Follow Us :              

Keamanan Daerah Dinilai Kondusif, Investor Terus Berdatangan ke Jawa Tengah

  03 May 2024  |   13:30:00  |   dibaca : 197 
Kategori :
Bagikan :


Keamanan Daerah Dinilai Kondusif, Investor Terus Berdatangan ke Jawa Tengah

03 May 2024 | 13:30:00 | dibaca : 197
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SEMARANG – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengatakan, situasi dan kondisi keamanan di daerahnya cukup kondusif. Bahkan, sejumlah investor terus berdatangan untuk menanamkan investasi di Jateng.

Diketahui kerja sama terbaru dilakukan oleh perusahaan produsen motor listrik asal China, Sunra yang merealisasikan pembangunan pabrik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal pada Jumat, 3 Mei 2024.

Perjanjian investasi yang dilakukan oleh Sunra dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terlaksana pada acara Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2023 lalu, dan baru teralisasi di tahun 2024.

Pj Gubernur menilai, masuknya kerja sama tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi Jateng, antara lain meningkatkan iklim investasi, menyerap tenaga kerja, sarana untuk mengembangkan wawasan, serta menumbuhkan perekonomian daerah.

“Investasi ini juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Jateng. Bisa dalam bentuk pekerjaan, syukur-syukur ada transfer teknologi dan pengetahuan kepada masyarakat," tuturnya saat menerima audiensi Direksi Sunra di Kantor Gubernur Jateng pada Jumat, 3 Mei 2024.

Pj Gubernur mengatakan, Pemprov Jateng senantiasa memberikan jaminan keamanan agar para investor merasa nyaman menanamkan modal dan berinvestasi di Jateng.

"Kami menjamin, bahwa di Jateng ini bisa dikatakan cukup kondusif. Masyarakat di sini welcome. Tidak pernah berbuat suatu permasalahan. Jika suatu saat ada oknum, kami akan menindak tegas," ungkapnya.

Sementara itu, Board Chairman Sunra, Zhang Chongshun menyampaikan, Indonesia adalah lokasi pertama bagi Sunra melakukan ekspansi ke luar negeri. Sebelumnya, pihaknya sudah melakukan survei ke beberapa negara, namun tidak menemukan tempat yang cocok.

Zhang membeberkan, salah satu faktor yang membuat Sunra menjatuhkan pilihannya di Jateng adalah keharmonisan masyarakatnya. Ketika bertemu dengan calon penjual (dealer) komunikasinya baik, sehingga merasa ada kedekatan.

Ia menceritakan, Sunra mulai memproduksi sepeda motor listrik dan sepeda listrik pada tahun 1997. Hinggi kini, Sunra memiliki 5 pangkalan produksi di China dengan jumlah produksi mencapai 10 juta unit per tahun. Rencananya untuk pabrik di Kendal nanti, pada tahap pertama akan diproduksi sebanyak 1 juta unit, untuk memenuhi kebutuhan negara Asia.

"Tahun 2025 di Bulan Mei, rencananya sudah bisa berproduksi. Jadi pada saat produksi, kami akan pakai tenaga sekitar 1.500 orang (dan) 95 persen (pekerja) memakai tenaga lokal," tutur Zhang.

Selain menggunakan tenaga kerja lokal, pihaknya juga akan menggunakan bahan baku dari Indonesia. Bahkan, bahan baku untuk komponen utama, sebagian besar sudah tersedia di Indonesia. Hanya sebagian kecil kehutuhan yang perlu dikirim dari luar negeri.

"Ada komponen-komponen yang sementara masih perlu impor. Karena itu, rencananya di tahun depan, kami akan ajak pabrik yang bikin komponen (pendukung/pelengkap) itu, investasi di sini (Indonesia)," bebernya.

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, nilai investasi di Jateng terus melonjak. Tercatat nilai investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp77,02 triliun, jumlah itu mengalami peningkatan daripada tahun 2022 (Rp68,4 triliun) dan tahun 2021 (Rp59,79 triliun).


Bagikan :

SEMARANG – Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengatakan, situasi dan kondisi keamanan di daerahnya cukup kondusif. Bahkan, sejumlah investor terus berdatangan untuk menanamkan investasi di Jateng.

Diketahui kerja sama terbaru dilakukan oleh perusahaan produsen motor listrik asal China, Sunra yang merealisasikan pembangunan pabrik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal pada Jumat, 3 Mei 2024.

Perjanjian investasi yang dilakukan oleh Sunra dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terlaksana pada acara Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2023 lalu, dan baru teralisasi di tahun 2024.

Pj Gubernur menilai, masuknya kerja sama tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi Jateng, antara lain meningkatkan iklim investasi, menyerap tenaga kerja, sarana untuk mengembangkan wawasan, serta menumbuhkan perekonomian daerah.

“Investasi ini juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Jateng. Bisa dalam bentuk pekerjaan, syukur-syukur ada transfer teknologi dan pengetahuan kepada masyarakat," tuturnya saat menerima audiensi Direksi Sunra di Kantor Gubernur Jateng pada Jumat, 3 Mei 2024.

Pj Gubernur mengatakan, Pemprov Jateng senantiasa memberikan jaminan keamanan agar para investor merasa nyaman menanamkan modal dan berinvestasi di Jateng.

"Kami menjamin, bahwa di Jateng ini bisa dikatakan cukup kondusif. Masyarakat di sini welcome. Tidak pernah berbuat suatu permasalahan. Jika suatu saat ada oknum, kami akan menindak tegas," ungkapnya.

Sementara itu, Board Chairman Sunra, Zhang Chongshun menyampaikan, Indonesia adalah lokasi pertama bagi Sunra melakukan ekspansi ke luar negeri. Sebelumnya, pihaknya sudah melakukan survei ke beberapa negara, namun tidak menemukan tempat yang cocok.

Zhang membeberkan, salah satu faktor yang membuat Sunra menjatuhkan pilihannya di Jateng adalah keharmonisan masyarakatnya. Ketika bertemu dengan calon penjual (dealer) komunikasinya baik, sehingga merasa ada kedekatan.

Ia menceritakan, Sunra mulai memproduksi sepeda motor listrik dan sepeda listrik pada tahun 1997. Hinggi kini, Sunra memiliki 5 pangkalan produksi di China dengan jumlah produksi mencapai 10 juta unit per tahun. Rencananya untuk pabrik di Kendal nanti, pada tahap pertama akan diproduksi sebanyak 1 juta unit, untuk memenuhi kebutuhan negara Asia.

"Tahun 2025 di Bulan Mei, rencananya sudah bisa berproduksi. Jadi pada saat produksi, kami akan pakai tenaga sekitar 1.500 orang (dan) 95 persen (pekerja) memakai tenaga lokal," tutur Zhang.

Selain menggunakan tenaga kerja lokal, pihaknya juga akan menggunakan bahan baku dari Indonesia. Bahkan, bahan baku untuk komponen utama, sebagian besar sudah tersedia di Indonesia. Hanya sebagian kecil kehutuhan yang perlu dikirim dari luar negeri.

"Ada komponen-komponen yang sementara masih perlu impor. Karena itu, rencananya di tahun depan, kami akan ajak pabrik yang bikin komponen (pendukung/pelengkap) itu, investasi di sini (Indonesia)," bebernya.

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, nilai investasi di Jateng terus melonjak. Tercatat nilai investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp77,02 triliun, jumlah itu mengalami peningkatan daripada tahun 2022 (Rp68,4 triliun) dan tahun 2021 (Rp59,79 triliun).


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu