Follow Us :              

Awal Tahun 2018 KIK Tarik 39 Investor

  07 June 2018  |   15:00:00  |   dibaca : 497 
Kategori :
Bagikan :


Awal Tahun 2018 KIK Tarik 39 Investor

07 June 2018 | 15:00:00 | dibaca : 497
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SEMARANG - Lokasinya yang strategis di jalur utama Pantura Jawa membuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal semakin seksi untuk berinvestasi. Aksesibilitas menuju pelabuhan dan bandara mudah dijangkau dan dekat dengan jalur kereta api. Selain itu, Kendal merupakan salah satu daerah yang mendapatkan fasilitas Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK).    

"Pada prinsipnya,  Pemerintah Kabupaten Kendal sangat mendukung upaya Kawasan Industri Kendal (KIK) yang akan mengusulkan menjadi salah satu kawasan ekonomi khusus (KEK)," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Kendal Moh Toha saat menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal di Crowne Hotel, Kamis (7/6/2018).

Senada dengan Moh Toha, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP juga mengungkapkan dukungan pemerintah provinsi terhadap pengembangan KEK yang memberikan dampak positif pada geliat investasi di Jateng.

"Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memberikan dukungan penuh bagi pengembangan kawasan industri ini. Apalagi pemerintah pusat telah menempatkan Kendal menjadi KEK, maka perlakuan terhadap para investor akan lebih dimudahkan," ujarnya.

Sri Puryono membeberkan,  per Januari 2018 Kawasan Industri Kendal (KIK)  telah menarik 39 investor yang berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, China dan Jepang dengan menyerap tenaga kerja sekitar 1.949 orang. Berbagai investasi yang masuk seperti industri furnitur, makanan, kemasan makanan, baja, label printing dan boneka.

Saat ini terdapat dua perusahaan industri yang telah beroperasi, yaitu PT. Tat Wai Industries dari Singapura yang didirikan di atas lahan 10.000 meter persegi dan PT. APP Timber dari Malaysia yang menempati lahan 10.024 meter persegi dengan jenis usaha pengolahan kayu. Selain itu, ada 12 perusahaan yang masih dalam konstruksi. Pada tahun ini akan direncanakan dibangun 14 perusahaan.

"Perkembangan KEK pada fase 1, yakni menggarap 1.000 hektare lahan dengan target 300 tenant dan potensi tenaga kerja sekitar 500.000 orang pada 2025.

Sri Puryono menjelaskan, dengan ditetapkannya Kendal sebagai KEK tentu akan memberikan efek positif bagi peningkatan investasi di Jawa Tengah. KIK ditargetkan menyerap potensi investasi hingga Rp 200 triliun. Nilai investasi pembangunan KIK pada tahap pertama diperkirakan mencapai Rp 7 triliun dengan total lahan seluas 860 hektare dan diperkirakan akan selesai dalam lima tahun ke depan.

"Pembangunan KIK direncanakan sampai tiga tahap dengan total lahan seluas 2.700 hektare untuk menjadi kawasan industri terpadu yang didukung oleh pengembangan zona industri, pelabuhan, Fashion City, dan permukiman," pungkasnya.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Jangan Andalkan Komoditas Sebagai Motor Utama Ekonomi


Bagikan :

SEMARANG - Lokasinya yang strategis di jalur utama Pantura Jawa membuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal semakin seksi untuk berinvestasi. Aksesibilitas menuju pelabuhan dan bandara mudah dijangkau dan dekat dengan jalur kereta api. Selain itu, Kendal merupakan salah satu daerah yang mendapatkan fasilitas Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK).    

"Pada prinsipnya,  Pemerintah Kabupaten Kendal sangat mendukung upaya Kawasan Industri Kendal (KIK) yang akan mengusulkan menjadi salah satu kawasan ekonomi khusus (KEK)," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Kendal Moh Toha saat menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal di Crowne Hotel, Kamis (7/6/2018).

Senada dengan Moh Toha, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP juga mengungkapkan dukungan pemerintah provinsi terhadap pengembangan KEK yang memberikan dampak positif pada geliat investasi di Jateng.

"Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memberikan dukungan penuh bagi pengembangan kawasan industri ini. Apalagi pemerintah pusat telah menempatkan Kendal menjadi KEK, maka perlakuan terhadap para investor akan lebih dimudahkan," ujarnya.

Sri Puryono membeberkan,  per Januari 2018 Kawasan Industri Kendal (KIK)  telah menarik 39 investor yang berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, China dan Jepang dengan menyerap tenaga kerja sekitar 1.949 orang. Berbagai investasi yang masuk seperti industri furnitur, makanan, kemasan makanan, baja, label printing dan boneka.

Saat ini terdapat dua perusahaan industri yang telah beroperasi, yaitu PT. Tat Wai Industries dari Singapura yang didirikan di atas lahan 10.000 meter persegi dan PT. APP Timber dari Malaysia yang menempati lahan 10.024 meter persegi dengan jenis usaha pengolahan kayu. Selain itu, ada 12 perusahaan yang masih dalam konstruksi. Pada tahun ini akan direncanakan dibangun 14 perusahaan.

"Perkembangan KEK pada fase 1, yakni menggarap 1.000 hektare lahan dengan target 300 tenant dan potensi tenaga kerja sekitar 500.000 orang pada 2025.

Sri Puryono menjelaskan, dengan ditetapkannya Kendal sebagai KEK tentu akan memberikan efek positif bagi peningkatan investasi di Jawa Tengah. KIK ditargetkan menyerap potensi investasi hingga Rp 200 triliun. Nilai investasi pembangunan KIK pada tahap pertama diperkirakan mencapai Rp 7 triliun dengan total lahan seluas 860 hektare dan diperkirakan akan selesai dalam lima tahun ke depan.

"Pembangunan KIK direncanakan sampai tiga tahap dengan total lahan seluas 2.700 hektare untuk menjadi kawasan industri terpadu yang didukung oleh pengembangan zona industri, pelabuhan, Fashion City, dan permukiman," pungkasnya.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Jangan Andalkan Komoditas Sebagai Motor Utama Ekonomi


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu