Follow Us :              

Kendalikan Laju Inflasi, Pemprov Jateng Perkuat Sinergi dan Gencarkan Berbagai Program

  02 May 2024  |   14:00:00  |   dibaca : 90 
Kategori :
Bagikan :


Kendalikan Laju Inflasi, Pemprov Jateng Perkuat Sinergi dan Gencarkan Berbagai Program

02 May 2024 | 14:00:00 | dibaca : 90
Kategori :
Bagikan :

Foto : Sigit (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Sigit (Humas Jateng)

SEMARANG – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno menyatakan, indikator makro inflasi di Jateng pada April 2024 dalam kondisi aman dan terkendali.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, inflasi Jawa Tengah pada April 2024, secara month to month (MtM) sebesar 0,20% atau lebih rendah dari inflasi nasional (0,25%).

Menurut Sekda, angka inflasi Jateng yang cukup terkendali tidak lepas dari peran berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Jateng, pemerintah kabupaten/kota, serta stakeholder terkait yang turut berupaya menjaga laju perekonomian di Jateng.

"Inflasi harus dipantau setiap hari, karena perkembangannya sangat dinamis, sehingga kolaborasi bersama untuk mengendalikan inflasi harus kita lakukan," ucapnya di Kantor BPS Jateng, Kota Semarang pada 2 Mei 2024.

Sekda menyampaikan, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan inflasi, di antaranya dengan menyelenggarakan Gerakan Pangan Murah (GPM), menyalurkan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD), memberikan subsidi harga pangan, serta memfasilitasi distribusi pangan.

Selain itu, adanya program toko Pangan Aman Tersedia untuk Warga Kita (Pandawa Kita) juga diharapkan dapat diterapkan di tiap-tiap daerah sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi. Saat ini, bahkan program tersebut sudah direplikasi di Kabupaten Kudus, Banyumas, Wonogiri, Cilacap, Wonosobo, Rembang, Surakarta, dan Kota Tegal.

Sesuai dengan namanya, toko Pandawa Kita didirikan untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan pokok masyarakat, terutama beras dengan harga yang lebih murah dari harga pasaran. 

Keberadaan toko tersebut dinilai menjadi salah satu cara untuk mempercepat distribusi pangan. Sebab, toko Pandawa Kita bisa langsung menerima pasokan bahan pangan dari para petani. 

"Kami berharap, Pandawa Kita juga direplikasi di kabupaten/kota lain," ucap Sekda.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Dadang Hadiwan menyampaikan, fluktuasi angka inflasi Jawa Tengah disebabkan oleh naik turunnya harga di berbagai komoditas.

"Dilihat dari kelompok pengeluaran, inflasi April 2024, salah satunya dipengaruhi transportasi, terutama transportasi antarkota, perawatan pribadi, dan jasa lainnya," katanya. 

Sementara itu, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi (MtM) pada April 2024 di Jateng, antara lain bawang merah, emas perhiasan, angkutan antarkota, bawang putih, minyak goreng, tarif kereta api, tomat, bayam, dan lain sebagainya.

"Di sisi lain, andil deflasi terjadi, karena komoditas beras, telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit, dan buncis," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno menyatakan, indikator makro inflasi di Jateng pada April 2024 dalam kondisi aman dan terkendali.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, inflasi Jawa Tengah pada April 2024, secara month to month (MtM) sebesar 0,20% atau lebih rendah dari inflasi nasional (0,25%).

Menurut Sekda, angka inflasi Jateng yang cukup terkendali tidak lepas dari peran berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Jateng, pemerintah kabupaten/kota, serta stakeholder terkait yang turut berupaya menjaga laju perekonomian di Jateng.

"Inflasi harus dipantau setiap hari, karena perkembangannya sangat dinamis, sehingga kolaborasi bersama untuk mengendalikan inflasi harus kita lakukan," ucapnya di Kantor BPS Jateng, Kota Semarang pada 2 Mei 2024.

Sekda menyampaikan, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan inflasi, di antaranya dengan menyelenggarakan Gerakan Pangan Murah (GPM), menyalurkan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD), memberikan subsidi harga pangan, serta memfasilitasi distribusi pangan.

Selain itu, adanya program toko Pangan Aman Tersedia untuk Warga Kita (Pandawa Kita) juga diharapkan dapat diterapkan di tiap-tiap daerah sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi. Saat ini, bahkan program tersebut sudah direplikasi di Kabupaten Kudus, Banyumas, Wonogiri, Cilacap, Wonosobo, Rembang, Surakarta, dan Kota Tegal.

Sesuai dengan namanya, toko Pandawa Kita didirikan untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan pokok masyarakat, terutama beras dengan harga yang lebih murah dari harga pasaran. 

Keberadaan toko tersebut dinilai menjadi salah satu cara untuk mempercepat distribusi pangan. Sebab, toko Pandawa Kita bisa langsung menerima pasokan bahan pangan dari para petani. 

"Kami berharap, Pandawa Kita juga direplikasi di kabupaten/kota lain," ucap Sekda.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Dadang Hadiwan menyampaikan, fluktuasi angka inflasi Jawa Tengah disebabkan oleh naik turunnya harga di berbagai komoditas.

"Dilihat dari kelompok pengeluaran, inflasi April 2024, salah satunya dipengaruhi transportasi, terutama transportasi antarkota, perawatan pribadi, dan jasa lainnya," katanya. 

Sementara itu, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi (MtM) pada April 2024 di Jateng, antara lain bawang merah, emas perhiasan, angkutan antarkota, bawang putih, minyak goreng, tarif kereta api, tomat, bayam, dan lain sebagainya.

"Di sisi lain, andil deflasi terjadi, karena komoditas beras, telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit, dan buncis," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu