Follow Us :              

Ganjar: Pemprov Jateng Beri Perhatian Penuh Pada Pendidikan Agama

  01 March 2019  |   19:30:00  |   dibaca : 446 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar: Pemprov Jateng Beri Perhatian Penuh Pada Pendidikan Agama

01 March 2019 | 19:30:00 | dibaca : 446
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

WONOSOBO - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa Pemprov Jateng tidak akan meninggalkan pembangunan di sektor agama. Hal itu disampaikan Ganjar di depan ribuan Syekhermania dalam acara Jateng Berselawat di Alun-alun Wonosobo, Jumat (1/3/2019) malam.

Menurut Ganjar, pembangunan sektor agama penting karena menjadi salah satu penentu kesuksesan pembangunan negara. "Di periode kedua ini, saya didampingi Gus Yasin yang paham sekali tentang agama. Bersama beliau, kami menyusun berbagai program untuk pengembangan pendidikan agama di Jawa Tengah," katanya.

Salah satu program yang telah dilakukan adalah memberikan bantuan kepada guru ngaji, guru TPQ, guru Madin dan pembangunan pondok pesantren. Anggaran Rp200 miliar lebih telah disiapkan untuk membantu pengembangan pendidikan agama di Jateng. "Maaf, memang tidak terlalu besar, namun ini upaya konkret kami dalam memperhatikan pendidikan agama di Jawa Tengah," tambahnya.

Di hadapan Habib Syech bin Abdul Qodir As-Segaf, Ganjar juga mengatakan jika tengah mengoptimalkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng. Saat ini, semua pendapatan dari Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jateng 2,5 persennya dibayarkan zakat melalui Baznas. "Hasilnya sangat besar, dalam sebulan lebih dari Rp2,5 miliar hasil yang terkumpul. Uang tersebut dapat digunakan pula untuk berbagai program, seperti renovasi rumah tidak layak huni, pembangunan pondok pesantren, sekolah dan sebagainya," tegasnya.

Dia menambahkan, pihaknya terus berusaha mendorong optimalisasi Baznas di Jateng. Selain di Provinsi, pihaknya juga mendorong optimalisasi Baznas di seluruh kabupaten/kota.

Dalam kesempatan itu pula, Ganjar tak lupa mengajak seluruh masyarakat Jateng untuk tetap menjaga persatuan dan kerukunan. Apalagi, menjelang pesta demokrasi, masyarakat diminta tidak mudah termakan isu berita yang menyesatkan, hoaks, ujaran kebencian dan sebagainya.

"Mari tetap menjaga kerukunan dan persatuan. Jangan mudah terpancint isu hoaks. Kalau ada kabar yang menyesatkan dan belum tentu kebenarannya, tanya pada romo kyai untuk mengecek kebenarannya," tukasnya.

Selain dihadiri Gubernur Ganjar dan Habib Syech, acara itu juga dihadiri sejumlah pejabat penting lainnya. Seperti Bupati Wonosobo Eko Purnomo, Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji dan Rais Syuriyah NU KH Ubaidillah Shodaqoh.

Dalam tausiahnya, KH Ubaidillah Shodaqoh mengajak seluruh masyarakat untuk terus berselawat. Menurutnya, dengan selawat, maka hati akan tenang dan pikiran tentram. "Kalau hati dan pikiran tenang, maka kita tidak akan mudah termakan isu hoaks dan ujaran kebencian lainnya," ucapnya.

Dirinya menerangkan, isu hoaks sebenarnya bukan hal baru. Sejak zaman Nabi Muhammad, berita bohong juga sudah berkembang. "Jadi kalau mendapat informasi yang tidak jelas sumbernya, maka tabayyun. Harus dicari sumber kebenarannya, jangan tidak tahu malah ikut menyebarkan isu hoaks tersebut," tutupnya.

 

Baca juga : Usai Ditraktir Makan Siang, Dua Pengemis Ini Lantunkan Selawat Buat Ganjar


Bagikan :

WONOSOBO - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa Pemprov Jateng tidak akan meninggalkan pembangunan di sektor agama. Hal itu disampaikan Ganjar di depan ribuan Syekhermania dalam acara Jateng Berselawat di Alun-alun Wonosobo, Jumat (1/3/2019) malam.

Menurut Ganjar, pembangunan sektor agama penting karena menjadi salah satu penentu kesuksesan pembangunan negara. "Di periode kedua ini, saya didampingi Gus Yasin yang paham sekali tentang agama. Bersama beliau, kami menyusun berbagai program untuk pengembangan pendidikan agama di Jawa Tengah," katanya.

Salah satu program yang telah dilakukan adalah memberikan bantuan kepada guru ngaji, guru TPQ, guru Madin dan pembangunan pondok pesantren. Anggaran Rp200 miliar lebih telah disiapkan untuk membantu pengembangan pendidikan agama di Jateng. "Maaf, memang tidak terlalu besar, namun ini upaya konkret kami dalam memperhatikan pendidikan agama di Jawa Tengah," tambahnya.

Di hadapan Habib Syech bin Abdul Qodir As-Segaf, Ganjar juga mengatakan jika tengah mengoptimalkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng. Saat ini, semua pendapatan dari Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jateng 2,5 persennya dibayarkan zakat melalui Baznas. "Hasilnya sangat besar, dalam sebulan lebih dari Rp2,5 miliar hasil yang terkumpul. Uang tersebut dapat digunakan pula untuk berbagai program, seperti renovasi rumah tidak layak huni, pembangunan pondok pesantren, sekolah dan sebagainya," tegasnya.

Dia menambahkan, pihaknya terus berusaha mendorong optimalisasi Baznas di Jateng. Selain di Provinsi, pihaknya juga mendorong optimalisasi Baznas di seluruh kabupaten/kota.

Dalam kesempatan itu pula, Ganjar tak lupa mengajak seluruh masyarakat Jateng untuk tetap menjaga persatuan dan kerukunan. Apalagi, menjelang pesta demokrasi, masyarakat diminta tidak mudah termakan isu berita yang menyesatkan, hoaks, ujaran kebencian dan sebagainya.

"Mari tetap menjaga kerukunan dan persatuan. Jangan mudah terpancint isu hoaks. Kalau ada kabar yang menyesatkan dan belum tentu kebenarannya, tanya pada romo kyai untuk mengecek kebenarannya," tukasnya.

Selain dihadiri Gubernur Ganjar dan Habib Syech, acara itu juga dihadiri sejumlah pejabat penting lainnya. Seperti Bupati Wonosobo Eko Purnomo, Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji dan Rais Syuriyah NU KH Ubaidillah Shodaqoh.

Dalam tausiahnya, KH Ubaidillah Shodaqoh mengajak seluruh masyarakat untuk terus berselawat. Menurutnya, dengan selawat, maka hati akan tenang dan pikiran tentram. "Kalau hati dan pikiran tenang, maka kita tidak akan mudah termakan isu hoaks dan ujaran kebencian lainnya," ucapnya.

Dirinya menerangkan, isu hoaks sebenarnya bukan hal baru. Sejak zaman Nabi Muhammad, berita bohong juga sudah berkembang. "Jadi kalau mendapat informasi yang tidak jelas sumbernya, maka tabayyun. Harus dicari sumber kebenarannya, jangan tidak tahu malah ikut menyebarkan isu hoaks tersebut," tutupnya.

 

Baca juga : Usai Ditraktir Makan Siang, Dua Pengemis Ini Lantunkan Selawat Buat Ganjar


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu