Follow Us :              

Pesan Moral di Gelaran Festival Ketoprak Pelajar

  16 September 2018  |   20:00:00  |   dibaca : 5143 
Kategori :
Bagikan :


Pesan Moral di Gelaran Festival Ketoprak Pelajar

16 September 2018 | 20:00:00 | dibaca : 5143
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

KLATEN – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP kagum menyaksikan ketoprak yang dimainkan Pelajar dari SMP Krista Grasia pada Penutupan Festival Ketoprak Pelajar ke-9 di Auditorium SD Krista Grasia Klaten, Minggu (16/9/2018) malam. Ketoprak tersebut dinilai ketoprak paling kreatif yang pernah ia tonton selama ini.

Kekaguman Ganjar tidak hanya terletak pada akting para pelajar yang bisa menjiwai masing-masing karakter yang diperankan, namun juga tata panggungnya yang penuh inovatif. Hal ini karena panggung ketoprak yang dipakai lebih modern dibanding panggung ketoprak pada umumnya. Selain menggunakan giant screen untuk menampilkan gambar yang lebih hidup, ketoprak kali ini juga menampilkan efek hujan yang sangat menarik perhatiannya.

“Panggungnya sudah bagus, ada hujannya, ada merconnya. Latarnya tidak pakai geber tapi pakai giant screen yang hidup, anak-anak mainnya sungguh-sungguh, ada lucunya, yang serius juga bagus,” katanya.

Yang paling menarik perhatiannya saat pertunjukan para pelajar juga menyisipkan pesan-pesan moral, sosial, kemasyarakatan dan juga politik kepada masyarakat. Pada salah satu adegan ada dialog yang menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak menyogok dengan uang. Di adegan lain para pelajar juga menyampaikan di tahun politik tidak boleh menyebar hoax yang menimbulkan perpecahan.

“Ketoprak ini sebenarnya bisa membawa pesan-pesan kepada masyarakat apa pun. Tadi ada akting yang menarik mereka bilang ‘minta uang dulu, time is money’ tapi begitu dikasih ‘oh tidak boleh kamu tukang nyogok ya, awas lho tak laporin KPK,’. Sebenarnya mereka anak-anak SMP yang bisa membawa pesan-pesan bagus,” ujarnya.

Ganjar menilai festival ketoprak yang sudah berjalan selama sembilan tahun ini harus terus diselenggarakan secara rutin dan dijadikan kalender tetap. Dirinya juga menyampaikan Klaten yang selalu menjadi tuan rumah festival ketoprak pelajar ini bisa menjadi pioneer tidak hanya pelestarian seni budaya, namun juga mengembangkannya.

Ganjar berharap kegiatan seperti ini bisa menular ke kabupaten/kota lainnya. Dirinya membayangkan setiap bulan pemkab/kota di Jawa Tengah menyelenggarakan seni budaya yang di dalammnya ada kolabarasi dari pemain seni profesional, para pejabat dan pelajar. Sehingga akan muncul generasi-generasi penerus yang cinta dan mengembangkan seni budayanya.

“Saya ingin pemkab/kota di Jawa Tengah itu ngunduh seni budaya boleh ketoprak boleh wayangan boleh kesenian daerah lain sebulan sekali saja. Yang main nanti pemain profesional, pejabatnya, dan para pelajar. Maka seni budaya kita akan bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, sehingga kita akan bisa senang, cinta, dan mengembangkan seni budaya,” tuturnya.

Sementara itu, Yudha Febrian Siswa SMP Krista Grasia yang memerankan tokoh Buto merasa senang pertunjukan ketopraknya disaksikan langsung oleh Gubernur Ganjar Pranowo. Tidak hanya itu, Ganjar juga memuji dan mengapresiasi penampilannya. Ia dan teman-temannya harus latihan selama dua bulan untuk mempersiapkan pertunjukan ketoprak ini.

“Latihannya sekitar dua bulan, Pak” jawabnya saat ditanya Ganjar diatas panggung.


(Kukuh/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Selendang Ganjar Melotrok, Penonton Terpingkal


Bagikan :

KLATEN – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP kagum menyaksikan ketoprak yang dimainkan Pelajar dari SMP Krista Grasia pada Penutupan Festival Ketoprak Pelajar ke-9 di Auditorium SD Krista Grasia Klaten, Minggu (16/9/2018) malam. Ketoprak tersebut dinilai ketoprak paling kreatif yang pernah ia tonton selama ini.

Kekaguman Ganjar tidak hanya terletak pada akting para pelajar yang bisa menjiwai masing-masing karakter yang diperankan, namun juga tata panggungnya yang penuh inovatif. Hal ini karena panggung ketoprak yang dipakai lebih modern dibanding panggung ketoprak pada umumnya. Selain menggunakan giant screen untuk menampilkan gambar yang lebih hidup, ketoprak kali ini juga menampilkan efek hujan yang sangat menarik perhatiannya.

“Panggungnya sudah bagus, ada hujannya, ada merconnya. Latarnya tidak pakai geber tapi pakai giant screen yang hidup, anak-anak mainnya sungguh-sungguh, ada lucunya, yang serius juga bagus,” katanya.

Yang paling menarik perhatiannya saat pertunjukan para pelajar juga menyisipkan pesan-pesan moral, sosial, kemasyarakatan dan juga politik kepada masyarakat. Pada salah satu adegan ada dialog yang menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak menyogok dengan uang. Di adegan lain para pelajar juga menyampaikan di tahun politik tidak boleh menyebar hoax yang menimbulkan perpecahan.

“Ketoprak ini sebenarnya bisa membawa pesan-pesan kepada masyarakat apa pun. Tadi ada akting yang menarik mereka bilang ‘minta uang dulu, time is money’ tapi begitu dikasih ‘oh tidak boleh kamu tukang nyogok ya, awas lho tak laporin KPK,’. Sebenarnya mereka anak-anak SMP yang bisa membawa pesan-pesan bagus,” ujarnya.

Ganjar menilai festival ketoprak yang sudah berjalan selama sembilan tahun ini harus terus diselenggarakan secara rutin dan dijadikan kalender tetap. Dirinya juga menyampaikan Klaten yang selalu menjadi tuan rumah festival ketoprak pelajar ini bisa menjadi pioneer tidak hanya pelestarian seni budaya, namun juga mengembangkannya.

Ganjar berharap kegiatan seperti ini bisa menular ke kabupaten/kota lainnya. Dirinya membayangkan setiap bulan pemkab/kota di Jawa Tengah menyelenggarakan seni budaya yang di dalammnya ada kolabarasi dari pemain seni profesional, para pejabat dan pelajar. Sehingga akan muncul generasi-generasi penerus yang cinta dan mengembangkan seni budayanya.

“Saya ingin pemkab/kota di Jawa Tengah itu ngunduh seni budaya boleh ketoprak boleh wayangan boleh kesenian daerah lain sebulan sekali saja. Yang main nanti pemain profesional, pejabatnya, dan para pelajar. Maka seni budaya kita akan bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, sehingga kita akan bisa senang, cinta, dan mengembangkan seni budaya,” tuturnya.

Sementara itu, Yudha Febrian Siswa SMP Krista Grasia yang memerankan tokoh Buto merasa senang pertunjukan ketopraknya disaksikan langsung oleh Gubernur Ganjar Pranowo. Tidak hanya itu, Ganjar juga memuji dan mengapresiasi penampilannya. Ia dan teman-temannya harus latihan selama dua bulan untuk mempersiapkan pertunjukan ketoprak ini.

“Latihannya sekitar dua bulan, Pak” jawabnya saat ditanya Ganjar diatas panggung.


(Kukuh/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Selendang Ganjar Melotrok, Penonton Terpingkal


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu