Follow Us :              

Kemendag Dorong Ekonomi Keumatan Berbasis Ponpes

  08 January 2019  |   13:00:00  |   dibaca : 550 
Kategori :
Bagikan :


Kemendag Dorong Ekonomi Keumatan Berbasis Ponpes

08 January 2019 | 13:00:00 | dibaca : 550
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SUKOHARJO - Perhatian pemerintah terhadap Pondok Pesantren (Ponpes) terus ditingkatkan. Termasuk upaya membangun ekonomi keumatan berbasis ponpes demi menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi para santri, serta untuk pengembangan ponpes itu sendiri.

Hal itu disampakan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat memberi sambutan pada peresmian Gedung Hj Sudjiatmi Notomiharjo dan Unit Kegiatan Masyarakat (UKM) Kholifatullah Singo Ludiro, serta pelantikan Jamiyyah Pengasuh Pesantren Putri dan Muballighoh (JP3M) Kabupaten Sukoharjo dan Klaten di Kompleks Ponpes Kholifatullah Singo Ludiro, Sukoharjo, Selasa (8/1/2019).

Selain Menteri Perdagangan, hadir pula dalam acara tersebut, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, Bupati Sukoharjo Wardoyo, Hj Sudjiatmi yang merupakan ibunda Presiden RI Joko Widodo, serta Forkompinda setempat.

"Ekonomi keumatan berbasis ponpes akan terus berproses. Tahun 2019 penyusunan akan lebih rinci untuk membuat program ini berkelanjutan. Di situlah letak keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tidak ada yang tertinggal maupun yang meninggalkan," ujar Enggartiasto.

Dia menjelaskan, membangun ekonomi keumatan berbasis ponpes tidak bisa dilakukan seketika, melainkan melalui proses. Termasuk belajar bagaimana menghasilkan suatu produk yang bernilai jual dan memasarkannya. Selain itu, juga perlu peran toko-toko ritel modern yang harus ikut membangun dan membantu meningkatkan ekonomi ponpes. 

Tidak kalah penting, kata dia, adalah pembelajaran bagi para santri melalui kurikulum. Sebab, membuka usaha terutama toko ritel modern tidak mudah. Termasuk  menempatkan barang, ada ilmu dan aturannya sebagai strategi menarik konsumen, serta ilmu tentang pengelolaan barang dari gudang sampai tata letak barang dan manajemen keuangan harus dikuasai oleh santri.

Selain itu, juga butuh keterlibatan pemerintah daerah dalam memberikan kemudahan perizinan pendirian toko ritel modern berbasis ponpes. Sehingga, jiwa kewirausahaan para santri yang tersebar di penjuru daerah di Jateng dapat diterapkan di berbagai bidang usaha berbasis ponpes.

"Terlebih sebelum saya ke sini, Pak Presiden Jokowi berpesan pada saya, jangan hanya datang untuk meresmikan. Tetapi coba lihat apa yang bisa dilakukan karena ini berbicara tentang ekonomi keumatan," terangnya.

Maka, lanjut dia, sesuai dengan arahan presiden, pihaknya akan membuat 'Inkubator di Pondok Pesantren' seperti program Pemprov Jateng untuk memberdayakan jiwa kewirausahaan santri melalui Ekonomi Pesantren (Ekotren). Dengan begitu, toko ritel modern berbasis ponpes mampu bersaing dengan pasar ritel modern.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen menyebutkan, dari data dari Kemenag, Jateng menempati urutan ketiga nasional sebagai daerah dengan jumlah pesantren terbanyak. Tahun 2017 lalu, terdapat 4.759 ponpes dengan jumlah santri mencapai 614.569 orang. Jumlah tersebut merupakan potensi besar yang harus dikembangkan bersama.

"Kami terus mendorong pesantren yang ada di Jateng untuk bersama-sama bergerak maju membangun Jateng. Termasuk mendorong pesantren di Jateng untuk mengembangkan sektor pertanian dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang mereka miliki," terangnya.

Program Pengembangan Pertanian Terpadu Berdikari Berbasis Pesantren, menurutnya bertujuan merangkul pesantren dan mengajak kerjasama. Pesantren didorong mendidik santri-santri agar mengembangkan bidang pertanian dalam arti luas. Ternyata manfaatnya tidak hanya diperoleh pesantren itu saja tetapi juga lingkungan sekitar ponpes. 

Sebagai institusi pendidikan berbasis agama, ponpes mempunyai peran sangat strategis dalam membentuk dan melahirkan generasi penerus bangsa yang ber-akhlakul karimah, sekaligus sebagai daya dukung percepatan pembangunan bangsa. 

"Selain itu, pondok pesantren merupakan basis pembelajaran dan pengaplikasian Agama Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Yaitu Agama Islam yang membawa rahmat tidak hanya bagi umat Islam tetapi juga bagi siapapun makhluk ciptaan Allah SWT," katanya.
 

Baca juga : Selesai Renovasi, Masjid Baiturrahman Makin Nyaman


Bagikan :

SUKOHARJO - Perhatian pemerintah terhadap Pondok Pesantren (Ponpes) terus ditingkatkan. Termasuk upaya membangun ekonomi keumatan berbasis ponpes demi menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi para santri, serta untuk pengembangan ponpes itu sendiri.

Hal itu disampakan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat memberi sambutan pada peresmian Gedung Hj Sudjiatmi Notomiharjo dan Unit Kegiatan Masyarakat (UKM) Kholifatullah Singo Ludiro, serta pelantikan Jamiyyah Pengasuh Pesantren Putri dan Muballighoh (JP3M) Kabupaten Sukoharjo dan Klaten di Kompleks Ponpes Kholifatullah Singo Ludiro, Sukoharjo, Selasa (8/1/2019).

Selain Menteri Perdagangan, hadir pula dalam acara tersebut, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, Bupati Sukoharjo Wardoyo, Hj Sudjiatmi yang merupakan ibunda Presiden RI Joko Widodo, serta Forkompinda setempat.

"Ekonomi keumatan berbasis ponpes akan terus berproses. Tahun 2019 penyusunan akan lebih rinci untuk membuat program ini berkelanjutan. Di situlah letak keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tidak ada yang tertinggal maupun yang meninggalkan," ujar Enggartiasto.

Dia menjelaskan, membangun ekonomi keumatan berbasis ponpes tidak bisa dilakukan seketika, melainkan melalui proses. Termasuk belajar bagaimana menghasilkan suatu produk yang bernilai jual dan memasarkannya. Selain itu, juga perlu peran toko-toko ritel modern yang harus ikut membangun dan membantu meningkatkan ekonomi ponpes. 

Tidak kalah penting, kata dia, adalah pembelajaran bagi para santri melalui kurikulum. Sebab, membuka usaha terutama toko ritel modern tidak mudah. Termasuk  menempatkan barang, ada ilmu dan aturannya sebagai strategi menarik konsumen, serta ilmu tentang pengelolaan barang dari gudang sampai tata letak barang dan manajemen keuangan harus dikuasai oleh santri.

Selain itu, juga butuh keterlibatan pemerintah daerah dalam memberikan kemudahan perizinan pendirian toko ritel modern berbasis ponpes. Sehingga, jiwa kewirausahaan para santri yang tersebar di penjuru daerah di Jateng dapat diterapkan di berbagai bidang usaha berbasis ponpes.

"Terlebih sebelum saya ke sini, Pak Presiden Jokowi berpesan pada saya, jangan hanya datang untuk meresmikan. Tetapi coba lihat apa yang bisa dilakukan karena ini berbicara tentang ekonomi keumatan," terangnya.

Maka, lanjut dia, sesuai dengan arahan presiden, pihaknya akan membuat 'Inkubator di Pondok Pesantren' seperti program Pemprov Jateng untuk memberdayakan jiwa kewirausahaan santri melalui Ekonomi Pesantren (Ekotren). Dengan begitu, toko ritel modern berbasis ponpes mampu bersaing dengan pasar ritel modern.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen menyebutkan, dari data dari Kemenag, Jateng menempati urutan ketiga nasional sebagai daerah dengan jumlah pesantren terbanyak. Tahun 2017 lalu, terdapat 4.759 ponpes dengan jumlah santri mencapai 614.569 orang. Jumlah tersebut merupakan potensi besar yang harus dikembangkan bersama.

"Kami terus mendorong pesantren yang ada di Jateng untuk bersama-sama bergerak maju membangun Jateng. Termasuk mendorong pesantren di Jateng untuk mengembangkan sektor pertanian dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang mereka miliki," terangnya.

Program Pengembangan Pertanian Terpadu Berdikari Berbasis Pesantren, menurutnya bertujuan merangkul pesantren dan mengajak kerjasama. Pesantren didorong mendidik santri-santri agar mengembangkan bidang pertanian dalam arti luas. Ternyata manfaatnya tidak hanya diperoleh pesantren itu saja tetapi juga lingkungan sekitar ponpes. 

Sebagai institusi pendidikan berbasis agama, ponpes mempunyai peran sangat strategis dalam membentuk dan melahirkan generasi penerus bangsa yang ber-akhlakul karimah, sekaligus sebagai daya dukung percepatan pembangunan bangsa. 

"Selain itu, pondok pesantren merupakan basis pembelajaran dan pengaplikasian Agama Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Yaitu Agama Islam yang membawa rahmat tidak hanya bagi umat Islam tetapi juga bagi siapapun makhluk ciptaan Allah SWT," katanya.
 

Baca juga : Selesai Renovasi, Masjid Baiturrahman Makin Nyaman


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu