rapat juga dengan BMKG, terkait kebutuhan yang diperlukan daerah, dan juga upaya rekayasa cuaca, sehingga intensitas curah hujan bisa ada pengalihan," kata Pj Gubernur.

Beberapa lokasi di Jateng yang menjadi perhatian adalah daerah Pantura, seperti Kota Semarang, Kabupaten Demak, Grobogan, Kendal, dan Pekalongan. Hal ini dilakukan, mengingat bencana banjir sudah terjadi di daerah-daerah tersebut. 

Selain itu, terdapat beberapa daerah rawan longsor yang juga memerlukan perhatian, seperti Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, dan Pemalang.

Terkait banjir di Kota Semarang, secara umum beberapa titik banjir sudah mulai surut. Termasuk beberapa lokasi yang dikunjungi oleh Pj Gubernur, yakni Stasiun Semarang Tawang, sekitar area Banjir Kanal Timur, dan sekitar Banjir Kanal Barat (Madukoro).

"Kemarin sempat viral, Semarang seperti lautan. Sekarang sudah surut, tadi pengungsi juga sudah ada yang kembali ke rumah. Tadi ke Stasiun Tawang sudah normal, sudah beroperasi,” ujarnya.

Pj Gubernur menjelaskan, di Kota Semarang setidaknya ada 38 pompa air, yaitu 10 pompa milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), 17 pompa milik Pemerintah Kota Semarang, dan 1 pompa milik Pemprov Jateng. Seluruh pompa tersebut, berfungsi cukup baik saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Semarang.

"Seluruh pompa normal. Cuma karena curah hujan yang tinggi, dan ditambah dengan banjir rob, sehingga memang perlu waktu. Pompa tetap berjalan, tetapi butuh waktu, dan baru tadi pagi Semarang bisa surut," jelasnya.

Diketahui, bencana banjir di Kota Semarang terjadi akibat tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir, bahkan hujan bisa terjadi satu hari penuh atau turun dalam beberapa hari. 

"Kemudian, ada pengaruh rob dan penurunan muka tanah," ungkap Pj Gubernur.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu