Follow Us :              

Potensi Wisata Religi Jateng Luar Biasa

  23 September 2018  |   12:00:00  |   dibaca : 2481 
Kategori :
Bagikan :


Potensi Wisata Religi Jateng Luar Biasa

23 September 2018 | 12:00:00 | dibaca : 2481
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Potensi wisata religi di Jawa Tengah hendaknya betul-betul dikembangkan. Karimunjawa misalnya, kepulauan di Laut Jawa yang masih menjadi bagian dari Kabupaten Jepara itu, dapat menjadi destinasi wisata yang mempesona tanpa meninggalkan suasana Islami penduduknya.

"Wisata religi Jateng itu luar biasa. Saya tidak ingin Karimunjawa jadi Bali yang kedua. Padat, ramai, tur turise nganggo klambi cekak. Iso ora dewe duwe pantai sing indah, pulaune cantik, ning suasana Islaminya harus tetap terjaga?," tutur Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, SH MIP saat menghadiri Pengajian Umum dalam rangka Haul Akbar Ki Ageng Pandanaran, Minggu (23/9/2018).

Alumnus UGM itu menceritakan, wisata religi di Jawa Tengah mengundang decak kagum banyak orang. Ganjar mencontohkan, seorang mualaf asal Merauke, Papua bahkan rela berpergian ke Kabupaten Batang untuk memenuhi rasa ingin tahunya tentang makam salah satu penyebar agama Islam 700 tahun silam.

Wisata religi Makam Ki Ageng Pandanaran pun menyimpan kisah menarik bagi para pelancong. Ki Ageng Pandanaran tak hanya dikenal sebagai bupati pertama di Semarang, namun juga penyebar agama Islam di daerah tersebut.

"Bisa diceritakan Ki Ageng Pandanaran itu siapa. Bagaimana beliau menyebarkan agama Islam. Kok anak cucunya alus, seneng tetulung, guyub rukun. Ini sebuah cerita luar biasa," ujar Ganjar.

Mantan anggota DPR RI itu menambahkan, selain destinasi wisata religi, kegiatan keagamaan seperti sholawatan juga menjadi daya tarik tersendiri. Ganjar menuturkan, duta besar Inggris di Indonesia yang beragama Islam pun ternyata amat senang ketika diundang untuk hadir pada acara sholawatan.

"Saya bayangkan kalau panjenengan suatu ketika bisa mendatangkan tokoh-tokoh internasional hadir di sini itu luar biasa. Contoh yang saya pernah ajak adalah dubes Inggris di Indonesia. Beliau muslim. Pernah suatu ketika beliau berkunjung ke sini, lalu malamnya saya ajak sholawatan. Beliau senang sekali karena di Inggris tidak ada (sholawatan)  Ternyata negeri kita kalau dilihat dari luar begitu indahnya," pungkasnya sembari tersenyum.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : "Dalan Sampun Sae Nggih Dijaga"


Bagikan :

SEMARANG - Potensi wisata religi di Jawa Tengah hendaknya betul-betul dikembangkan. Karimunjawa misalnya, kepulauan di Laut Jawa yang masih menjadi bagian dari Kabupaten Jepara itu, dapat menjadi destinasi wisata yang mempesona tanpa meninggalkan suasana Islami penduduknya.

"Wisata religi Jateng itu luar biasa. Saya tidak ingin Karimunjawa jadi Bali yang kedua. Padat, ramai, tur turise nganggo klambi cekak. Iso ora dewe duwe pantai sing indah, pulaune cantik, ning suasana Islaminya harus tetap terjaga?," tutur Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, SH MIP saat menghadiri Pengajian Umum dalam rangka Haul Akbar Ki Ageng Pandanaran, Minggu (23/9/2018).

Alumnus UGM itu menceritakan, wisata religi di Jawa Tengah mengundang decak kagum banyak orang. Ganjar mencontohkan, seorang mualaf asal Merauke, Papua bahkan rela berpergian ke Kabupaten Batang untuk memenuhi rasa ingin tahunya tentang makam salah satu penyebar agama Islam 700 tahun silam.

Wisata religi Makam Ki Ageng Pandanaran pun menyimpan kisah menarik bagi para pelancong. Ki Ageng Pandanaran tak hanya dikenal sebagai bupati pertama di Semarang, namun juga penyebar agama Islam di daerah tersebut.

"Bisa diceritakan Ki Ageng Pandanaran itu siapa. Bagaimana beliau menyebarkan agama Islam. Kok anak cucunya alus, seneng tetulung, guyub rukun. Ini sebuah cerita luar biasa," ujar Ganjar.

Mantan anggota DPR RI itu menambahkan, selain destinasi wisata religi, kegiatan keagamaan seperti sholawatan juga menjadi daya tarik tersendiri. Ganjar menuturkan, duta besar Inggris di Indonesia yang beragama Islam pun ternyata amat senang ketika diundang untuk hadir pada acara sholawatan.

"Saya bayangkan kalau panjenengan suatu ketika bisa mendatangkan tokoh-tokoh internasional hadir di sini itu luar biasa. Contoh yang saya pernah ajak adalah dubes Inggris di Indonesia. Beliau muslim. Pernah suatu ketika beliau berkunjung ke sini, lalu malamnya saya ajak sholawatan. Beliau senang sekali karena di Inggris tidak ada (sholawatan)  Ternyata negeri kita kalau dilihat dari luar begitu indahnya," pungkasnya sembari tersenyum.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : "Dalan Sampun Sae Nggih Dijaga"


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu