Follow Us :              

Wiji, Balita 2,5 Tahun Idap Penyakit Langka

  01 August 2018  |   16:00:00  |   dibaca : 410 
Kategori :
Bagikan :


Wiji, Balita 2,5 Tahun Idap Penyakit Langka

01 August 2018 | 16:00:00 | dibaca : 410
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

KARANGANYAR - Dilihat dari fisiknya, Wiji Pinilih tampaknya balita yang sehat. Dia ceria, gerakannya lincah. Tapi ternyata anak kedua dari pasangan Rini Pujiastuti dan Sigit Purwanto, warga Desa Jengglong Kecamatan Karanganyar itu mengidap penyakit yang tergolong langka.

Saat Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menjenguk Wiji, Rabu (1/8/2018), ibunda Wiji menceritakan awal mula sakit anaknya. Kala itu, anaknya yang berusia 2 tahun 1 bulan tiba-tiba muntah dan BAB darah. 

"Kita bawa ke RS Moewardi, ada pendarahan di saluran cerna, varises eksofagus. Setelah dilakukan banyak periksaan, ternyata hipertensi porta. Jadi ada tekanan darah yang tinggi di pembuluh darah, dari usus menuju liver," jelasnya.

Sebelum dokter mengambil kesimpulan itu, lanjutnya, Wiji Pinilih sudah menjalani biopsi di hati. Biopsi untuk memastikan apakah hipertensi portanya disebabkan oleh livernya. Tapi ternyata tidak, dan yang menjadi penyebabnya dari pembuluh darah.

"Dalam waktu dekat Wiji akan menjalani operasi untuk membuat saluran baru dari pembuluh darah vena ke pembuluh darah kecil-kecil. Jadi membuat saluran baru agar tidak terjadi hipertensi karena kalau dibiarkan terus, suatu saat tekanannya bisa tinggi dan pecah pembuluh darahnya. Ini bukan untuk menyelesaikan tapi untuk mengurangi tekanan darahnya," urai dia.

Sementara ini, agar tekanan darah Wiji tidak naik, diberikan obat yang rutin diminum tiga kali sehari. 

Karena bukan sirosis, Gubernur Ganjar Pranowo mendoakan agar tidak perlu operasi cangkok hati. Pihaknya pun membantu berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dan Dinas Kesehatan untuk membantu meringankan upaya pengobatan. 

"Saya tadi sudah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dan dinas. Insyaa Allah banyak yang membantu meringankan biaya. Cuma memang penanganan masih menunggu pemeriksaan lebih lanjut. Katanya dari biopsi bukan sirosis, jadi tidak perlu cangkok. Mudah-mudahan bisa segera ditangani," harapnya.
(Rita/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Suroso: Saya Ingin Menemani Masa Tua Ibu Saya


Bagikan :

KARANGANYAR - Dilihat dari fisiknya, Wiji Pinilih tampaknya balita yang sehat. Dia ceria, gerakannya lincah. Tapi ternyata anak kedua dari pasangan Rini Pujiastuti dan Sigit Purwanto, warga Desa Jengglong Kecamatan Karanganyar itu mengidap penyakit yang tergolong langka.

Saat Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menjenguk Wiji, Rabu (1/8/2018), ibunda Wiji menceritakan awal mula sakit anaknya. Kala itu, anaknya yang berusia 2 tahun 1 bulan tiba-tiba muntah dan BAB darah. 

"Kita bawa ke RS Moewardi, ada pendarahan di saluran cerna, varises eksofagus. Setelah dilakukan banyak periksaan, ternyata hipertensi porta. Jadi ada tekanan darah yang tinggi di pembuluh darah, dari usus menuju liver," jelasnya.

Sebelum dokter mengambil kesimpulan itu, lanjutnya, Wiji Pinilih sudah menjalani biopsi di hati. Biopsi untuk memastikan apakah hipertensi portanya disebabkan oleh livernya. Tapi ternyata tidak, dan yang menjadi penyebabnya dari pembuluh darah.

"Dalam waktu dekat Wiji akan menjalani operasi untuk membuat saluran baru dari pembuluh darah vena ke pembuluh darah kecil-kecil. Jadi membuat saluran baru agar tidak terjadi hipertensi karena kalau dibiarkan terus, suatu saat tekanannya bisa tinggi dan pecah pembuluh darahnya. Ini bukan untuk menyelesaikan tapi untuk mengurangi tekanan darahnya," urai dia.

Sementara ini, agar tekanan darah Wiji tidak naik, diberikan obat yang rutin diminum tiga kali sehari. 

Karena bukan sirosis, Gubernur Ganjar Pranowo mendoakan agar tidak perlu operasi cangkok hati. Pihaknya pun membantu berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dan Dinas Kesehatan untuk membantu meringankan upaya pengobatan. 

"Saya tadi sudah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dan dinas. Insyaa Allah banyak yang membantu meringankan biaya. Cuma memang penanganan masih menunggu pemeriksaan lebih lanjut. Katanya dari biopsi bukan sirosis, jadi tidak perlu cangkok. Mudah-mudahan bisa segera ditangani," harapnya.
(Rita/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Suroso: Saya Ingin Menemani Masa Tua Ibu Saya


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu