Follow Us :              

Semua Orang Harus Menanam Pohon

  07 December 2018  |   09:00:00  |   dibaca : 2107 
Kategori :
Bagikan :


Semua Orang Harus Menanam Pohon

07 December 2018 | 09:00:00 | dibaca : 2107
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

KUDUS - Melakukan penghijauan di lahan sabuk hijau Waduk Logung, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ingin gerakan ini dilakukan di semua lapisan. Bahkan dia mendorong agar menanam pohon menjadi salah satu syarat bagi orang yang hendak menikah.

Aksi Ganjar tersebut dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) sekaligus Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) Tingkat Provinsi Jateng 2018 di Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, Jumat (7/12/2018). Ribuan pelajar, komunitas pecinta alam, komunitas Jeep, masyarakat dan jajaran pemerintah berbaur di bukit kawasan waduk Logung.

"Hari ini kita melakukan tindakan yang nyata nanam bareng-bareng. Kalau di Jawa Tengah saya tidak suka jika dilakukan hanya simbolis tapi langsung ditanam bareng-bareng," kata Ganjar.

Yang ditanam ditempat ada 3.000 pohon dengan 26 jenis. Namun, 45.100 pohon dibagikan masyarakat agar ditanam di ladang dan pekarangan rumah masing-masing. Aksi ini memang menjadikan masyarakat setempat sebagai Pioneer karena merekalah yang bergumul dengan lingkungan waduk Logung.

"Ini pas apalagi Logung sebentar lagi akan dihidupkan kita mempersiapkan penghijauan di DAS-nya (daerah aliran sungai) dan diharapkan jadi tempat pariwisata," katanya

Partisipasi masyarakat dalam gerakan penghijauan inilah yang menurut Ganjar perlu disebarkan sebagai virus agar percepatan perbaikan lingkungan dengan segera. Bahkan kalau perlu diterapkan dalam peraturan pemerintah. Misalnya, kata Ganjar, ketika orang hendak menikah diatur agar sebelumnya melakukan penanaman pohon.

"Kalau ini bisa kita internalisasi dalam sistem pemerintahan kita, orang sekolah nanam, orang melahirkan nanam, orang menikah nanam, kalau memberi hadiah dikasih pohon untuk ditanam. Akan bisa menjadi percepatan me-recover kondisi alam yang rusak dan musimnya pas waktunya tepat," katanya.

Usulan agar orang menikah hendaknya menanam pohon itu Ganjar telah menyampaikan kepada Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin. Dia berharap hal tersebut bisa direalisasikan.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah Sugeng Riyanto mengatakan acara ini sengaja difokuskan di Kudus karena menjadi salah satu wilayah dari 5 DAS yang hulunya masih kritis.

Untuk terus mengurangi daerah kritis tersebut, pihaknya pada tahun 2018 ini telah melakukan penanaman 48 juta pohon. Dengan total pohon tersebut, hanya mampu menanggulangi 8 persen dari total 464 ribu hektar lahan kritis.

"Maka kami mencanangkan gerakan Susu Tante (sak wong sak wet tanam terus) yang berarti satu orang satu tanaman tanam terus," katanya.
(Ibra/Puji/Humas Jateng)


Bagikan :

KUDUS - Melakukan penghijauan di lahan sabuk hijau Waduk Logung, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ingin gerakan ini dilakukan di semua lapisan. Bahkan dia mendorong agar menanam pohon menjadi salah satu syarat bagi orang yang hendak menikah.

Aksi Ganjar tersebut dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) sekaligus Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) Tingkat Provinsi Jateng 2018 di Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, Jumat (7/12/2018). Ribuan pelajar, komunitas pecinta alam, komunitas Jeep, masyarakat dan jajaran pemerintah berbaur di bukit kawasan waduk Logung.

"Hari ini kita melakukan tindakan yang nyata nanam bareng-bareng. Kalau di Jawa Tengah saya tidak suka jika dilakukan hanya simbolis tapi langsung ditanam bareng-bareng," kata Ganjar.

Yang ditanam ditempat ada 3.000 pohon dengan 26 jenis. Namun, 45.100 pohon dibagikan masyarakat agar ditanam di ladang dan pekarangan rumah masing-masing. Aksi ini memang menjadikan masyarakat setempat sebagai Pioneer karena merekalah yang bergumul dengan lingkungan waduk Logung.

"Ini pas apalagi Logung sebentar lagi akan dihidupkan kita mempersiapkan penghijauan di DAS-nya (daerah aliran sungai) dan diharapkan jadi tempat pariwisata," katanya

Partisipasi masyarakat dalam gerakan penghijauan inilah yang menurut Ganjar perlu disebarkan sebagai virus agar percepatan perbaikan lingkungan dengan segera. Bahkan kalau perlu diterapkan dalam peraturan pemerintah. Misalnya, kata Ganjar, ketika orang hendak menikah diatur agar sebelumnya melakukan penanaman pohon.

"Kalau ini bisa kita internalisasi dalam sistem pemerintahan kita, orang sekolah nanam, orang melahirkan nanam, orang menikah nanam, kalau memberi hadiah dikasih pohon untuk ditanam. Akan bisa menjadi percepatan me-recover kondisi alam yang rusak dan musimnya pas waktunya tepat," katanya.

Usulan agar orang menikah hendaknya menanam pohon itu Ganjar telah menyampaikan kepada Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin. Dia berharap hal tersebut bisa direalisasikan.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah Sugeng Riyanto mengatakan acara ini sengaja difokuskan di Kudus karena menjadi salah satu wilayah dari 5 DAS yang hulunya masih kritis.

Untuk terus mengurangi daerah kritis tersebut, pihaknya pada tahun 2018 ini telah melakukan penanaman 48 juta pohon. Dengan total pohon tersebut, hanya mampu menanggulangi 8 persen dari total 464 ribu hektar lahan kritis.

"Maka kami mencanangkan gerakan Susu Tante (sak wong sak wet tanam terus) yang berarti satu orang satu tanaman tanam terus," katanya.
(Ibra/Puji/Humas Jateng)


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu