Follow Us :              

Pengurus Budaya Harus Mau dan Mampu

  10 August 2018  |   13:00:00  |   dibaca : 720 
Kategori :
Bagikan :


Pengurus Budaya Harus Mau dan Mampu

10 August 2018 | 13:00:00 | dibaca : 720
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SRAGEN - Mengurus budaya membutuhkan kemauan dan kemampuan dari berbagai pihak agar seni budaya daerah tidak punah tergerus budaya asing. Terlebih pada era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi seperti sekarang.  

"Pengurus budaya itu kudu mau dan mampu. Apalagi sekarang tidak sedikit seni budaya tradisional sudah hampir punah," ujar Sekda Jateng Sri Puryono KS MP usai melantik pengurus Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Kabupaten Sragen periode 2018-2023 di Pendapa Sumonegaran, Sragen, Jumat (10/8/2018).

Sekda yang sekaligus Ketua Umum KSBN Jateng itu mengatakan, Sragen merupakan salah satu daerah gudangnya seni budaya. Beragam seni dan budaya lokal ada di Sragen, seperti tayub, sinden, serta karawitan. Seni budaya bukan hanya karawitan ataupun wayang, namun dolanan tradisional juga termasuk seni budaya.

Ia mengatakan, amanat UU No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, mendorong pembentukan KSBN di tingkat kabupaten/kota sebagai upaya pelestarian sekaligus pengembangan kesenian.

"Saya nitip kepada Sekda di daerah untuk menyisihkan anggaran ke dinas yang membidangi kebudayaan. Sehingga jangan sampai budaya yang maju tidak dapat muncul karena keterbatasan anggaran," pintanya.

Dalam kesempatan tersebut, Sekda  mengapresiasi semangat para seniman di Sragen yang terus menggali dan melestarikan budaya lokal agar tidak punah tergerus budaya asing. Salah satunya tari persembahan saji yang ditampilkan sebagai wujud rasa syukur dan menyambut tamu. 

Ketua KSBN Sragen Tatag Prabawanto, dalam sambutannya meminta para pelaku seni bersatu padi menggali  dan menghidupkan serta beragam budaya  lokal yang sekarang hampir punah akibat pengaruh globalisasi dan tergerus kemajuan teknologi informasi.

Menurutnya, budaya menggunakan bahasa Jawa merupakan salah satu budaya yang kini banyak ditinggalkan masyarakat. Kondisi tersebut karena pada era modernisasi seperti sekarang, anak-anak sebagai generasi bangsa lebih banyak berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.

"Bahasa Jawa semestinya menjadi muatan lokal yang wajib di sekolah. Selain itu menghidupkan basis-pengetahuan seni dan budaya agar terus lestari. Tugas kita bersama menjaga marwah seni budaya asli daerah dan nusantara," bebernya.

Keberadaan KSBN di tingkat daerah diharapkan memberi banyak warna, sehingga seni budaya yang ada di Indonesia termasuk di Sragen menjadi menjadi perekat dan pemersatu bangsa.

Selain itu, seni budaya Sragen diharapkan menjadi kesenian unggulan Jawa Tengah sekaligus di Indonesia pada umumnya.
(Marni/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Bersama Bangun Indonesia Lewat Budaya


Bagikan :

SRAGEN - Mengurus budaya membutuhkan kemauan dan kemampuan dari berbagai pihak agar seni budaya daerah tidak punah tergerus budaya asing. Terlebih pada era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi seperti sekarang.  

"Pengurus budaya itu kudu mau dan mampu. Apalagi sekarang tidak sedikit seni budaya tradisional sudah hampir punah," ujar Sekda Jateng Sri Puryono KS MP usai melantik pengurus Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Kabupaten Sragen periode 2018-2023 di Pendapa Sumonegaran, Sragen, Jumat (10/8/2018).

Sekda yang sekaligus Ketua Umum KSBN Jateng itu mengatakan, Sragen merupakan salah satu daerah gudangnya seni budaya. Beragam seni dan budaya lokal ada di Sragen, seperti tayub, sinden, serta karawitan. Seni budaya bukan hanya karawitan ataupun wayang, namun dolanan tradisional juga termasuk seni budaya.

Ia mengatakan, amanat UU No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, mendorong pembentukan KSBN di tingkat kabupaten/kota sebagai upaya pelestarian sekaligus pengembangan kesenian.

"Saya nitip kepada Sekda di daerah untuk menyisihkan anggaran ke dinas yang membidangi kebudayaan. Sehingga jangan sampai budaya yang maju tidak dapat muncul karena keterbatasan anggaran," pintanya.

Dalam kesempatan tersebut, Sekda  mengapresiasi semangat para seniman di Sragen yang terus menggali dan melestarikan budaya lokal agar tidak punah tergerus budaya asing. Salah satunya tari persembahan saji yang ditampilkan sebagai wujud rasa syukur dan menyambut tamu. 

Ketua KSBN Sragen Tatag Prabawanto, dalam sambutannya meminta para pelaku seni bersatu padi menggali  dan menghidupkan serta beragam budaya  lokal yang sekarang hampir punah akibat pengaruh globalisasi dan tergerus kemajuan teknologi informasi.

Menurutnya, budaya menggunakan bahasa Jawa merupakan salah satu budaya yang kini banyak ditinggalkan masyarakat. Kondisi tersebut karena pada era modernisasi seperti sekarang, anak-anak sebagai generasi bangsa lebih banyak berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.

"Bahasa Jawa semestinya menjadi muatan lokal yang wajib di sekolah. Selain itu menghidupkan basis-pengetahuan seni dan budaya agar terus lestari. Tugas kita bersama menjaga marwah seni budaya asli daerah dan nusantara," bebernya.

Keberadaan KSBN di tingkat daerah diharapkan memberi banyak warna, sehingga seni budaya yang ada di Indonesia termasuk di Sragen menjadi menjadi perekat dan pemersatu bangsa.

Selain itu, seni budaya Sragen diharapkan menjadi kesenian unggulan Jawa Tengah sekaligus di Indonesia pada umumnya.
(Marni/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Bersama Bangun Indonesia Lewat Budaya


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu