Follow Us :              

Mahasiswa Diminta Berani Buat Terobosan Baru Demi Kemajuan Bangsa

  27 September 2018  |   09:00:00  |   dibaca : 258 
Kategori :
Bagikan :


Mahasiswa Diminta Berani Buat Terobosan Baru Demi Kemajuan Bangsa

27 September 2018 | 09:00:00 | dibaca : 258
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Mahasiswa dituntut semakin meningkatkan spirit intelektual sebagai salah satu pertahanan bangsa dengan mengamalkan tradisi ilmiah di kampus. Terlebih dalam upaya mewujudkan generasi emas 2045.

Salah satu laku intelektual yang harus dilakukan mahasiswa yakni melakukan kajian berbasis data terhadap apa yang dilakukan. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, karena untuk merealisasikan hal tersebut harus dilakukan dengan tekun, maka mahasiswa harus menjadi pelopor.

"Meski susah tapi harus dilakukan. Itulah tugas mahasiswa agar masyarakat kita terhindar dari fitnah," kata Ganjar saat memberi pengarahan Unissula Education Weekk 2018 dengan tema Inovasi Generasi Millenial dengan karya nyata menuju Indonesia Emas 2045 yang diselenggarakan BEM UNISSULA, Kamis (27/9/2018).

Ganjar lantas berkisah tentang polemik yang terjadi di Afghanistan dan Syuriah. Awal mula perang di sana, kata Ganjar, karena fitnah antaragama, antarsuku, fitnah antartokoh yang kemudian saling klaim kebenaran.

"Afganistan berapa sukunya? Tujuh. Ketika mereka ditanya kapan perang berakhir, mereka tidak tahu, kapan akan damai mereka juga tidak tahu. Seperti itu juga di Syuriah, seperti yang diceritakan Gus Yasin yang lulusan sana," katanya.

Di hadapan 1.500 mahasiswa, Ganjar berpesan agar menjadi generasi beradab, keteguhan keindonesiaan di kalangan mahasiswa harus diperkuat. Ganjar minta apa yang dilakukan mahasiswa harus bermuara untuk Indonesia.

Ia pun menyinggung keberhasilan BTS, salah satu band K-POP yang pidato di sela-sela agenda Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, pada Senin 24 September lalu. Sebagai informasi, personel BTS bergabung dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Presiden Bank Dunia Jim Yong-kim, dan Presiden Rwanda Paul Kagame dalam peluncuran kampanye Pemuda UNICEF, Generasi Tidak Terbatas.

"Sejauh mana bangsa ini mampu bertahan dari gempuran-gempuran eksternal, budayanya, ekonomi, tradisi, politik. Seperti Korea Selatan yang akhirnya melesat, salah satunya lewat K-POP. Terobosan-terobosan sepeti itu yang harus kita lakukan, mahasiswa utamanya," katanya.

Unissula Weekk 2018 berlangsung pada 24-27 September 2018 dan diiisi dengan berbagai rangkaian kegiatan. Di antaranya lomba debat nasional, lomba karya tulis ilmiah nasional dan seminar nasional yang menghadirkan Ketua Badan Pengkajian MPR RI Bambang Sadono, Alvien Fajhrin Nata (Creative & Creator) dan Yoga Muda (Founder of Loffle and Creative Marketing Rockstar).

"Selain diikuti 1.500 mahasiswa Unissula, perwakilan BEM seluruh Indonesia juga turun serta dalam rangkaian acara ini," kata Rektor Unissula, Ir Prabowo Setiyawan, ST, PhD.

(Kukuh/Puji/Humas Jateng)


Bagikan :

SEMARANG - Mahasiswa dituntut semakin meningkatkan spirit intelektual sebagai salah satu pertahanan bangsa dengan mengamalkan tradisi ilmiah di kampus. Terlebih dalam upaya mewujudkan generasi emas 2045.

Salah satu laku intelektual yang harus dilakukan mahasiswa yakni melakukan kajian berbasis data terhadap apa yang dilakukan. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, karena untuk merealisasikan hal tersebut harus dilakukan dengan tekun, maka mahasiswa harus menjadi pelopor.

"Meski susah tapi harus dilakukan. Itulah tugas mahasiswa agar masyarakat kita terhindar dari fitnah," kata Ganjar saat memberi pengarahan Unissula Education Weekk 2018 dengan tema Inovasi Generasi Millenial dengan karya nyata menuju Indonesia Emas 2045 yang diselenggarakan BEM UNISSULA, Kamis (27/9/2018).

Ganjar lantas berkisah tentang polemik yang terjadi di Afghanistan dan Syuriah. Awal mula perang di sana, kata Ganjar, karena fitnah antaragama, antarsuku, fitnah antartokoh yang kemudian saling klaim kebenaran.

"Afganistan berapa sukunya? Tujuh. Ketika mereka ditanya kapan perang berakhir, mereka tidak tahu, kapan akan damai mereka juga tidak tahu. Seperti itu juga di Syuriah, seperti yang diceritakan Gus Yasin yang lulusan sana," katanya.

Di hadapan 1.500 mahasiswa, Ganjar berpesan agar menjadi generasi beradab, keteguhan keindonesiaan di kalangan mahasiswa harus diperkuat. Ganjar minta apa yang dilakukan mahasiswa harus bermuara untuk Indonesia.

Ia pun menyinggung keberhasilan BTS, salah satu band K-POP yang pidato di sela-sela agenda Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, pada Senin 24 September lalu. Sebagai informasi, personel BTS bergabung dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Presiden Bank Dunia Jim Yong-kim, dan Presiden Rwanda Paul Kagame dalam peluncuran kampanye Pemuda UNICEF, Generasi Tidak Terbatas.

"Sejauh mana bangsa ini mampu bertahan dari gempuran-gempuran eksternal, budayanya, ekonomi, tradisi, politik. Seperti Korea Selatan yang akhirnya melesat, salah satunya lewat K-POP. Terobosan-terobosan sepeti itu yang harus kita lakukan, mahasiswa utamanya," katanya.

Unissula Weekk 2018 berlangsung pada 24-27 September 2018 dan diiisi dengan berbagai rangkaian kegiatan. Di antaranya lomba debat nasional, lomba karya tulis ilmiah nasional dan seminar nasional yang menghadirkan Ketua Badan Pengkajian MPR RI Bambang Sadono, Alvien Fajhrin Nata (Creative & Creator) dan Yoga Muda (Founder of Loffle and Creative Marketing Rockstar).

"Selain diikuti 1.500 mahasiswa Unissula, perwakilan BEM seluruh Indonesia juga turun serta dalam rangkaian acara ini," kata Rektor Unissula, Ir Prabowo Setiyawan, ST, PhD.

(Kukuh/Puji/Humas Jateng)


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu