Follow Us :              

Agar Tak Tergilas Era Disrupsi, Perlu Transformasi di Semua Bidang

  03 January 2019  |   14:00:00  |   dibaca : 1560 
Kategori :
Bagikan :


Agar Tak Tergilas Era Disrupsi, Perlu Transformasi di Semua Bidang

03 January 2019 | 14:00:00 | dibaca : 1560
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Perubahan-perubahan dahsyat dan sangat mendasar pada era disrupsi berpengaruh di berbagai sektor kehidupan. Era dimana dampak kemajuan teknologi tersebut menuntut manusia untuk berubah atau tergilas.

"Kondisi tersebut mempengaruhi kehidupan manusia sehari-hari dan merubah perilaku kita di masa yang akan datang. Berbagai perubahan-perubahan mendasar inilah yang harus kita perhatikan, karena kalau tidak maka kita akan tergilas," ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir saat memberi sambutan pada Rapat Kerja Nasional Kemenristekdikti RI 2019 di Gedung Profesor Soedarto, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Kamis (3/1/2019).

Dalam Rakernas bertajuk "Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang Terbuka, Fleksibel, dan Bermutu" itu, Nasir mengatakan beberapa tahun terakhir semua dibuat terkejut dan terperangah dengan beragam perubahan yang cepat akibat kemajuan teknologi. Bahkan cakupan perubahanya luas mulai dari dunia bisnis, perbankan, transportasi, kontruksi, perhotelan, pendidikan, sosial masyarakat, hingga pendidikan. 

"Contohnya, dahulu sistem pembayaran dengan tunai, tapi sekarang menggunakan kartu atau e-money, mencari hotel, perbankan, konstruksi, hingga transportasi menggunakan sistem online. Sekarang mengecor rumah dengan teknologi dan ada perusahaan mengembangkan teknologi yang menyemprotkan cairan material pada bangunan," bebernya.

Demikian pula di bidang pendidikan tinggi, juga menghadapi hal yang sama. Kalau perguruan tinggi tidak mengikuti kemajuan iptek maka kampus akan menjadi museum. Karenanya para pelaku pendidikan, termasuk dosen dan mahasiswa harus berkreasi dan berinovasi di berbagai bidang pengetahuan dan teknologi. 

"Dua hal yang perlu dilakukan dalam menghadapi era disrupsi adalah transformasi secara internal dan kolaborasi dengan pihak eksternal," papar Mantan Rektor Terpilih Undip ini.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng Sri Puryono yang membacakan sambutan tertulis Gubernur Ganjar menyampaikan, perubahan dunia kini tengah memasuki era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia keempat dimana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. 

Segala hal menjadi tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas karena dipengaruhi  perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan. 

"Karenanya, tantangan revolusi industri 4.0 harus direspon secara cepat dan tepat oleh seluruh pemangku kepentingan. Termasuk oleh perguruan tinggi, sebab kemajuan suatu negara sangat tergantung pada tiga faktor, yakni pendidikan, kualitas institusi dan kesediaan infrastruktur," terangnya.

Menurutnya, di tangan perguruan tinggilah sumber daya manusia, riset, dan inovasi dikelola agar mampu meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di tengah persaingan global. Perguruan tinggi harus berbenah dan berubah menyesuaikan diri. Hal penting lainnya yang juga harus diperhatikan perguruan tinggi adalah terkait dengan sumber daya manusia.

Dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsif, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0 harus disiapkan. Peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.

"Perguruan tinggi harus mendorong mahasiswanya untuk melakukan terobosan dalam riset dan peng-embangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0. Terus lakukan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas industri dan meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi," bebernya.

Keterlibatan perguruan tinggi dan mahasiswa dalam memberdayakan dan mengurai problem-problem di masyarakat, menjadi bagian penting dalam pembangunan bangsa. Sehingga ada peran mahasiswa untuk mau saling membantu, peduli, menghargai dan memecahkan persoalan-persoalan kemasyarakatan dengan cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan, serta ilmu yang dikuasai bisa dimanfaatkan untuk membantu program pembangunan Indonesia.

 

Baca juga : Boleh Wisata Gratis, Asal Beli Oleh-oleh


Bagikan :

SEMARANG - Perubahan-perubahan dahsyat dan sangat mendasar pada era disrupsi berpengaruh di berbagai sektor kehidupan. Era dimana dampak kemajuan teknologi tersebut menuntut manusia untuk berubah atau tergilas.

"Kondisi tersebut mempengaruhi kehidupan manusia sehari-hari dan merubah perilaku kita di masa yang akan datang. Berbagai perubahan-perubahan mendasar inilah yang harus kita perhatikan, karena kalau tidak maka kita akan tergilas," ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir saat memberi sambutan pada Rapat Kerja Nasional Kemenristekdikti RI 2019 di Gedung Profesor Soedarto, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Kamis (3/1/2019).

Dalam Rakernas bertajuk "Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang Terbuka, Fleksibel, dan Bermutu" itu, Nasir mengatakan beberapa tahun terakhir semua dibuat terkejut dan terperangah dengan beragam perubahan yang cepat akibat kemajuan teknologi. Bahkan cakupan perubahanya luas mulai dari dunia bisnis, perbankan, transportasi, kontruksi, perhotelan, pendidikan, sosial masyarakat, hingga pendidikan. 

"Contohnya, dahulu sistem pembayaran dengan tunai, tapi sekarang menggunakan kartu atau e-money, mencari hotel, perbankan, konstruksi, hingga transportasi menggunakan sistem online. Sekarang mengecor rumah dengan teknologi dan ada perusahaan mengembangkan teknologi yang menyemprotkan cairan material pada bangunan," bebernya.

Demikian pula di bidang pendidikan tinggi, juga menghadapi hal yang sama. Kalau perguruan tinggi tidak mengikuti kemajuan iptek maka kampus akan menjadi museum. Karenanya para pelaku pendidikan, termasuk dosen dan mahasiswa harus berkreasi dan berinovasi di berbagai bidang pengetahuan dan teknologi. 

"Dua hal yang perlu dilakukan dalam menghadapi era disrupsi adalah transformasi secara internal dan kolaborasi dengan pihak eksternal," papar Mantan Rektor Terpilih Undip ini.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng Sri Puryono yang membacakan sambutan tertulis Gubernur Ganjar menyampaikan, perubahan dunia kini tengah memasuki era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia keempat dimana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. 

Segala hal menjadi tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas karena dipengaruhi  perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan. 

"Karenanya, tantangan revolusi industri 4.0 harus direspon secara cepat dan tepat oleh seluruh pemangku kepentingan. Termasuk oleh perguruan tinggi, sebab kemajuan suatu negara sangat tergantung pada tiga faktor, yakni pendidikan, kualitas institusi dan kesediaan infrastruktur," terangnya.

Menurutnya, di tangan perguruan tinggilah sumber daya manusia, riset, dan inovasi dikelola agar mampu meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di tengah persaingan global. Perguruan tinggi harus berbenah dan berubah menyesuaikan diri. Hal penting lainnya yang juga harus diperhatikan perguruan tinggi adalah terkait dengan sumber daya manusia.

Dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsif, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0 harus disiapkan. Peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.

"Perguruan tinggi harus mendorong mahasiswanya untuk melakukan terobosan dalam riset dan peng-embangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0. Terus lakukan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas industri dan meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi," bebernya.

Keterlibatan perguruan tinggi dan mahasiswa dalam memberdayakan dan mengurai problem-problem di masyarakat, menjadi bagian penting dalam pembangunan bangsa. Sehingga ada peran mahasiswa untuk mau saling membantu, peduli, menghargai dan memecahkan persoalan-persoalan kemasyarakatan dengan cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan, serta ilmu yang dikuasai bisa dimanfaatkan untuk membantu program pembangunan Indonesia.

 

Baca juga : Boleh Wisata Gratis, Asal Beli Oleh-oleh


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu