Follow Us :              

Viralkan Kegiatan Komunitas Peduli Lingkungan

  27 September 2018  |   14:00:00  |   dibaca : 243 
Kategori :
Bagikan :


Viralkan Kegiatan Komunitas Peduli Lingkungan

27 September 2018 | 14:00:00 | dibaca : 243
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meninjau Curug Sigandulan yang ada di Dusun Gadingan Desa Sukorejo Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, Kamis (27/9/2018). Dirinya mengatakan curug tersebut memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan oleh masyarakat sekitar.

Ganjar menyebut dengan kejernihan dan kesegaran air yang dihasilkan sumber mata air di curug tersebut akan banyak investor yang meliriknya untuk dijadikan sebagai industri air kemasan. Namun, Ganjar meminta agar masyarakat tidak memperbolehkan investor masuk, dirinya meminta yang melakukan pengelolaan haruslah masyarakat sekitar dengan membuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bisa mendatangkan pendapatan mandiri untuk desa.

“Hari ini air kemasan makin dibutuhkan dan semua orang maunya praktis, apa yang terjadi sumber-sumber air seperti yang panjenengan punya sekarang dilirik oleh investor. Klaten sudah, tapi kalau di sini jangan, kalau mau membuat masyarakat saja yang membuat. Buat BUMDes, dikemas sendiri, dijual sendiri,” katanya usai meninjau curug.

Potensi lain, imbuh Ganjar, tentu saja pariwisata seperti halnya curug-curug di daerah lain. Dengan keindahan pemandangan alam  yang didukung pengelolaan dan penataan yang baik, dirinya yakin curug ini bisa menjadi favorit pengunjung untuk didatangi.

Namun dari semua potensi tersebut yang perlu diperhatikan adalah permasalahan sampah khususnya plastik yang saat ini menjadi isu lingkungan yang belum terselesaikan. Masalah tersebut bisa ditangani dengan adanya komunitas peduli lingkungan dan sekolah-sekolah sungai yang banyak bermunculan setelah kongres sungai yang diprakarsai Jawa Tengah.

Kepedulian masyarakat ini bisa menjadi motor dalam mengubah perilaku masyarakat yang biasanya menjadikan sungai sebagai tempat sampah dan toilet terpanjang. Namun itu saja tidak cukup, perlu kearifan lokal dan sanksi-sanksi sosial yang tegas agar bisa merubah perilaku buruk tersebut.

“Saat ini banyak masyarakat, komunitas-komunitas yang peduli, contohnya komunitas di dusun ini dan setelah kongres sungai, muncul sekolah-sekolah sungai, orang-orang yang peduli sehingga sumber-sumber air seperti ini dikonservasi. Tinggal dibuat aturan bisa perdes, atau perda, kalau perlu ada hukuman sosial atau sanksi sosial,” ujarnya.

Ganjar juga meminta agar setiap kegiatan komunitas dalam rangka melestarikan dan mengkonservasi sungai direkam dan diupload ke media sosial agar bisa diviralkan. Sehingga nantinya kegiatan tersebut akan banyak orang mengikuti kegiatan serupa dan memunculkan bibit-bibit baru yang peduli terhadap lingkungan alam.

“Saya minta, zaman sudah modern, semua kegiatan direkam, divideo, terus diupload dan menjadi cerita,” pungkasnya.

(Kukuh/Puji/Humas Jateng)


Bagikan :

MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meninjau Curug Sigandulan yang ada di Dusun Gadingan Desa Sukorejo Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, Kamis (27/9/2018). Dirinya mengatakan curug tersebut memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan oleh masyarakat sekitar.

Ganjar menyebut dengan kejernihan dan kesegaran air yang dihasilkan sumber mata air di curug tersebut akan banyak investor yang meliriknya untuk dijadikan sebagai industri air kemasan. Namun, Ganjar meminta agar masyarakat tidak memperbolehkan investor masuk, dirinya meminta yang melakukan pengelolaan haruslah masyarakat sekitar dengan membuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bisa mendatangkan pendapatan mandiri untuk desa.

“Hari ini air kemasan makin dibutuhkan dan semua orang maunya praktis, apa yang terjadi sumber-sumber air seperti yang panjenengan punya sekarang dilirik oleh investor. Klaten sudah, tapi kalau di sini jangan, kalau mau membuat masyarakat saja yang membuat. Buat BUMDes, dikemas sendiri, dijual sendiri,” katanya usai meninjau curug.

Potensi lain, imbuh Ganjar, tentu saja pariwisata seperti halnya curug-curug di daerah lain. Dengan keindahan pemandangan alam  yang didukung pengelolaan dan penataan yang baik, dirinya yakin curug ini bisa menjadi favorit pengunjung untuk didatangi.

Namun dari semua potensi tersebut yang perlu diperhatikan adalah permasalahan sampah khususnya plastik yang saat ini menjadi isu lingkungan yang belum terselesaikan. Masalah tersebut bisa ditangani dengan adanya komunitas peduli lingkungan dan sekolah-sekolah sungai yang banyak bermunculan setelah kongres sungai yang diprakarsai Jawa Tengah.

Kepedulian masyarakat ini bisa menjadi motor dalam mengubah perilaku masyarakat yang biasanya menjadikan sungai sebagai tempat sampah dan toilet terpanjang. Namun itu saja tidak cukup, perlu kearifan lokal dan sanksi-sanksi sosial yang tegas agar bisa merubah perilaku buruk tersebut.

“Saat ini banyak masyarakat, komunitas-komunitas yang peduli, contohnya komunitas di dusun ini dan setelah kongres sungai, muncul sekolah-sekolah sungai, orang-orang yang peduli sehingga sumber-sumber air seperti ini dikonservasi. Tinggal dibuat aturan bisa perdes, atau perda, kalau perlu ada hukuman sosial atau sanksi sosial,” ujarnya.

Ganjar juga meminta agar setiap kegiatan komunitas dalam rangka melestarikan dan mengkonservasi sungai direkam dan diupload ke media sosial agar bisa diviralkan. Sehingga nantinya kegiatan tersebut akan banyak orang mengikuti kegiatan serupa dan memunculkan bibit-bibit baru yang peduli terhadap lingkungan alam.

“Saya minta, zaman sudah modern, semua kegiatan direkam, divideo, terus diupload dan menjadi cerita,” pungkasnya.

(Kukuh/Puji/Humas Jateng)


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu