Follow Us :              

Pemprov Jateng Jajaki Kerjasama dengan Suriname

  12 February 2019  |   08:00:00  |   dibaca : 830 
Kategori :
Bagikan :


Pemprov Jateng Jajaki Kerjasama dengan Suriname

12 February 2019 | 08:00:00 | dibaca : 830
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjajaki peluang kerjasama dengan Pemerintah Suriname. Selain karena banyaknya jumlah warga keturunan Jawa di Suriname, potensi alam dan industri juga jadi daya tarik lain bagi negara yang berada di Amerika Selatan itu. 

Saat berkunjung ke Rumah Dinas Gubernur Jateng, Selasa (12/2/2019), Julang Pujianto, Duta Besar Republik Indonesia untuk Suriname dan Republik Guyana yang berkedudukan di Paramaribo, mengatakan salah satu yang menarik relasi kerjasama antara Indonesia, khususnya Jateng dengan Suriname adalah karena faktor penduduk. Saat ini, tercatat 14 persen penduduk Suriname merupakan keturunan Jawa.

"Saya rasa peluang kerjasama dengan Provinsi Jawa Tengah sangat besar, bisa meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Suriname lebih berkembang dan maju. Karena 14 persen penduduk Suriname keturunan Indonesia, Jawa Tengah khususnya," katanya. 

Dia menyebutkan, peluang besar kerjasama yang bisa dijalin mulai dari sektor teknik, bantuan capacity building di bidang industri dan furniture. Selain itu juga pengembangan hutan mangrove. Untuk sektor furniture, potensinya juga sangat besar karena 80 persen wilayah Suriname masih berupa hutan. Sementara mereka kekurangan tenaga ahli di bidang pengolahan kayu. "Pemerintah Suriname sangat berminat untuk kerjasama itu. Terlebih Jawa Tengah punya wilayah yang ahli di sektor furniture," ujarnya.

Selain itu, ada pula sektor pariwisata yang dapat dikembangkan. KBRI Republik Suriname memiliki program Family Pilgrim Trip, yakni program wisata dari Suriname ke Indonesia khususnya untuk mengingat atau mengunjungi kembali keluarga atau leluhur mereka. "Memang ini tidak mudah karena harus melacak. Tapi teknologi program itu kita upayakan. Ini sudah ada setiap tahun sekali yang diorganisir oleh KBRI Paramaribo," paparnya. 

Julang mengatakan, Program Family Pilgrim Trip itu dilakukan sekali dalam satu tahun dan telah tiga tahun berjalan. Per pemberangkatan terdiri dari sekitar 30 orang. Mereka diajak keliling dari Jakarta, Bali hingga keliling kota-kota di Jawa Timur dan Jateng. "Pak Gubernur tadi ingin jika dimungkinkan bisa ditingkatkan dan programnya lebih diisi. Misalnya di suatu wilayah disiapkan benar acaranya. Jika memungkinkan ada keluarga atau dulu yang ada hubungan leluhur," tukasnya.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan bahwa potensi Suriname cukup besar untuk jalinan kerjasama. Namun, jika dilihat dari jarak, perlu strategi khusus agar jalinan tersebut tidak membuat rugi Indonesia, khususnya Jateng. "Kita harus ofensif di sisi perdagangan. Misal, garmen, military uniform, kan juaranya Indonesia dan ada di Jateng," kata Ganjar. 

Ganjar menegaskan, akan lebih efektif jika pihaknya mengirim tenaga-tenaga ahli agar melatih tenaga kerja di sana. Dia pun menggambarkan, di Jepara misalnya, ahli ukir sangat melimpah, sementara serbuan industri membuat mereka harus banting stir, meninggalkan tatah dan perangkatnya memilih kerja di pabrik. 

"Kalau seperti itu kan lebih baik mereka kita kirim ke sana. Yang mereka butuh kan ahli kayu. Bukan mereka jual ke kita, tapi indirect. Kita ajarkan, tapi silakan kamu jual ke negara lain, jangan ke Indonesia, karena punya kita lebih bagus," bebernya. 

Sedangkan untuk mempererat jalinan persaudaraan antara Suriname dengan warga Jateng, Ganjar berharap selain melalui program Family Pilgrim Trip diadakan juga program pertukaran siaran informasi dan dokumentasi. "Sesekali kita bisa live, atau kita kirim video kegiatan. Ketika saya berkunjung ke Suriname dulu, beberapa orang saya tanya, 'apa yang kamu rasakan ketika ketemu keluarga di Jawa?' Ya tidak ada rasa apa-apa. Tapi kita sikapi sebagai tourism dan saudara. Maka, Family Pilgrim itu menarik," katanya.

(Ibra/Himawan/Humas Jateng)

 

Baca juga : Kembangkan Sektor Kelautan, Bupati Manokwari Selatan Datangi Ganjar


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjajaki peluang kerjasama dengan Pemerintah Suriname. Selain karena banyaknya jumlah warga keturunan Jawa di Suriname, potensi alam dan industri juga jadi daya tarik lain bagi negara yang berada di Amerika Selatan itu. 

Saat berkunjung ke Rumah Dinas Gubernur Jateng, Selasa (12/2/2019), Julang Pujianto, Duta Besar Republik Indonesia untuk Suriname dan Republik Guyana yang berkedudukan di Paramaribo, mengatakan salah satu yang menarik relasi kerjasama antara Indonesia, khususnya Jateng dengan Suriname adalah karena faktor penduduk. Saat ini, tercatat 14 persen penduduk Suriname merupakan keturunan Jawa.

"Saya rasa peluang kerjasama dengan Provinsi Jawa Tengah sangat besar, bisa meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Suriname lebih berkembang dan maju. Karena 14 persen penduduk Suriname keturunan Indonesia, Jawa Tengah khususnya," katanya. 

Dia menyebutkan, peluang besar kerjasama yang bisa dijalin mulai dari sektor teknik, bantuan capacity building di bidang industri dan furniture. Selain itu juga pengembangan hutan mangrove. Untuk sektor furniture, potensinya juga sangat besar karena 80 persen wilayah Suriname masih berupa hutan. Sementara mereka kekurangan tenaga ahli di bidang pengolahan kayu. "Pemerintah Suriname sangat berminat untuk kerjasama itu. Terlebih Jawa Tengah punya wilayah yang ahli di sektor furniture," ujarnya.

Selain itu, ada pula sektor pariwisata yang dapat dikembangkan. KBRI Republik Suriname memiliki program Family Pilgrim Trip, yakni program wisata dari Suriname ke Indonesia khususnya untuk mengingat atau mengunjungi kembali keluarga atau leluhur mereka. "Memang ini tidak mudah karena harus melacak. Tapi teknologi program itu kita upayakan. Ini sudah ada setiap tahun sekali yang diorganisir oleh KBRI Paramaribo," paparnya. 

Julang mengatakan, Program Family Pilgrim Trip itu dilakukan sekali dalam satu tahun dan telah tiga tahun berjalan. Per pemberangkatan terdiri dari sekitar 30 orang. Mereka diajak keliling dari Jakarta, Bali hingga keliling kota-kota di Jawa Timur dan Jateng. "Pak Gubernur tadi ingin jika dimungkinkan bisa ditingkatkan dan programnya lebih diisi. Misalnya di suatu wilayah disiapkan benar acaranya. Jika memungkinkan ada keluarga atau dulu yang ada hubungan leluhur," tukasnya.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan bahwa potensi Suriname cukup besar untuk jalinan kerjasama. Namun, jika dilihat dari jarak, perlu strategi khusus agar jalinan tersebut tidak membuat rugi Indonesia, khususnya Jateng. "Kita harus ofensif di sisi perdagangan. Misal, garmen, military uniform, kan juaranya Indonesia dan ada di Jateng," kata Ganjar. 

Ganjar menegaskan, akan lebih efektif jika pihaknya mengirim tenaga-tenaga ahli agar melatih tenaga kerja di sana. Dia pun menggambarkan, di Jepara misalnya, ahli ukir sangat melimpah, sementara serbuan industri membuat mereka harus banting stir, meninggalkan tatah dan perangkatnya memilih kerja di pabrik. 

"Kalau seperti itu kan lebih baik mereka kita kirim ke sana. Yang mereka butuh kan ahli kayu. Bukan mereka jual ke kita, tapi indirect. Kita ajarkan, tapi silakan kamu jual ke negara lain, jangan ke Indonesia, karena punya kita lebih bagus," bebernya. 

Sedangkan untuk mempererat jalinan persaudaraan antara Suriname dengan warga Jateng, Ganjar berharap selain melalui program Family Pilgrim Trip diadakan juga program pertukaran siaran informasi dan dokumentasi. "Sesekali kita bisa live, atau kita kirim video kegiatan. Ketika saya berkunjung ke Suriname dulu, beberapa orang saya tanya, 'apa yang kamu rasakan ketika ketemu keluarga di Jawa?' Ya tidak ada rasa apa-apa. Tapi kita sikapi sebagai tourism dan saudara. Maka, Family Pilgrim itu menarik," katanya.

(Ibra/Himawan/Humas Jateng)

 

Baca juga : Kembangkan Sektor Kelautan, Bupati Manokwari Selatan Datangi Ganjar


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu