Follow Us :              

Tak Hanya Fisik, Pembangunan Budaya Jadi Perhatian Serius Ganjar

  29 January 2019  |   20:00:00  |   dibaca : 982 
Kategori :
Bagikan :


Tak Hanya Fisik, Pembangunan Budaya Jadi Perhatian Serius Ganjar

29 January 2019 | 20:00:00 | dibaca : 982
Kategori :
Bagikan :

Foto : Sigit (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Sigit (Humas Jateng)

SEMARANG - Pembangunan di Jawa Tengah terus dikebut. Tidak hanya pembangunan fisik, pembangunan budaya juga menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Jateng. Hal itu disampaikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam obrolan budaya bertajuk "Pembangunan Dengan Pendekatan Budaya" di Studio 4 RRI Pro Semarang, Selasa (29/1/2019) malam.

Menurut Ganjar, pembangunan dengan pendekatan budaya selaras dengan program pemerintah yakni pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). "Budaya yang kami bangun tidak hanya kesenian, namun juga budi pekerti, karakter, mental, budaya malu, jujur, disiplin, profesional dan lain sebagainya. Satu yang selalu saya tekankan, setiap pembangunan di Jawa Tengah selalu mengedepankan aspek kearifan lokal," ujarnya.

Dia menyampaikan, perkara membangun budaya di Jateng bukanlah hal mudah. Sebab, masih butuh kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya bagi kemajuan bangsa.

"Saya pernah mengumpulkan 35 kabupaten/kota untuk mengumpulkan pokok-pokok kebudayaan, namun sulitnya minta ampun. Saya juga membuat Pergub setiap hari Kamis wajib berbahasa Jawa dan mengenakan pakaian adat setiap tanggal 15, namun juga tidak begitu mendapat respon positif," terangnya.

Meski dengan kondisi-kondisi tersebut, kata Ganjar, pembangunan di sektor budaya tak boleh terhenti agar Jateng menjadi lebih baik. "Pembelajaran dan edukasi akan terus kami lakukan. Pelan tapi pasti, kami berharap masyarakat Jawa Tengah menjadi berbudaya," tukasnya.

Selain Ganjar, dalam obrolan budaya tersebut juga menghadirkan wartawan senior sekaligus Ketua Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Parni Hadi dan Ketua Bengkel Sastra Taman Maluku Semarang, Sulistyowati.

Dalam kesempatan itu, Parni Hadi menerangkan jika pembangunan memang harus juga mengedepankan pendekatan kebudayaan. Menurutnya, budaya adalah hal paling penting sebagai syarat majunya sebuah bangsa.

"Bagaimana negara bisa maju kalau masyarakatnya tidak jujur, suka korupsi, tidak disiplin, tidak profesional, suka mencuri dan lain sebagainya. Semua itu adalah bagian dari budaya yang harus diperbaiki karena budaya itu bukan hanya soal kesenian," ucapnya.

Sementara itu, Sulistyowati mengatakan bahwa untuk membentuk manusia berbudaya, harus dimulai dari lingkungan rumah atau keluarga. "Menciptakan manusia berbudaya itu dari rumah, sejak kecil generasi kita harus dikenalkan bermacam-macam budaya. Dibiasakan jujur, disiplin, tanggung jawab, itu dimulai dari rumah," bebernya.

 

Baca juga : Peran Budaya Jawa Dalam Pencegahan Korupsi


Bagikan :

SEMARANG - Pembangunan di Jawa Tengah terus dikebut. Tidak hanya pembangunan fisik, pembangunan budaya juga menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Jateng. Hal itu disampaikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam obrolan budaya bertajuk "Pembangunan Dengan Pendekatan Budaya" di Studio 4 RRI Pro Semarang, Selasa (29/1/2019) malam.

Menurut Ganjar, pembangunan dengan pendekatan budaya selaras dengan program pemerintah yakni pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). "Budaya yang kami bangun tidak hanya kesenian, namun juga budi pekerti, karakter, mental, budaya malu, jujur, disiplin, profesional dan lain sebagainya. Satu yang selalu saya tekankan, setiap pembangunan di Jawa Tengah selalu mengedepankan aspek kearifan lokal," ujarnya.

Dia menyampaikan, perkara membangun budaya di Jateng bukanlah hal mudah. Sebab, masih butuh kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya bagi kemajuan bangsa.

"Saya pernah mengumpulkan 35 kabupaten/kota untuk mengumpulkan pokok-pokok kebudayaan, namun sulitnya minta ampun. Saya juga membuat Pergub setiap hari Kamis wajib berbahasa Jawa dan mengenakan pakaian adat setiap tanggal 15, namun juga tidak begitu mendapat respon positif," terangnya.

Meski dengan kondisi-kondisi tersebut, kata Ganjar, pembangunan di sektor budaya tak boleh terhenti agar Jateng menjadi lebih baik. "Pembelajaran dan edukasi akan terus kami lakukan. Pelan tapi pasti, kami berharap masyarakat Jawa Tengah menjadi berbudaya," tukasnya.

Selain Ganjar, dalam obrolan budaya tersebut juga menghadirkan wartawan senior sekaligus Ketua Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Parni Hadi dan Ketua Bengkel Sastra Taman Maluku Semarang, Sulistyowati.

Dalam kesempatan itu, Parni Hadi menerangkan jika pembangunan memang harus juga mengedepankan pendekatan kebudayaan. Menurutnya, budaya adalah hal paling penting sebagai syarat majunya sebuah bangsa.

"Bagaimana negara bisa maju kalau masyarakatnya tidak jujur, suka korupsi, tidak disiplin, tidak profesional, suka mencuri dan lain sebagainya. Semua itu adalah bagian dari budaya yang harus diperbaiki karena budaya itu bukan hanya soal kesenian," ucapnya.

Sementara itu, Sulistyowati mengatakan bahwa untuk membentuk manusia berbudaya, harus dimulai dari lingkungan rumah atau keluarga. "Menciptakan manusia berbudaya itu dari rumah, sejak kecil generasi kita harus dikenalkan bermacam-macam budaya. Dibiasakan jujur, disiplin, tanggung jawab, itu dimulai dari rumah," bebernya.

 

Baca juga : Peran Budaya Jawa Dalam Pencegahan Korupsi


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu