PURBALINGGA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengunjungi Pondok Pesantren Minhajut Tholabah di Lawegede Desa Kembangan, Kecamatan Bukateja, Purbalingga, Selasa (12/3/2019) sore. Kehadiran Menhub dalam rangka silaturahmi sekaligus meminta doa agar pembangunan Bandara Wirasaba atau Bandara Jenderal Soedirman berjalan lancar.

Dalam kunjungannya, Menhub didampingi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Bupati Purbalingga Diyah Hayuning Pratiwi, serta Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin tiba di pondok pesantren (Ponpes) yang berada tidak jauh disambut Mars Yalal Waton dan sorak sorai ratusan santri.

"Doain ya, semoga Bandara Jenderal Besar Soedirman (Wirasaba) cepat selesai. Saya juga mendoakan agar pesantren ini selalu diberkahi Allah, Pak Kiai dan ulama, juga para santri diberkahi Allah," pinta Menhub di sela kunjungan tersebut.

Dalam kunjungan yang dilakukan usai meninjau lokasi pembangunan Bandara yang sebelumnya juga dikenal sebagai Bandara Wirasaba itu, Menhub menyerahkan sejumlah bantuan dari Kementerian Perhubungan dan PT Angkasa Pura II. Diantaranya Rp35 juta untuk Ponpes, Rp10 juta untuk 10 karang taruna di sejumlah desa, serta bantuan bagi warga sekitar Ponpes.

"Angkasa Pura ingin menbangun Bandara di Purbalingga mulai April tahun ini. Kemudian pada April 2019 atau satu tahun ke depan bisa terbang," ucapnya disambut tepuk tangan para santri.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menjelaskan, selain silaturahmi ke Ponpes, kedatangan Menhub ke Purbalingga untuk mengecek pembangunan Bandara tersebut. Diharapkan, Bandara di Purbalingga itu akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan mendongkrak perekonomian Jateng wilayah selatan.

"Pak Menteri bilang kepada saya, ingin datang ke pondok pesantren yang ada di sekitar Bandara Jenderal Soedirman, dan Allah menunjukkannya di sini (Ponpes Minhajut Tholabah)," ucapnya.

Pimpinan Ponpes Minhajut Tholabah Makruf Salim dalam sambutannya menyebutkan, jumlah total santri yang menuntut ilmu di Ponpes yang diasuhnya sebanyak 1.100 santri. Para santri tersebut berasal dari Purbalingga dan kabupaten sekitar seperti Banyumas dan Banjarnegara.

Ponpes yang berdiri sejak tahun 1991 silam itu dibangun di atas lahan wakaf seluas 10 ribu meter persegi. Seluruh santri menempati asrama putra dan putri serta asrama pembantu yang ada di lingkungan pondok. "Harapan besar kami pondok pesantren ini bisa eksis hingga hari kiamat. Para santri menjadi santri yang berjiwa nasionalis, cinta Tanah Air dan bangsa," harapnya.

Baca juga : Dibangun Tahun Ini, Ganjar: Bandara Wirasaba Jadi Momentum Wilayah Selatan Bangkit