Follow Us :              

Turunkan Angka Kemiskinan, Ganjar Ingin Optimalkan CSR

  28 January 2019  |   11:00:00  |   dibaca : 478 
Kategori :
Bagikan :


Turunkan Angka Kemiskinan, Ganjar Ingin Optimalkan CSR

28 January 2019 | 11:00:00 | dibaca : 478
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus berupaya menurunkan angka kemiskinan di Jawa Tengah. Tidak hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sumber-sumber non APBD juga terus dioptimalkan. Salah satunya adalah dana Corporate Social Responsibility (CSR).

"Saya ingin menurunkan angka kemiskinan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Kami punya APBD, kami sudah mengembangkan BAZNAS, sudah ketemu filantropis, sekarang ada CSR. Nah CSR inilah yang kita dorong untuk membantu," ujarnya saat memimpin rapat optimalisasi pemanfaatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TJSLP), Senin (28/1/2019).

Ganjar berpendapat, seluruh sumber daya yang ada di Jateng baik BUMN, BUMD ataupun swasta akan terus digerakkan. Khusus untuk yang non APBD, akan dimaksimalkan guna membantu program strategis Pemprov Jateng agar bisa tercapai dengan cepat.

"Untuk itu, saya mengetuk pintu hati perusahaan untuk ikut menyumbangkan. Berapa sih yang anda miliki, anda kemanakan? Mau tidak saya koordinasikan untuk kami arahkan dalam penanggulangan kemiskinan, sehingga masyarakat kehidupannya (jadi) lebih baik," ucapnya.

Jateng, kata dia, sudah memiliki ruang khusus soal penyaluran CSR, yakni Perda Nomor 2 Tahun 2017 tentang TJSLP. Ada dua skema pemanfaatan CSR, yakni berbasis kewilayahan dan sektoral. "Basis kewilayahan misalnya perusahaan di suatu wilayah maka membantu masyarakat sekitar. Sementara basis sektoral, misal ada perusahaan jamu maka dia membantu soal kesehatan," imbuhnya.

Dua basis itu, lanjut dia, penting untuk membantu menuntaskan persoalan yang masyarakat yang ada di sekitar perusahaan. "Yang paling dekat akan mendapatkan manfaat yang lebih, akan lebih sejahtera. Nah yang begini penting," katanya.

Dia menerangkan, ada berbagai sektor yang bisa dipakai dalam menyalurkan TJSLP, seperti di bidang pendidikan, kesehatan, olahraga, seni, budaya, pariwisata, kesejahteraan sosial, usaha ekonomi rakyat, keagamaan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pertanian, perkebunan dan kehutanan.

Kemudian ada pula bidang peternakan, kelautan dan perikanan, energi baru terbarukan, kedaruratan, pendampingan umum, infrastruktur, dan bidang lain yang bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. "TJSLP ini wajib dilakukan perusahaan yang berstatus pusat, cabang atau kantor operasional yang berkedudukan di Jateng," pungkasnya.

 

Baca juga : Forum TJSLP Dorong Program CSR Tepat Sasaran


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus berupaya menurunkan angka kemiskinan di Jawa Tengah. Tidak hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sumber-sumber non APBD juga terus dioptimalkan. Salah satunya adalah dana Corporate Social Responsibility (CSR).

"Saya ingin menurunkan angka kemiskinan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Kami punya APBD, kami sudah mengembangkan BAZNAS, sudah ketemu filantropis, sekarang ada CSR. Nah CSR inilah yang kita dorong untuk membantu," ujarnya saat memimpin rapat optimalisasi pemanfaatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TJSLP), Senin (28/1/2019).

Ganjar berpendapat, seluruh sumber daya yang ada di Jateng baik BUMN, BUMD ataupun swasta akan terus digerakkan. Khusus untuk yang non APBD, akan dimaksimalkan guna membantu program strategis Pemprov Jateng agar bisa tercapai dengan cepat.

"Untuk itu, saya mengetuk pintu hati perusahaan untuk ikut menyumbangkan. Berapa sih yang anda miliki, anda kemanakan? Mau tidak saya koordinasikan untuk kami arahkan dalam penanggulangan kemiskinan, sehingga masyarakat kehidupannya (jadi) lebih baik," ucapnya.

Jateng, kata dia, sudah memiliki ruang khusus soal penyaluran CSR, yakni Perda Nomor 2 Tahun 2017 tentang TJSLP. Ada dua skema pemanfaatan CSR, yakni berbasis kewilayahan dan sektoral. "Basis kewilayahan misalnya perusahaan di suatu wilayah maka membantu masyarakat sekitar. Sementara basis sektoral, misal ada perusahaan jamu maka dia membantu soal kesehatan," imbuhnya.

Dua basis itu, lanjut dia, penting untuk membantu menuntaskan persoalan yang masyarakat yang ada di sekitar perusahaan. "Yang paling dekat akan mendapatkan manfaat yang lebih, akan lebih sejahtera. Nah yang begini penting," katanya.

Dia menerangkan, ada berbagai sektor yang bisa dipakai dalam menyalurkan TJSLP, seperti di bidang pendidikan, kesehatan, olahraga, seni, budaya, pariwisata, kesejahteraan sosial, usaha ekonomi rakyat, keagamaan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pertanian, perkebunan dan kehutanan.

Kemudian ada pula bidang peternakan, kelautan dan perikanan, energi baru terbarukan, kedaruratan, pendampingan umum, infrastruktur, dan bidang lain yang bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. "TJSLP ini wajib dilakukan perusahaan yang berstatus pusat, cabang atau kantor operasional yang berkedudukan di Jateng," pungkasnya.

 

Baca juga : Forum TJSLP Dorong Program CSR Tepat Sasaran


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu