Follow Us :              

Direncanakan Ada Stan Khusus Batik di Bandara Ahmad Yani

  01 August 2018  |   10:00:00  |   dibaca : 342 
Kategori :
Bagikan :


Direncanakan Ada Stan Khusus Batik di Bandara Ahmad Yani

01 August 2018 | 10:00:00 | dibaca : 342
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SEMARANG – Sekretaris Daerah Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP membuka Pameran Batikcraft Vaganza 2018 di Paragon Mall Semarang, Rabu (1/8/2018). Pameran batik dan handycraft yang diselenggarakan Kadin Jawa Tengah selama lima hari mulai 1-5 Agustus 2018 ini diharapkan bisa menggalakkan masyarakat untuk lebih mencintai batik. Sehingga dapat mendorong para perajin dan UMKM batik terus berkreasi dan berinovasi dalam meningkatkan daya saing produknya.

Batik ungkapnya memiliki potensi cukup besar tidak hanya di pasar lokal namun dunia. Daya saing internasional ini yang harus terus dikembangkan dengan memperbanyak kreativitas dan inovasi agar batik tetap dicinta dan diminati.

Perajin harus bisa menyesuaikan kualitas dan standar produk dengan permintaan pasar, sehingga dalam mengembangkan usaha batik harus berpedoman pada 3K, yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas produksi, serta menjga kontinuitas produksi. Selama ini, imbuh Puryono, kendala yang dihadapi oleh para perajin adalah dalam meningkatkan kuantitas produk dan menjaga kontinuitas produksi. 

Sering kali mereka tidak sanggup untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup besar dan berkesinambungan sehingga banyak perajin yang tidak bisa memperlebar akses pasarnya. Karenanya dirinya meminta agar para pengrajin dan pelaku UMKM batik untuk bergabung membentuk satu koperasi agar pembinaan dan bantuan peralatan oleh pemerintah dapat mudah diberikan. “Makanya koperasi batik ini kita giatkan, mereka supaya bergabung dalam satu koperasi agar kita bina dan kita bantu fasilitasi peralatannya,” terangnya.

Tidak hanya membantu permodalan dan pelatihan maupun memfasilitasi peralatan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga terus membantu membukakan pasar untuk para perajin dan pelaku UMKM batik. Salah satunya yang akan direalisasi adalah dengan mengupayakan pendirian stan khusus UMKM utamanya batik di Jawa Tengah di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang.

“Nanti akan ada stan khusus UMKM salah satunya batik. Jadi begitu masuk di Semarang ciri khasnya ada konter batik se-Jawa Tengah,” tuturnya.

Puryono berharap dengan adanya pameran ini bisa mendorong masyarakat untuk lebih mencintai batik dan membelinya. Karena dengan membeli berarti juga mendorong pelestarian dan menghargai karya seni batik serta menghidupi para pengrajin dan UMKM batik yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan batik. “Kata kuncinya, membeli adalah membantu,” pendeknya

Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara Pameran Batikcraft Vaganza Heru Isnawan mengatakan sejak diselenggarakan pertama kali hingga kini memasuki tahun ke tujuh peserta dan pengunjung pameran selalu meningkat. Saat ini jumlah peserta mencapai 51 stand dari para pengrajin dan pelaku UMKM batik di Jawa Tengah maupun di Luar Jawa Tengah. Dirinya menargetkan omset di tahun ini melebih omset tahun lalu yang mencapai Rp 2,3 miliar.

Meski saat ini sudah memasuki dunia yang mengutamakan digitalisasi, namun pameran yang berbentuk offline ini tetap diusung agar para pengunjung bisa menikmati keindahan dari batik secara langsung. Sehingga harapannya akan ada perhatian dan apresiasi dari masyarakat terhadap batik dan mendorong mereka untuk membelinya.

“Kita hadirkan dalam bentuk offline agar para pengunjung bisa menikmati secara langsung, kalau online kan hanya melihat sekilas,” pungkasnya.
(Kukuh/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Ajak Siswa Belajar Wirausaha Lewat Expo


Bagikan :

SEMARANG – Sekretaris Daerah Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP membuka Pameran Batikcraft Vaganza 2018 di Paragon Mall Semarang, Rabu (1/8/2018). Pameran batik dan handycraft yang diselenggarakan Kadin Jawa Tengah selama lima hari mulai 1-5 Agustus 2018 ini diharapkan bisa menggalakkan masyarakat untuk lebih mencintai batik. Sehingga dapat mendorong para perajin dan UMKM batik terus berkreasi dan berinovasi dalam meningkatkan daya saing produknya.

Batik ungkapnya memiliki potensi cukup besar tidak hanya di pasar lokal namun dunia. Daya saing internasional ini yang harus terus dikembangkan dengan memperbanyak kreativitas dan inovasi agar batik tetap dicinta dan diminati.

Perajin harus bisa menyesuaikan kualitas dan standar produk dengan permintaan pasar, sehingga dalam mengembangkan usaha batik harus berpedoman pada 3K, yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas produksi, serta menjga kontinuitas produksi. Selama ini, imbuh Puryono, kendala yang dihadapi oleh para perajin adalah dalam meningkatkan kuantitas produk dan menjaga kontinuitas produksi. 

Sering kali mereka tidak sanggup untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup besar dan berkesinambungan sehingga banyak perajin yang tidak bisa memperlebar akses pasarnya. Karenanya dirinya meminta agar para pengrajin dan pelaku UMKM batik untuk bergabung membentuk satu koperasi agar pembinaan dan bantuan peralatan oleh pemerintah dapat mudah diberikan. “Makanya koperasi batik ini kita giatkan, mereka supaya bergabung dalam satu koperasi agar kita bina dan kita bantu fasilitasi peralatannya,” terangnya.

Tidak hanya membantu permodalan dan pelatihan maupun memfasilitasi peralatan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga terus membantu membukakan pasar untuk para perajin dan pelaku UMKM batik. Salah satunya yang akan direalisasi adalah dengan mengupayakan pendirian stan khusus UMKM utamanya batik di Jawa Tengah di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang.

“Nanti akan ada stan khusus UMKM salah satunya batik. Jadi begitu masuk di Semarang ciri khasnya ada konter batik se-Jawa Tengah,” tuturnya.

Puryono berharap dengan adanya pameran ini bisa mendorong masyarakat untuk lebih mencintai batik dan membelinya. Karena dengan membeli berarti juga mendorong pelestarian dan menghargai karya seni batik serta menghidupi para pengrajin dan UMKM batik yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan batik. “Kata kuncinya, membeli adalah membantu,” pendeknya

Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara Pameran Batikcraft Vaganza Heru Isnawan mengatakan sejak diselenggarakan pertama kali hingga kini memasuki tahun ke tujuh peserta dan pengunjung pameran selalu meningkat. Saat ini jumlah peserta mencapai 51 stand dari para pengrajin dan pelaku UMKM batik di Jawa Tengah maupun di Luar Jawa Tengah. Dirinya menargetkan omset di tahun ini melebih omset tahun lalu yang mencapai Rp 2,3 miliar.

Meski saat ini sudah memasuki dunia yang mengutamakan digitalisasi, namun pameran yang berbentuk offline ini tetap diusung agar para pengunjung bisa menikmati keindahan dari batik secara langsung. Sehingga harapannya akan ada perhatian dan apresiasi dari masyarakat terhadap batik dan mendorong mereka untuk membelinya.

“Kita hadirkan dalam bentuk offline agar para pengunjung bisa menikmati secara langsung, kalau online kan hanya melihat sekilas,” pungkasnya.
(Kukuh/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Ajak Siswa Belajar Wirausaha Lewat Expo


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu