SEMARANG - Sekda Pemprov Jateng Sri Puryono kembali mengingatkan kepada Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk keroyokan menanggulangi angka kemiskinan. Sebab, pihaknya tahun ini menargetkan angka kemiskinan tahun ini turun mencapai satu digit. 

Pernyataan itu dia sampaikan saat membuka Rapat koordinasi lingkup Asisten Pemerintahan dan Kesra dalam menanggulangi kemiskinan dan Pelaporan Hasil Koordinasi Kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP/CSR) untuk penanggulangan kemiskinan oleh OPD di Ruang Rapat Gedung A Lantai 2 Pemprov Jateng, Rabu (27/2/2019). 

"Dalam forum Musrenbangwil eks Keresidenan Semarang di Demak pagi tadi, Pak Gubernur juga mengingatkan setiap kepala OPD diminta mendampingi desa yang memiliki rapor merah. Maka rapat ini bertujuan untuk intervensi program strategis dalam upaya penanggulangan kemiskinan dengan lokus 14 Kabupaten," tegas Sri Puryono. 

Dia menyebut, 14 dari 35 kabupaten/kota di Jateng yang masih berada di zona merah kemiskinan itu adalah Wonosobo, Kebumen, Brebes, Purbalingga, Rembang, Pemalang, Banjarnegara, Banyumas, Klaten, Sragen, Demak, Purworejo, Grobogan, dan Blora. 

Sedangkan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut Sri Puryono, angka kemiskinan di Jateng pada Maret 2018 menyentuh angka 11,32 persen. Enam bulan kemudian, data kemiskinan berubah menjadi 11,19 persen atau turun 0,13 persen. 

Selain keroyokan dari OPD, dia berharap peran perusahaan lewat CSR-nya sangat penting untuk turut mendukung Pemprov Jateng dalam upaya pengentasan kemiskinan. "High Level Gathering CSR di Sritex-Sukoharjo pertengahan Maret nanti diharapkan para direktur utama hadir secara pribadi. Karena tahun ini targetnya single digit. Entah 9,99 persen, pokoknya dibawah 10 persen," ucapnya.

Baca juga : Entaskan Kemiskinan, Pemprov Jateng Genjot Kualitas Pendidikan