Follow Us :              

Gus Yasin Gagas Santri Tanggap Bencana

  19 February 2019  |   19:00:00  |   dibaca : 390 
Kategori :
Bagikan :


Gus Yasin Gagas Santri Tanggap Bencana

19 February 2019 | 19:00:00 | dibaca : 390
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menggagas dibentuknya santri tanggap bencana di berbagai pondok pesantren (Ponpes) yang ada di Jateng. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan peran santri sebagai salah satu bagian elemen masyarakat, khususnya dalam mengantisipasi dan menangani bencana yang terjadi.

Apalagi, wilayah Jateng termasuk wilayah yang rawan terjadi berbagai bencana seperti banjir, longsor dan bencana lainnya hingga disebut sebagai "minimarket bencana." Hal itu disampaikan Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin, di sela Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di sela Rapat Akbar Lembaga Pendidikan Formal Pesantren Jateng, di Hotel Aston Inn Semarang, Selasa (19/2/2019) malam.

"Dalam waktu dekat, kami akan membentuk santri tanggap bencana di beberapa pondok pesantren. Santri tanggap bencana ini dibentuk sebagai salah satu solusi atas sebagian besar wilayah Jateng merupakan daerah rawan bencana alam," ujar Gus Yasin

Dalam pelaksanaan pelatihan penanggulangan bencana, kata dia, para santri pilihan tersebut akan dilatih oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta tim ahli dari beberapa instansi terkait. Materi pelatihan meliputi deteksi dini, evakuasi hingga pengetahuan tanggap darurat, dapur umum, serta bagaimana menangani kecelakaan.

"Kita bekerjasama dengan BPBD mengumpulkan santri dari berbagai daerah rawan longsor, banjir, gunung berapi, dan lainnya. Mereka selanjutnya dilatih oleh tim ahli kemudian dilibatkan dalam penanggulangan bencana," terangnya.

Menurutnya, saat musim hujan banyak daerah di Jateng banjir dan longsor. Demikian pula sebaliknya atau ketika musim kemarau tidak sedikit daerah alami kekeringan dan krisis air bersih. Dalam kondisi tersebut, peran santri di penjuru Jateng sangat dibutuhkan untuk membantu dalam penanganan kebencanaan.

Keberadaan komunitas tanggap bencana dari unsur santri ini, lanjut dia, diharapkan bisa membangun kemandirian relawan, jalinan di lingkungan, menumbuhkan jiwa sosial dan kepedulian santri terhadap sesama.

Gus Yasin menambahkan, selain santri tanggap bencana, Pemprov Jateng juga terus mendorong pondok pesantren (Ponpes) mampu mencetak santri berjiwa usahawan dan entrepreneurship melalui program ekonomi pesatren (Ekotren). Sehingga, jika sudah lulus dari ponpes santri tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga memiliki keterampilan berwirausaha untuk bekal hidup mandiri.

Mantan anggota DPRD Jateng itu berharap, setiap ponpes di Jateng mampu membuat produksi yang khas. Baik itu kuliner maupun produk kreativitas lainnya, yang mampu menghasilkan produk bernilai ekonomi. Seperti pengolahan sampah di Cilacap dan pembuatan kerajinan mengolah sampah menjadi produk kreatif. 

"Saya ingin santri di Jateng 'gagah' sehingga bisa bersaing dengan produk-produk lain. Karena itu, diharapkan menjadi santri yang (menguasai) leadership, mampu memberdayakan dan mengembangkan potensi-potensi ekonomi di lingkungan ponpes," harapnya.

 

Baca juga : Tak Tamat SD, Warga Banjarnegara Ini Ciptakan Alat Pendeteksi Longsor Canggih


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menggagas dibentuknya santri tanggap bencana di berbagai pondok pesantren (Ponpes) yang ada di Jateng. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan peran santri sebagai salah satu bagian elemen masyarakat, khususnya dalam mengantisipasi dan menangani bencana yang terjadi.

Apalagi, wilayah Jateng termasuk wilayah yang rawan terjadi berbagai bencana seperti banjir, longsor dan bencana lainnya hingga disebut sebagai "minimarket bencana." Hal itu disampaikan Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin, di sela Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di sela Rapat Akbar Lembaga Pendidikan Formal Pesantren Jateng, di Hotel Aston Inn Semarang, Selasa (19/2/2019) malam.

"Dalam waktu dekat, kami akan membentuk santri tanggap bencana di beberapa pondok pesantren. Santri tanggap bencana ini dibentuk sebagai salah satu solusi atas sebagian besar wilayah Jateng merupakan daerah rawan bencana alam," ujar Gus Yasin

Dalam pelaksanaan pelatihan penanggulangan bencana, kata dia, para santri pilihan tersebut akan dilatih oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta tim ahli dari beberapa instansi terkait. Materi pelatihan meliputi deteksi dini, evakuasi hingga pengetahuan tanggap darurat, dapur umum, serta bagaimana menangani kecelakaan.

"Kita bekerjasama dengan BPBD mengumpulkan santri dari berbagai daerah rawan longsor, banjir, gunung berapi, dan lainnya. Mereka selanjutnya dilatih oleh tim ahli kemudian dilibatkan dalam penanggulangan bencana," terangnya.

Menurutnya, saat musim hujan banyak daerah di Jateng banjir dan longsor. Demikian pula sebaliknya atau ketika musim kemarau tidak sedikit daerah alami kekeringan dan krisis air bersih. Dalam kondisi tersebut, peran santri di penjuru Jateng sangat dibutuhkan untuk membantu dalam penanganan kebencanaan.

Keberadaan komunitas tanggap bencana dari unsur santri ini, lanjut dia, diharapkan bisa membangun kemandirian relawan, jalinan di lingkungan, menumbuhkan jiwa sosial dan kepedulian santri terhadap sesama.

Gus Yasin menambahkan, selain santri tanggap bencana, Pemprov Jateng juga terus mendorong pondok pesantren (Ponpes) mampu mencetak santri berjiwa usahawan dan entrepreneurship melalui program ekonomi pesatren (Ekotren). Sehingga, jika sudah lulus dari ponpes santri tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga memiliki keterampilan berwirausaha untuk bekal hidup mandiri.

Mantan anggota DPRD Jateng itu berharap, setiap ponpes di Jateng mampu membuat produksi yang khas. Baik itu kuliner maupun produk kreativitas lainnya, yang mampu menghasilkan produk bernilai ekonomi. Seperti pengolahan sampah di Cilacap dan pembuatan kerajinan mengolah sampah menjadi produk kreatif. 

"Saya ingin santri di Jateng 'gagah' sehingga bisa bersaing dengan produk-produk lain. Karena itu, diharapkan menjadi santri yang (menguasai) leadership, mampu memberdayakan dan mengembangkan potensi-potensi ekonomi di lingkungan ponpes," harapnya.

 

Baca juga : Tak Tamat SD, Warga Banjarnegara Ini Ciptakan Alat Pendeteksi Longsor Canggih


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu