Follow Us :              

Ada Aplikasi Kalender Rob, Ganjar: Iki Apik, Langsung Tak Download

  31 October 2018  |   17:00:00  |   dibaca : 659 
Kategori :
Bagikan :


Ada Aplikasi Kalender Rob, Ganjar: Iki Apik, Langsung Tak Download

31 October 2018 | 17:00:00 | dibaca : 659
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir (PKMBRP) Universitas Diponegoro membuat sebuah aplikasi Kalender Rob. Aplikasi tersebut dibuat untuk memberikan informasi kepada masyarakat khususnya yang tinggal di wilayah pesisir yang menjadi langganan rob.

Peneliti senior PKMBRP Undip, Denny Nugroho mengatakan, kerusakan di daerah pesisir laut Jawa sudah sangat serius. Rob dan banjir selalu mengintai kawasan-kawasan pesisir di Pulau Jawa dan selalu menjadi momok.

"Untuk itu kami membuat kalender rob ini. Tujuannya untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait ketinggian air laut atau rob di kawasan-kawasan pesisir utara Jawa," kata Denny dalam acara dialog Gubernur di Radio, Mitigasi Bencana Jawa Tengah di Puri Gedeh, Rabu (31/10/2018).

Aplikasi Kalender Rob tersebut lanjut dia dapat memberikan informasi tentang ketinggian air laut. Pada tanggal berapa, jam berapa, air laut pasang dengan ketinggian berapa, semuanya terdeteksi.

"Jadi ini semacam early warning system bencana air pasang. Masyarakat dapat menggunakannya untuk antisipasi saat rob melanda, atau juga untuk keselamatan dan keamanan masyarakat pesisir," terangnya.

Aplikasi tersebut lanjut dia belum resmi diluncurkan. Meski begitu, aplikasi berbasis android itu sudah dapat diunduh secara gratis.

"Selain menggunakan teknologi, kami juga melakukan verifikasi data ke masyarakat Tanjung Mas Semarang," tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo langsung semangat untuk mengunduh aplikasi tersebut. Ia langsung mengambil handphone dan mendownload aplikasi tersebut.

"Iki apik, langsung tak donwload (ini menarik, langsung saya download)," kata Ganjar.

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu dapat melihat secara langsung terkait peta rob yang ada di Kota Semarang dalam aplikasi tersebut. Ganjar terkagum, karena tidak hanya tanggal terjadinya rob, aplikasi itu juga memberikan informasi jam terjadinya rob dan berapa ketinggian air pasang.

"Ini bagus, ini terlihat hari ini air rob naik pukul 17.15 setinggi 18 cm, nanti pukul 24.00 naik tapi tidak sampai satu meter. Jadi dengan informasi sedetail ini, masyarakat tentu akan semakin dimudahkan," tambah dia.

Menurut Ganjar, keterlibatan akademisi untuk persoalan mitigasi bencana memang sangat diperlukan. Dengan banyak pihak terlibat, maka proses mitigasi bencana akan dapat berjalan sesuai harapan.

"Nanti aplikasi ini akan saya pamerkan di medsos saya, agar dapat menjadi bahan pertimbangan untuk masyarakat. Semua jadi tahu, kapan akan rob, berapa ketinggiannya jadi bisa disiapkan," tegasnya.

Selain soal aplikasi Kalender Rob, dalam diskusi tersebut Ganjar juga menegaskan jika potensi bencan Jawa Tengah sangat besar. Semua bencana ada di Jateng, mulai kekeringan, banjir, gempa, tsunami, longsor dan bencana lainnya.

"Upaya mitigasi bencana selalu kami lakukan. Hanya memang untuk merubah kesadaran masyarakat ini yang tidak mudah. Saya meminta kepada komunitas pengurangan resiko bencana (PRB), BPBD, komunitas-komunitas untuk gencar melakukan pelatihan, minimal setahun dua kali," pungkasnya.

(Bowo/Puji/Humas Jateng)


Bagikan :

SEMARANG - Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir (PKMBRP) Universitas Diponegoro membuat sebuah aplikasi Kalender Rob. Aplikasi tersebut dibuat untuk memberikan informasi kepada masyarakat khususnya yang tinggal di wilayah pesisir yang menjadi langganan rob.

Peneliti senior PKMBRP Undip, Denny Nugroho mengatakan, kerusakan di daerah pesisir laut Jawa sudah sangat serius. Rob dan banjir selalu mengintai kawasan-kawasan pesisir di Pulau Jawa dan selalu menjadi momok.

"Untuk itu kami membuat kalender rob ini. Tujuannya untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait ketinggian air laut atau rob di kawasan-kawasan pesisir utara Jawa," kata Denny dalam acara dialog Gubernur di Radio, Mitigasi Bencana Jawa Tengah di Puri Gedeh, Rabu (31/10/2018).

Aplikasi Kalender Rob tersebut lanjut dia dapat memberikan informasi tentang ketinggian air laut. Pada tanggal berapa, jam berapa, air laut pasang dengan ketinggian berapa, semuanya terdeteksi.

"Jadi ini semacam early warning system bencana air pasang. Masyarakat dapat menggunakannya untuk antisipasi saat rob melanda, atau juga untuk keselamatan dan keamanan masyarakat pesisir," terangnya.

Aplikasi tersebut lanjut dia belum resmi diluncurkan. Meski begitu, aplikasi berbasis android itu sudah dapat diunduh secara gratis.

"Selain menggunakan teknologi, kami juga melakukan verifikasi data ke masyarakat Tanjung Mas Semarang," tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo langsung semangat untuk mengunduh aplikasi tersebut. Ia langsung mengambil handphone dan mendownload aplikasi tersebut.

"Iki apik, langsung tak donwload (ini menarik, langsung saya download)," kata Ganjar.

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu dapat melihat secara langsung terkait peta rob yang ada di Kota Semarang dalam aplikasi tersebut. Ganjar terkagum, karena tidak hanya tanggal terjadinya rob, aplikasi itu juga memberikan informasi jam terjadinya rob dan berapa ketinggian air pasang.

"Ini bagus, ini terlihat hari ini air rob naik pukul 17.15 setinggi 18 cm, nanti pukul 24.00 naik tapi tidak sampai satu meter. Jadi dengan informasi sedetail ini, masyarakat tentu akan semakin dimudahkan," tambah dia.

Menurut Ganjar, keterlibatan akademisi untuk persoalan mitigasi bencana memang sangat diperlukan. Dengan banyak pihak terlibat, maka proses mitigasi bencana akan dapat berjalan sesuai harapan.

"Nanti aplikasi ini akan saya pamerkan di medsos saya, agar dapat menjadi bahan pertimbangan untuk masyarakat. Semua jadi tahu, kapan akan rob, berapa ketinggiannya jadi bisa disiapkan," tegasnya.

Selain soal aplikasi Kalender Rob, dalam diskusi tersebut Ganjar juga menegaskan jika potensi bencan Jawa Tengah sangat besar. Semua bencana ada di Jateng, mulai kekeringan, banjir, gempa, tsunami, longsor dan bencana lainnya.

"Upaya mitigasi bencana selalu kami lakukan. Hanya memang untuk merubah kesadaran masyarakat ini yang tidak mudah. Saya meminta kepada komunitas pengurangan resiko bencana (PRB), BPBD, komunitas-komunitas untuk gencar melakukan pelatihan, minimal setahun dua kali," pungkasnya.

(Bowo/Puji/Humas Jateng)


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu