Follow Us :              

Inovasi Pelayanan Publik Bergeliat, Ganjar: Kearifan Lokal Jangan Ditinggal

  12 December 2018  |   10:00:00  |   dibaca : 1598 
Kategori :
Bagikan :


Inovasi Pelayanan Publik Bergeliat, Ganjar: Kearifan Lokal Jangan Ditinggal

12 December 2018 | 10:00:00 | dibaca : 1598
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Kemajuan Teknologi Informasi membuat kepala daerah di Jawa Tengah berlomba-lomba membuat inovasi pelayanan publik. Berbagai aplikasi dimunculkan untuk mempermudah akses pelayanan kepada masyarakat.

Meski begitu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepala daerah dan instansi terkait tidak melupakan kearifan lokal dalam inovasi pelayanan publik tersebut. Menurutnya, sebagus apapun platform yang dibuat, jika tidak sampai kepada masyarakat maka akan sia-sia.

"Kearifan lokal harus benar-benar diperhatikan dalam pembuatan inovasi pelayanan publik. Sebab saat orang berlomba-lomba membicarakan teknologi, pertanyaannya adalah sampai kepada masyarakat atau tidak," kata Ganjar saat menjadi narasumber talkshow Pameran Inovasi Kepemimpinan di Auditorium Sasana Widya Praja BPSDMD Jateng, Rabu (12/12/2018).

Menurut Ganjar, tidak dipungkiri bahwa tidak semua masyarakat saat ini melek teknologi. Untuk itu, jika inovasi pelayanan tidak terjangkau, diperlukan penyampai pesan kepada masyarakat.
"Siapapun harus dilibatkan, bisa kelompok pengajian, PKK, Karangtaruna, Sekolah, Babinsa, Hansip dan semuanya yang bisa menyosialisasikan kepada masyarakat," tegasnya.

Inovasi pelayanan lanjut Politisi PDI Perjuangan itu harus betul-betul berbasis pada kebutuhan masyarakat. Kearifan baik lokal maupun sosial harus diperhitungkan agar inovasi yang dibuat tersebut benar-benar berfungsi baik.

Ganjar juga menegaskan, bahwa inovasi pelayanan kepada masyarakat tidak harus melulu menggunakan kemajuan teknologi. Inovasi pelayanan lanjut dia juga dapat diterapkan dalam berbagai program pemerintahan.

"Misalnya persoalan sampah, harus ada inovasi pelayanan kepada masyarakat, cara buang sampah yang benar seperti apa, pengelolaannya seperti apa, cara pemilahannya seperti apa dan sebagainya," tegasnya.

Penerapan kearifan lokal lanjut dia juga dapat diberlakukan terkait sanksi atas pelanggaran yang dilakukan masyarakat.

"Misalnya saya pernah melihat ada tulisan, Ya Allah, tolong cabut nyawa orang yang buang sampah di sini. Sebenarnya itu kejam, tapi hal-hal semacam itu diperlukan untuk mengurangi maraknya sampah di sebuah daerah," tambah dia.

Lebih lanjut Ganjar menerangkan, penerapan inovasi pelayanan publik di Provinsi Jawa Tengah sudah sangat baik. Banyak inovasi pelayanan publik bermunculan yang semakin memudahkan masyarakat.

"Saya berharap semua inovasi pelayanan publik di Jateng ini semakin membuat masyarakat mendapat pelayanan mudah, murah, cepat. Saya pesen, selain membantu masyarakat, penggunaan inovasi ini juga harus mencegah pungli ataupun korupsi," pungkasnya.

Dalam talkshow tersebut, hadir pula Plh Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Muhammad Taufiq. Pada kesempatan itu, Taufiq menegaskan jika inovasi pelayanan publik mutlak diperlukan di zaman kemajuan saat ini.

"Meski begitu, kemajuan IT ini juga menimbulkan digital gap, di mana masih banyak masyarakat yang belum melek teknologi. Di sinilah sentuhan-sentuhan manusia berperan. Dengan kearifan lokal, tentu akan sangat bagus dalam mendukung suksesnya program pemerintahan," ucapnya.
(Bowo/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga Pemanfaatan IT Badan Diklat Jateng Jadi Yang Terbaik Nasional


Bagikan :

SEMARANG - Kemajuan Teknologi Informasi membuat kepala daerah di Jawa Tengah berlomba-lomba membuat inovasi pelayanan publik. Berbagai aplikasi dimunculkan untuk mempermudah akses pelayanan kepada masyarakat.

Meski begitu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepala daerah dan instansi terkait tidak melupakan kearifan lokal dalam inovasi pelayanan publik tersebut. Menurutnya, sebagus apapun platform yang dibuat, jika tidak sampai kepada masyarakat maka akan sia-sia.

"Kearifan lokal harus benar-benar diperhatikan dalam pembuatan inovasi pelayanan publik. Sebab saat orang berlomba-lomba membicarakan teknologi, pertanyaannya adalah sampai kepada masyarakat atau tidak," kata Ganjar saat menjadi narasumber talkshow Pameran Inovasi Kepemimpinan di Auditorium Sasana Widya Praja BPSDMD Jateng, Rabu (12/12/2018).

Menurut Ganjar, tidak dipungkiri bahwa tidak semua masyarakat saat ini melek teknologi. Untuk itu, jika inovasi pelayanan tidak terjangkau, diperlukan penyampai pesan kepada masyarakat.
"Siapapun harus dilibatkan, bisa kelompok pengajian, PKK, Karangtaruna, Sekolah, Babinsa, Hansip dan semuanya yang bisa menyosialisasikan kepada masyarakat," tegasnya.

Inovasi pelayanan lanjut Politisi PDI Perjuangan itu harus betul-betul berbasis pada kebutuhan masyarakat. Kearifan baik lokal maupun sosial harus diperhitungkan agar inovasi yang dibuat tersebut benar-benar berfungsi baik.

Ganjar juga menegaskan, bahwa inovasi pelayanan kepada masyarakat tidak harus melulu menggunakan kemajuan teknologi. Inovasi pelayanan lanjut dia juga dapat diterapkan dalam berbagai program pemerintahan.

"Misalnya persoalan sampah, harus ada inovasi pelayanan kepada masyarakat, cara buang sampah yang benar seperti apa, pengelolaannya seperti apa, cara pemilahannya seperti apa dan sebagainya," tegasnya.

Penerapan kearifan lokal lanjut dia juga dapat diberlakukan terkait sanksi atas pelanggaran yang dilakukan masyarakat.

"Misalnya saya pernah melihat ada tulisan, Ya Allah, tolong cabut nyawa orang yang buang sampah di sini. Sebenarnya itu kejam, tapi hal-hal semacam itu diperlukan untuk mengurangi maraknya sampah di sebuah daerah," tambah dia.

Lebih lanjut Ganjar menerangkan, penerapan inovasi pelayanan publik di Provinsi Jawa Tengah sudah sangat baik. Banyak inovasi pelayanan publik bermunculan yang semakin memudahkan masyarakat.

"Saya berharap semua inovasi pelayanan publik di Jateng ini semakin membuat masyarakat mendapat pelayanan mudah, murah, cepat. Saya pesen, selain membantu masyarakat, penggunaan inovasi ini juga harus mencegah pungli ataupun korupsi," pungkasnya.

Dalam talkshow tersebut, hadir pula Plh Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Muhammad Taufiq. Pada kesempatan itu, Taufiq menegaskan jika inovasi pelayanan publik mutlak diperlukan di zaman kemajuan saat ini.

"Meski begitu, kemajuan IT ini juga menimbulkan digital gap, di mana masih banyak masyarakat yang belum melek teknologi. Di sinilah sentuhan-sentuhan manusia berperan. Dengan kearifan lokal, tentu akan sangat bagus dalam mendukung suksesnya program pemerintahan," ucapnya.
(Bowo/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga Pemanfaatan IT Badan Diklat Jateng Jadi Yang Terbaik Nasional


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu