Follow Us :              

Gerakan Ibu-ibu Desa Ngadiharjo Ini Bikin Ganjar Bangga

  15 March 2019  |   16:00:00  |   dibaca : 459 
Kategori :
Bagikan :


Gerakan Ibu-ibu Desa Ngadiharjo Ini Bikin Ganjar Bangga

15 March 2019 | 16:00:00 | dibaca : 459
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bangga dengan keterlibatan masyarakat dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah se-Eks Keresidenan Kedu, di Pendopo Kabupaten Magelang, Jumat (15/3/2019). Salah satunya saat melakukan teleconference dengan masyarakat Desa Ngadiharjo yang bergerak dan mengusulkan terkait peningkatan sumber daya manusia.

Musrenbangwil di Eks Keresidenan Kedu ini mengangkat tema "Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Didukung Peningkatan Kualitas Hidup dan Kapasitas Sumber Daya Manusia." Gerakan di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang adalah pendampingan ibu hamil, pendidikan dan lingkungan.

Untuk pendampingan ibu hamil, Kepala Desa Ngadiharjo Wahyu Sariyanto didampingi bidan desa setempat, melalui teleconference memamerkan keberhasilan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng kepada Ganjar.  Salah satu capaian keberhasilannya adalah dalam lima tahun catatan kematian ibu melahirkan hanya ada satu kasus.

"Dalam lima tahun terakhir, kasus kematian ibu melahirkan hanya ada 1 orang yang meninggal, dari dusun Karangtengah namanya Bu Khomsatun. Itu karena faktor usia yang sudah 37 dan itu adalah kehamilan ketiga," ujarnya.

Desa Ngadiharjo saat ini memiliki warga sekitar 5.500 warga dengan 1.700-an kepala keluarga. Mata pencaharian utama penduduk Ngadiharjo sebagian besar bertani, juga ada yang memilki ternak dan membuat perabotan rumah tangga dari kayu.

Wahyu mengatakan, pengawasan atau perhatian warganya terhadap ibu hamil di desanya sangat tinggi. "Saat ini ada 49 ibu hamil. Dari jumlah tersebut ada sekitar 15 ibu yang kehamilannya bermasalah, penyebabnya karena riwayat kehamilan, anemia yang Hb-nya hanya 8,7 dan jarak kehamilan yang terlalu singkat," ujarnya.

Upaya untuk membantu ibu-ibu yang kehamilannya bermasalah itu, pihaknya telah melakukan berbagai langkah, dari pengecekan laboratorium sampai pendampingan secara intensif. Karena pengecekan kehamilan perlu perhatian yang serius terlebih jika itu kehamilan perdana.

"Kita kasih obat. Juga dukungan dari suami. Kalau ada suami kurang peduli, kalau hamil muda kurang perhatian. Semoga dengan kondisi ini Pak Gubernur bisa membantu kami dengan ambulance desa," katanya.

Selain keberhasilan pelaksanaan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng, pelaksanaan program pembangunan sumber daya manusia juga gencar dilakukan. Salah satunya keberadaan komunitas peduli literasi Omah Eling Ngadiharjo. Omah Eling tersebut diprakarsai oleh Endah Sulastri. "Sudah punya koleksi banyak buku. Dan selama ini juga terus menerima bantuan buku dari programnya Pak Jokowi melalui Kemendikbud," paparnya.

Selain mengelola literasi, komunitas itu juga memberdayakan ibu-ibu rumah tangga melalui pengelolaan sampah. Gerakan itu dinamai Gumregah, upaya untuk mencintai lingkungan.  "Ini upaya kami untuk menciptakan ibu-ibu berkualitas di era milenial ini, karena di sini ibu-ibu masih rendah pendidikannya," bebernya.

Persoalan pembangunan sumberdaya manusia memang jadi titik fokus dalam Musrenbangwil di lima Eks Keresidenan di Jateng. Ganjar Pranowo mengatakan musyawarah ini merupakan ajang untuk ngobrol menyelesaikan infrastruktur, pendidikan, kebudayaan, kesenian dan kebahagiaan bukan bagi-bagi proyek. 

"Ternyata luar biasa. Partisipasi masyarakat juga bagus. Untuk Bu Bidan silakan ajukan ambulance desa di hari Senin. Untuk literasi, saya sumbang laptop untuk peningkatan kualitas," kata Ganjar.

 

Baca juga : Dialog Bersama Ganjar, Usulan Pembangunan Infrastruktur Mendominasi


Bagikan :

MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bangga dengan keterlibatan masyarakat dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah se-Eks Keresidenan Kedu, di Pendopo Kabupaten Magelang, Jumat (15/3/2019). Salah satunya saat melakukan teleconference dengan masyarakat Desa Ngadiharjo yang bergerak dan mengusulkan terkait peningkatan sumber daya manusia.

Musrenbangwil di Eks Keresidenan Kedu ini mengangkat tema "Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Didukung Peningkatan Kualitas Hidup dan Kapasitas Sumber Daya Manusia." Gerakan di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang adalah pendampingan ibu hamil, pendidikan dan lingkungan.

Untuk pendampingan ibu hamil, Kepala Desa Ngadiharjo Wahyu Sariyanto didampingi bidan desa setempat, melalui teleconference memamerkan keberhasilan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng kepada Ganjar.  Salah satu capaian keberhasilannya adalah dalam lima tahun catatan kematian ibu melahirkan hanya ada satu kasus.

"Dalam lima tahun terakhir, kasus kematian ibu melahirkan hanya ada 1 orang yang meninggal, dari dusun Karangtengah namanya Bu Khomsatun. Itu karena faktor usia yang sudah 37 dan itu adalah kehamilan ketiga," ujarnya.

Desa Ngadiharjo saat ini memiliki warga sekitar 5.500 warga dengan 1.700-an kepala keluarga. Mata pencaharian utama penduduk Ngadiharjo sebagian besar bertani, juga ada yang memilki ternak dan membuat perabotan rumah tangga dari kayu.

Wahyu mengatakan, pengawasan atau perhatian warganya terhadap ibu hamil di desanya sangat tinggi. "Saat ini ada 49 ibu hamil. Dari jumlah tersebut ada sekitar 15 ibu yang kehamilannya bermasalah, penyebabnya karena riwayat kehamilan, anemia yang Hb-nya hanya 8,7 dan jarak kehamilan yang terlalu singkat," ujarnya.

Upaya untuk membantu ibu-ibu yang kehamilannya bermasalah itu, pihaknya telah melakukan berbagai langkah, dari pengecekan laboratorium sampai pendampingan secara intensif. Karena pengecekan kehamilan perlu perhatian yang serius terlebih jika itu kehamilan perdana.

"Kita kasih obat. Juga dukungan dari suami. Kalau ada suami kurang peduli, kalau hamil muda kurang perhatian. Semoga dengan kondisi ini Pak Gubernur bisa membantu kami dengan ambulance desa," katanya.

Selain keberhasilan pelaksanaan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng, pelaksanaan program pembangunan sumber daya manusia juga gencar dilakukan. Salah satunya keberadaan komunitas peduli literasi Omah Eling Ngadiharjo. Omah Eling tersebut diprakarsai oleh Endah Sulastri. "Sudah punya koleksi banyak buku. Dan selama ini juga terus menerima bantuan buku dari programnya Pak Jokowi melalui Kemendikbud," paparnya.

Selain mengelola literasi, komunitas itu juga memberdayakan ibu-ibu rumah tangga melalui pengelolaan sampah. Gerakan itu dinamai Gumregah, upaya untuk mencintai lingkungan.  "Ini upaya kami untuk menciptakan ibu-ibu berkualitas di era milenial ini, karena di sini ibu-ibu masih rendah pendidikannya," bebernya.

Persoalan pembangunan sumberdaya manusia memang jadi titik fokus dalam Musrenbangwil di lima Eks Keresidenan di Jateng. Ganjar Pranowo mengatakan musyawarah ini merupakan ajang untuk ngobrol menyelesaikan infrastruktur, pendidikan, kebudayaan, kesenian dan kebahagiaan bukan bagi-bagi proyek. 

"Ternyata luar biasa. Partisipasi masyarakat juga bagus. Untuk Bu Bidan silakan ajukan ambulance desa di hari Senin. Untuk literasi, saya sumbang laptop untuk peningkatan kualitas," kata Ganjar.

 

Baca juga : Dialog Bersama Ganjar, Usulan Pembangunan Infrastruktur Mendominasi


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu