Follow Us :              

Perbedaan Adalah Anugerah, Presiden Ajak Jaga Persatuan

  15 July 2018  |   11:00:00  |   dibaca : 692 
Kategori :
Bagikan :


Perbedaan Adalah Anugerah, Presiden Ajak Jaga Persatuan

15 July 2018 | 11:00:00 | dibaca : 692
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

KARANGANYAR - Presiden RI Ir H Joko Widodo melakukan prosesi peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Pondok Pesantren Majlis Tafsir Alquran (MTA) di Dusun Tunggul Sari, Desa Pojok, Mojogedang, Karanganyar Minggu (15/7/2018). Ponpes MTA akan dibangun dengan konsep hijau (green concept) di atas lahan seluas kurang lebih 10 hektare. 

"Akan dibangun ponpes modern  green concept dengan total biaya sebesar Rp 50 miliar. Tujuannya, karena MTA adalah lembaga dakwah, maka dakwah ini harus berkesinambungan, jalan terus sepanjang masa. Perlu disiapkan generasi penerus untuk melanjutkan tugas dakwah yang harus lebih baik dan lebih canggih. Perlu dipersiapkan pula sarana prasarana yang memadai untuk mencapai tujuan tersebut," terang Pimpinan Pusat MTA Ustadz Drs Ahmad Sukina yang menghadiri acara tersebut.

Ahmad Sukina membeberkan, pembangunan Ponpes MTA dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama akan dibangun fasilitas utama ponpes, meliputi masjid, asrama, dan sekolah yang ditargetkan tuntas selama delapan bulan. Pembagunan ponpes didanai oleh warga MTA dan dibangun oleh alumni SMA MTA Surakarta.

Ponpes modern dengan konsep hijau itu menerapkan sistem Kuliyatul Mu'alimin Al Islamiyyah (KMI) atau setara dengan pendidikan SMP dan SMA yang ditempuh selama enam tahun. Di dalamnya diberikan materi pendidikan umum dan diniyah. Ponpes MTA juga memiliki program khusus menghafal Alquran (tahfidz). 

"Lulusan Ponpes MTA diharapkan bertauhid kuat, berakhlakul karimah, tidak hanya bisa membaca kitab, tapi juga pandai berbahasa Arab dengan fasih. Begitu pula, bisa berbahasa Inggris dengan aktif. Selain itu, hafidzul Quran," jelas Ahmad Sukina.

Selain melakukan peletakan batu pertama, Presiden Joko Widodo juga melakukan penandatangan prasasti peresmian asrama putri SMA MTA yang berlokasi di Desa Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta.  Asrama putri berlantai empat itu mampu menampung 460 siswi.

"Asrama putri tersebut dibangun di atas tanah seluas 1.200 meter persegi. Luas bangunannya 3.600 meter persegi. Pembangunan selesai dengan total biaya Rp15.581.600.000. Semuanya sudah selesai (dibangun)," terangnya.

Ahmad Sukina berharap siswa belajar dan istirahat dengan nyaman. Sehingga dapat memacu belajar mereka lebih maju dan lebih betah tinggal di asrama.

Presiden Joko Widodo menuturkan, pembangunan ponpes dan asrama putri tersebut menunjukkan bahwa MTA memiliki visi besar dalam dakwah Islam.  

"Saya melihat MTA betul-betul memiliki sebuah visi besar dalam dakwah yang kita tahu saat ini negara Indonesia terkena intervensi atau masukan nilai-nilai budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai ke-Indonesiaan kita. Pembangunan masyarakat yang berakhlakul karimah saya kira menjadi pekerjaan besar kita agar nilai-nilai bangsa kita tidak berubah," ujarnya.

Kepala negara berpesan agar warga muslim  menjaga tali persaudaraan. Karena Indonesia adalah negara besar dan keberagaman suku, agama, bahasa, dan adat istiadat merupakan wujud anugerah Tuhan.

"Saya mengajak kita semuanya untuk terus merawat ukhuwah Islamiyah kita. Karena memang anugerah Allah SWT yang diberikan kepada kita adalah berbeda-beda suku, agama, bahasa daerah, adat istiadat," pungkasnya.

Presiden juga turut andil dalam pembangunan ponpes MTA, yakni dengan membangun sebuah asrama tiga lantai. Pada acara peletakan batu pertama itu, presiden didampingi oleh Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dan Forkopimda Jateng.

(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca jugaBeda Tak Masalah, Yang Penting Rukun


Bagikan :

KARANGANYAR - Presiden RI Ir H Joko Widodo melakukan prosesi peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Pondok Pesantren Majlis Tafsir Alquran (MTA) di Dusun Tunggul Sari, Desa Pojok, Mojogedang, Karanganyar Minggu (15/7/2018). Ponpes MTA akan dibangun dengan konsep hijau (green concept) di atas lahan seluas kurang lebih 10 hektare. 

"Akan dibangun ponpes modern  green concept dengan total biaya sebesar Rp 50 miliar. Tujuannya, karena MTA adalah lembaga dakwah, maka dakwah ini harus berkesinambungan, jalan terus sepanjang masa. Perlu disiapkan generasi penerus untuk melanjutkan tugas dakwah yang harus lebih baik dan lebih canggih. Perlu dipersiapkan pula sarana prasarana yang memadai untuk mencapai tujuan tersebut," terang Pimpinan Pusat MTA Ustadz Drs Ahmad Sukina yang menghadiri acara tersebut.

Ahmad Sukina membeberkan, pembangunan Ponpes MTA dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama akan dibangun fasilitas utama ponpes, meliputi masjid, asrama, dan sekolah yang ditargetkan tuntas selama delapan bulan. Pembagunan ponpes didanai oleh warga MTA dan dibangun oleh alumni SMA MTA Surakarta.

Ponpes modern dengan konsep hijau itu menerapkan sistem Kuliyatul Mu'alimin Al Islamiyyah (KMI) atau setara dengan pendidikan SMP dan SMA yang ditempuh selama enam tahun. Di dalamnya diberikan materi pendidikan umum dan diniyah. Ponpes MTA juga memiliki program khusus menghafal Alquran (tahfidz). 

"Lulusan Ponpes MTA diharapkan bertauhid kuat, berakhlakul karimah, tidak hanya bisa membaca kitab, tapi juga pandai berbahasa Arab dengan fasih. Begitu pula, bisa berbahasa Inggris dengan aktif. Selain itu, hafidzul Quran," jelas Ahmad Sukina.

Selain melakukan peletakan batu pertama, Presiden Joko Widodo juga melakukan penandatangan prasasti peresmian asrama putri SMA MTA yang berlokasi di Desa Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta.  Asrama putri berlantai empat itu mampu menampung 460 siswi.

"Asrama putri tersebut dibangun di atas tanah seluas 1.200 meter persegi. Luas bangunannya 3.600 meter persegi. Pembangunan selesai dengan total biaya Rp15.581.600.000. Semuanya sudah selesai (dibangun)," terangnya.

Ahmad Sukina berharap siswa belajar dan istirahat dengan nyaman. Sehingga dapat memacu belajar mereka lebih maju dan lebih betah tinggal di asrama.

Presiden Joko Widodo menuturkan, pembangunan ponpes dan asrama putri tersebut menunjukkan bahwa MTA memiliki visi besar dalam dakwah Islam.  

"Saya melihat MTA betul-betul memiliki sebuah visi besar dalam dakwah yang kita tahu saat ini negara Indonesia terkena intervensi atau masukan nilai-nilai budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai ke-Indonesiaan kita. Pembangunan masyarakat yang berakhlakul karimah saya kira menjadi pekerjaan besar kita agar nilai-nilai bangsa kita tidak berubah," ujarnya.

Kepala negara berpesan agar warga muslim  menjaga tali persaudaraan. Karena Indonesia adalah negara besar dan keberagaman suku, agama, bahasa, dan adat istiadat merupakan wujud anugerah Tuhan.

"Saya mengajak kita semuanya untuk terus merawat ukhuwah Islamiyah kita. Karena memang anugerah Allah SWT yang diberikan kepada kita adalah berbeda-beda suku, agama, bahasa daerah, adat istiadat," pungkasnya.

Presiden juga turut andil dalam pembangunan ponpes MTA, yakni dengan membangun sebuah asrama tiga lantai. Pada acara peletakan batu pertama itu, presiden didampingi oleh Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dan Forkopimda Jateng.

(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca jugaBeda Tak Masalah, Yang Penting Rukun


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu