Follow Us :              

Biskuit PMT, Tekan Gizi Buruk Anak

  09 January 2017  |   15:00:00  |   dibaca : 981 
Kategori :
Bagikan :


Biskuit PMT, Tekan Gizi Buruk Anak

09 January 2017 | 15:00:00 | dibaca : 981
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Batang– Mata Warsini langsung berbinar dan tersenyum gembira begitu Presiden RI Ir H Joko Widodo meminta wanita yang hamil lima bulan itu segera mengambil sepeda untuk dibawa pulang. Warga Kelurahan Klidang Lor, Kabupaten Batang itu tidak menyangka bakal mendapat hadiah istimewa dari orang nomor satu di Indonesia. Ia mendapat hadiah setelah berhasil menjawab pertanyaan Presiden Jokowi tentang jenis makanan mengandung protein.

 

Tidak hanya ibu hamil, mantan Wali Kota Surakarta itu juga menyediakan dua unit sepeda untuk anak sekolah dan orangtua balita yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar, seperti menghafal Pancasila dan nama-nama provinsi yang ada di Indonesia. Beberapa pertanyaan ringan tersebut membuat seribuan warga yang hadir dalam penyerahan PMT di Lapangan Klidang Lor antusias untuk menjawabnya.

 

Selain menyisipkan kuis berhadiah sepeda, dalam kunjungan kerjanya di Jawa Tengah tersebut Presiden Jokowi juga menyosialisasikan pentingnya asupan gizi bagi ibu hamil dan anak-anak sekaligus menyerahkan PMT kepada ratusan warga Batang.

 

“Anak-anak kita sekarang ini, baik yang masih dalam kandungan, balita, maupun sekolah dasar atau pun TK harus menjadi anak sehat dan cerdas. Indonesia ingin 10, 20, bahkan 30 tahun yang akan datang bisa berkompetisi dengan negara lain. Modalnya apa? Modalnya adalah sumber daya manusia,” ujar Jokowi saat memberi pengarahan pada penyerahan PMT di kampung nelayan Kelurahan Klidang Lor, Batang, Senin (9/1).

 

Menurutnya, program PMT sebagai upaya menangani masalah gizi anak-anak, sehingga generasi Indonesia kelak mampu berkompetisi dengan negara lain. Dia mengingatkan, PMT berupa biskuit ini hanya makanan tambahan. Anak-anak dan ibu hamil tetap harus mengonsumsi makanan bernutrisi, seperti ikan, telur, tahu, dan tempe. Apalagi sebagian wilayah Batang merupakan kawasan pesisir, sehingga mudah mendapatkan ikan sebagai makanan sumber protein.

 

Selain mengkonsumsi makanan bergizi, lanjut dia, ibu hamil juga harus rutin memeriksakan kandungan di Posyandu atau Puskesmas. Demikian pula para orang tua balita harus rajin menimbang anaknya supaya tahu kondisi kesehatan dan tumbuh kembang anak.

 

Jokowi menyarankan ibu hamil usia kandungan satu sampai tiga bulan menambah konsumsinya dengan makan dua keping biskuit per hari, kehamilan lebih dari tiga bulan sedikitnya tiga keping biskuit per hari. Sedangkan balita umur satu tahun, di samping makanan pokok juga dianjurkan menambah delapan keping biskuit per hari, usia satu sampai lima tahun 12 keping per hari, dan untuk anak-anak usia TK dan sekolah dasar masing-masing enam keping biskuit per hari.

 

Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek mengatakan, jumlah anak dengan gizi buruk di Kabupaten Batang masih sebesar 19 persen. Besaran tersebut di atas angka Jateng yang tercatat 16 persen. Balita stunting atau bertubuh pendek juga perlu mendapat perhatian karena masih jauh dari yang diharapkan. Dari harapan di bawah 20 persen, kondisi di Batang masih 23 persen.

 

“Kita harus benar-benar memperhatikan kesehatan anak-anak. Presiden datang ke sini dengan maksud mulia, yaitu membagikan makanan tambahan agar anak-anak sehat dan berkualitas, menjadi generasi pandai dan cerdas yang dapat menggantikan kita semua,” katanya.

 

Sementara itu Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo menyebutkan, pada 2012 Kabupaten Batang masuk kategori daerah miskin. Namun berdasarkan data hasil survei terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) 2016, Batang berhasil lepas dari kemiskinan, bahkan bisa meninggalkan 15 kabupaten dan kota kategori miskin di Jateng.

 

Berbagai program pemerintah pusat dan daerah terkait peningkatan kesehatan masyarakat, terutama untuk anak-anak dan ibu hamil, seperti program PMT telah dilaksanakan dengan baik. Pada 2016 jumlah ibu hamil di Jateng sebanyak 13.337 orang dan balita 59. 348 jiwa, sedangkan jumlah anak mengalami gizi buruk tercatat 36 anak.

 

“Yang berhasil didaftar ada 36 anak mengalami gizi buruk. Tapi kami yakin masih banyak lainnya yang belum ditemukan dan didata. Ini menjadi tanggung jawab kami melalui program dari pemerintah pusat dan daerah,” katanya.

 

Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur Jateng Drs H Heru Sudjatmoko berkenan menyerahkan PMT dan bahan pokok pangan seperti beras dan gula pasir kepada sejumlah perwakilan ibu hamil, balita, dan anak sekolah warga Batang. (Humas Jateng)


Bagikan :

Batang– Mata Warsini langsung berbinar dan tersenyum gembira begitu Presiden RI Ir H Joko Widodo meminta wanita yang hamil lima bulan itu segera mengambil sepeda untuk dibawa pulang. Warga Kelurahan Klidang Lor, Kabupaten Batang itu tidak menyangka bakal mendapat hadiah istimewa dari orang nomor satu di Indonesia. Ia mendapat hadiah setelah berhasil menjawab pertanyaan Presiden Jokowi tentang jenis makanan mengandung protein.

 

Tidak hanya ibu hamil, mantan Wali Kota Surakarta itu juga menyediakan dua unit sepeda untuk anak sekolah dan orangtua balita yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar, seperti menghafal Pancasila dan nama-nama provinsi yang ada di Indonesia. Beberapa pertanyaan ringan tersebut membuat seribuan warga yang hadir dalam penyerahan PMT di Lapangan Klidang Lor antusias untuk menjawabnya.

 

Selain menyisipkan kuis berhadiah sepeda, dalam kunjungan kerjanya di Jawa Tengah tersebut Presiden Jokowi juga menyosialisasikan pentingnya asupan gizi bagi ibu hamil dan anak-anak sekaligus menyerahkan PMT kepada ratusan warga Batang.

 

“Anak-anak kita sekarang ini, baik yang masih dalam kandungan, balita, maupun sekolah dasar atau pun TK harus menjadi anak sehat dan cerdas. Indonesia ingin 10, 20, bahkan 30 tahun yang akan datang bisa berkompetisi dengan negara lain. Modalnya apa? Modalnya adalah sumber daya manusia,” ujar Jokowi saat memberi pengarahan pada penyerahan PMT di kampung nelayan Kelurahan Klidang Lor, Batang, Senin (9/1).

 

Menurutnya, program PMT sebagai upaya menangani masalah gizi anak-anak, sehingga generasi Indonesia kelak mampu berkompetisi dengan negara lain. Dia mengingatkan, PMT berupa biskuit ini hanya makanan tambahan. Anak-anak dan ibu hamil tetap harus mengonsumsi makanan bernutrisi, seperti ikan, telur, tahu, dan tempe. Apalagi sebagian wilayah Batang merupakan kawasan pesisir, sehingga mudah mendapatkan ikan sebagai makanan sumber protein.

 

Selain mengkonsumsi makanan bergizi, lanjut dia, ibu hamil juga harus rutin memeriksakan kandungan di Posyandu atau Puskesmas. Demikian pula para orang tua balita harus rajin menimbang anaknya supaya tahu kondisi kesehatan dan tumbuh kembang anak.

 

Jokowi menyarankan ibu hamil usia kandungan satu sampai tiga bulan menambah konsumsinya dengan makan dua keping biskuit per hari, kehamilan lebih dari tiga bulan sedikitnya tiga keping biskuit per hari. Sedangkan balita umur satu tahun, di samping makanan pokok juga dianjurkan menambah delapan keping biskuit per hari, usia satu sampai lima tahun 12 keping per hari, dan untuk anak-anak usia TK dan sekolah dasar masing-masing enam keping biskuit per hari.

 

Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek mengatakan, jumlah anak dengan gizi buruk di Kabupaten Batang masih sebesar 19 persen. Besaran tersebut di atas angka Jateng yang tercatat 16 persen. Balita stunting atau bertubuh pendek juga perlu mendapat perhatian karena masih jauh dari yang diharapkan. Dari harapan di bawah 20 persen, kondisi di Batang masih 23 persen.

 

“Kita harus benar-benar memperhatikan kesehatan anak-anak. Presiden datang ke sini dengan maksud mulia, yaitu membagikan makanan tambahan agar anak-anak sehat dan berkualitas, menjadi generasi pandai dan cerdas yang dapat menggantikan kita semua,” katanya.

 

Sementara itu Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo menyebutkan, pada 2012 Kabupaten Batang masuk kategori daerah miskin. Namun berdasarkan data hasil survei terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) 2016, Batang berhasil lepas dari kemiskinan, bahkan bisa meninggalkan 15 kabupaten dan kota kategori miskin di Jateng.

 

Berbagai program pemerintah pusat dan daerah terkait peningkatan kesehatan masyarakat, terutama untuk anak-anak dan ibu hamil, seperti program PMT telah dilaksanakan dengan baik. Pada 2016 jumlah ibu hamil di Jateng sebanyak 13.337 orang dan balita 59. 348 jiwa, sedangkan jumlah anak mengalami gizi buruk tercatat 36 anak.

 

“Yang berhasil didaftar ada 36 anak mengalami gizi buruk. Tapi kami yakin masih banyak lainnya yang belum ditemukan dan didata. Ini menjadi tanggung jawab kami melalui program dari pemerintah pusat dan daerah,” katanya.

 

Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur Jateng Drs H Heru Sudjatmoko berkenan menyerahkan PMT dan bahan pokok pangan seperti beras dan gula pasir kepada sejumlah perwakilan ibu hamil, balita, dan anak sekolah warga Batang. (Humas Jateng)


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu