Follow Us :              

Ganjar Sebut Jika Tata Ruang Menjadi Tata Uang, Bencana Datang

  13 February 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 487 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Sebut Jika Tata Ruang Menjadi Tata Uang, Bencana Datang

13 February 2019 | 09:00:00 | dibaca : 487
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, salah satu penyebab bencana di antaranya karena pembangunan yang mengabaikan tata ruang. Tata ruang seringkali dilawan dengan tata uang. Sehingga, ketika yang dominan tata uang, tata ruang pun diabaikan. 

Hal itu disampaikan Ganjar dalam Rapat Koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Jateng yang dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jendral TNI Doni Monardo, di Gedung B lantai 5, Rabu (13/2/2019). 

Menurutnya, sebagai lembaga baru, BPBD belum bekerja secara maksimal. BPBD memerlukan personel yang mau bekerja keras, ikhlas, memiliki keterampilan khusus dan tanpa terbebani. Karena, jika tiba-tiba terjadi bencana pada malam hari, personel BPBD harus meninggalkan keluarganya untuk membantu ke wilayah bencana.

"Jateng itu jadi supermarketnya bencana. Punya gunung berapi, punya banyak sungai, dan laut. Ketika membangun rumah, lihat kondisi alam, konsultasi dengan pakar. Semua mesti peduli, mitigasi, dan paham mereka tinggal di daerah mana," paparnya.

Bencana banjir yang kerap kali terjadi di berbagai daerah di Jateng pun diharapkan diikuti dengan pelatihan kepada warga, agar warga selalu siap menghadapinya. Serta dengan memasukkan mitigasi bencana ke kurikulum sekolah. 

Di Jateng sendiri, kata Ganjar, daerah potensi bencana, koordinasi BPBD harus ditekan sedemikian rupa. Mulai dari mitigasi hingga tanggap daruratnya. Baik itu kualitas maupun kuantitasnya.

 

Baca juga : Begini Upaya Jangka Panjang Ganjar Soal Banjir di Jateng


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, salah satu penyebab bencana di antaranya karena pembangunan yang mengabaikan tata ruang. Tata ruang seringkali dilawan dengan tata uang. Sehingga, ketika yang dominan tata uang, tata ruang pun diabaikan. 

Hal itu disampaikan Ganjar dalam Rapat Koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Jateng yang dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jendral TNI Doni Monardo, di Gedung B lantai 5, Rabu (13/2/2019). 

Menurutnya, sebagai lembaga baru, BPBD belum bekerja secara maksimal. BPBD memerlukan personel yang mau bekerja keras, ikhlas, memiliki keterampilan khusus dan tanpa terbebani. Karena, jika tiba-tiba terjadi bencana pada malam hari, personel BPBD harus meninggalkan keluarganya untuk membantu ke wilayah bencana.

"Jateng itu jadi supermarketnya bencana. Punya gunung berapi, punya banyak sungai, dan laut. Ketika membangun rumah, lihat kondisi alam, konsultasi dengan pakar. Semua mesti peduli, mitigasi, dan paham mereka tinggal di daerah mana," paparnya.

Bencana banjir yang kerap kali terjadi di berbagai daerah di Jateng pun diharapkan diikuti dengan pelatihan kepada warga, agar warga selalu siap menghadapinya. Serta dengan memasukkan mitigasi bencana ke kurikulum sekolah. 

Di Jateng sendiri, kata Ganjar, daerah potensi bencana, koordinasi BPBD harus ditekan sedemikian rupa. Mulai dari mitigasi hingga tanggap daruratnya. Baik itu kualitas maupun kuantitasnya.

 

Baca juga : Begini Upaya Jangka Panjang Ganjar Soal Banjir di Jateng


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu