SEMARANG - Media sosial saat ini bukan hanya dimanfaatkan untuk memudahkan komunikasi. Perkembangan teknologi justru ada yang disalah gunakan untuk memecah belah dan saling menjelekkan. 

“Alat ini produk mutakhir yang perlu kita pertanyakan ulang, lebih banyak mudaratnya atau manfaatnya?,” ungkap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada acara pra Kongres Kebudayaan tingkat Jawa Tengah di Wisma Perdamaian, Kamis (22/11/2018).

Ganjar mengatakan, sekarang ini seseorang terkadang tidak sadar sudah terlalu tergantung dengan gadget dan media sosial sehingga tidak memikirkan efek negatifnya. Sebagai contoh yakni orang tua yang memberikan hadiah anak balitanya sebuah smartphone. “Ngomong belum jelas, tapi mencet games, HP sudah lincah,” ujarnya. 

Ia mengatakan hal ini perlu ditilik ulang. Jika dinilai sudah kelewat batas, perlu dilakukan gerakan bersama untuk kembali membawa teknologi mutakhir ini pada manfaat yang lebih banyak. “Ini yang harus kita diskusikan bersama,” tambahnya. 

Gubernur Ganjar menyatakan, sebagai orang yang juga aktif di media sosial ia mengajak para warganet untuk lebih bertanggungjawab dengan akun miliknya. Ia pun selalu mengkampanyekan agar warganet membuat akun asli, dengan foto asli dan alamat yang sesuai. 

“Sekarang kan banyak yang seenaknya misuh-misuh di media sosial, maka saya pernah tantang untuk memasang foto asli dan nama asli, berani apa tidak. Itu sebagai bentuk pertanggungjawaban, sehingga apa yang keluar dan apa yang dituliskan itu benar-benar dari pikiran dan bisa dipertanggungjawabkan,” terangnya. 

Ganjar meminta semua pihak mendinginkan suasana, terutama menjelang tahun politik pada 2019 mendatang. “Jangan sampai banyak caci maki, menghujat dan menjelekkan. Itu bukan budaya kita. Mari terus tebarkan kebaikan dan persatuan,” ujarnya.

(Ibra/Puji/Humas Jateng)

Baca juga : Tegakkan HAM dari Kebudayaan