Foto : Handy (Humas Jateng)
Foto : Handy (Humas Jateng)
SEMARANG - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono menyatakan, kondisi Jateng saat ini tengah seksi-seksinya untuk berinvestasi. Hal itu didukung dengan kondisi ekonomi makro Jateng yang terbilang bagus, karena pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen, sementara pusat 5,7 persen. Invlasi juga hanya 2,4 persen, kemiskinan 11,18 persen, serta tingkat pengangguran sebanyak 460 ribu orang.
Hal itu disampaikan Sri Puryono di sela menyampaikan pengarahan pada Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) 2019 Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng di Hotel Griya Persada, Bandungan, Kabupaten Semarang, Rabu (20/3/2019).
Dengan kondisi tersebut, Sri Puryono berharap terjalin sinergitas yang baik antara pemerintah dengan pengusaha yang tergabung di Kadin. Sehingga, investasi di Jateng terdongkrak dan pertumbuhan ekonomi daerah semakin meningkat.
"Goverment atau pemerintah bukan pihak utama ataupun satu-satunya pihak yang mampu menyelesaikan persoalan ekonomi. Kemampuan pemerintah hanya 30 persen, selebihnya atau 70 persen adalah semua pihak termasuk para pengusaha," ujarnya.
Pelaksanaan Rapimprov bertema "Membangun Ekosistem Usaha Jateng yang Memiliki Daya Saing Global" tersebut, diharapkan dapat menjadi pijakan atau pedoman bahwa kondisi wilayah dan ekonomi Jateng kondusif. Sehingga, mendukung para investor untuk menanamkan modalnya di Jateng.
"Para investor jangan khawatir, Jateng aman dan kondusif. Pemerintah selalu berusaha maksimal untuk memberikan insentif dan fasilitasi kepada para pengusaha, karena pemerintah ingin para pengusaha di Jateng maju," bebernya.
Tidak kalah penting, Rapimprov yang dihadiri para pengusaha dari berbagai bidang usaha, akademisi, serta pemerintah itu, juga diharapkan mampu menghasilkan pokok-pokok pikiran yang konkrit, menciptakan kondusivitas ekonomi dan wilayah, iklim ekonomi serta peluang usaha di Jateng.
Ketua Kadin Jateng Kukrit Suryo Wicaksono menyebutkan, sedikitnya ada tiga hal penting dalam membangun ekosistem usaha di wilayah Jateng. Yakni infrastruktur, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan sinergitas. Terutama sinergitas antara pemerintah dengan para pelaku usaha.
"Di Jateng, dalam dua tahun terakhir mendapat barokah yang sangat luar biasa. Yakni keberadaan Bandara yang sebelumnya paling klasik se-Asia Tenggara sekarang menjadi Bandara yang paling keren se-Indonesia," bebernya.
Selain adanya terminal baru Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani yang populer dengan sebutan "Bandara Terapung" itu, keberadaan pelabuhan juga sudah menunjukkan peningkatan. Selain lalu lintas kapal barang yang meningkat, juga tidak sedikit kapal pesiar yang singgah di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sebagai gerbang utama Jateng dari sektor laut.
Tidak hanya Bandara dan pelabuhan, infrastruktur jalan yang bertahun-tahun diimpikan masyarakat, yakni pembangunan Tol Semarang-Solo dan Tol Semarang-Pekalongan-Tegal sudah terwujud. Dengan adanya tol trans-Jawa, tidak hanya menjadikan satu kesatuan ekonomi, tapi juga potensi pariwisata di Jateng.
Sementara terkait SDM, kata dia, Kadin Jateng telah bekerjasama dengan Jerman selama 12 tahun. Kerja sama tersebut meliputi pendidikan, pelatihan sumber daya manusia, dan kewirausahaan. Lembaga training di Jateng kini menjadi partner dunia usaha dalam meningkatkan SDM berkualitas tidak hanya di organisasi, tetapi juga di perusahaan. "Bahkan Jawa Tengah dianggap terbaik dan ini akan terus kita tingkatkan," imbuhnya.
Terkait sinergitas, Kukrit mencontohkan pelaksanaan kegiatan Rapimprov Kadin Jateng 2019. Pada acara itu, pelaku ekonomi, pemerintahan dan akademisi berkumpul dan berkomunikasi membahas berbagai peluang, sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja Indonesia.
"Semakin banyak masyarakat yang bekerja dan berpenghasilan, maka daya beli kian meningkat. Sehingga, usaha apapun akan menguntungkan," pungkasnya.
Baca juga : Potensi Jateng Menarik Investor Luar Biasa
SEMARANG - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono menyatakan, kondisi Jateng saat ini tengah seksi-seksinya untuk berinvestasi. Hal itu didukung dengan kondisi ekonomi makro Jateng yang terbilang bagus, karena pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen, sementara pusat 5,7 persen. Invlasi juga hanya 2,4 persen, kemiskinan 11,18 persen, serta tingkat pengangguran sebanyak 460 ribu orang.
Hal itu disampaikan Sri Puryono di sela menyampaikan pengarahan pada Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) 2019 Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng di Hotel Griya Persada, Bandungan, Kabupaten Semarang, Rabu (20/3/2019).
Dengan kondisi tersebut, Sri Puryono berharap terjalin sinergitas yang baik antara pemerintah dengan pengusaha yang tergabung di Kadin. Sehingga, investasi di Jateng terdongkrak dan pertumbuhan ekonomi daerah semakin meningkat.
"Goverment atau pemerintah bukan pihak utama ataupun satu-satunya pihak yang mampu menyelesaikan persoalan ekonomi. Kemampuan pemerintah hanya 30 persen, selebihnya atau 70 persen adalah semua pihak termasuk para pengusaha," ujarnya.
Pelaksanaan Rapimprov bertema "Membangun Ekosistem Usaha Jateng yang Memiliki Daya Saing Global" tersebut, diharapkan dapat menjadi pijakan atau pedoman bahwa kondisi wilayah dan ekonomi Jateng kondusif. Sehingga, mendukung para investor untuk menanamkan modalnya di Jateng.
"Para investor jangan khawatir, Jateng aman dan kondusif. Pemerintah selalu berusaha maksimal untuk memberikan insentif dan fasilitasi kepada para pengusaha, karena pemerintah ingin para pengusaha di Jateng maju," bebernya.
Tidak kalah penting, Rapimprov yang dihadiri para pengusaha dari berbagai bidang usaha, akademisi, serta pemerintah itu, juga diharapkan mampu menghasilkan pokok-pokok pikiran yang konkrit, menciptakan kondusivitas ekonomi dan wilayah, iklim ekonomi serta peluang usaha di Jateng.
Ketua Kadin Jateng Kukrit Suryo Wicaksono menyebutkan, sedikitnya ada tiga hal penting dalam membangun ekosistem usaha di wilayah Jateng. Yakni infrastruktur, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan sinergitas. Terutama sinergitas antara pemerintah dengan para pelaku usaha.
"Di Jateng, dalam dua tahun terakhir mendapat barokah yang sangat luar biasa. Yakni keberadaan Bandara yang sebelumnya paling klasik se-Asia Tenggara sekarang menjadi Bandara yang paling keren se-Indonesia," bebernya.
Selain adanya terminal baru Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani yang populer dengan sebutan "Bandara Terapung" itu, keberadaan pelabuhan juga sudah menunjukkan peningkatan. Selain lalu lintas kapal barang yang meningkat, juga tidak sedikit kapal pesiar yang singgah di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sebagai gerbang utama Jateng dari sektor laut.
Tidak hanya Bandara dan pelabuhan, infrastruktur jalan yang bertahun-tahun diimpikan masyarakat, yakni pembangunan Tol Semarang-Solo dan Tol Semarang-Pekalongan-Tegal sudah terwujud. Dengan adanya tol trans-Jawa, tidak hanya menjadikan satu kesatuan ekonomi, tapi juga potensi pariwisata di Jateng.
Sementara terkait SDM, kata dia, Kadin Jateng telah bekerjasama dengan Jerman selama 12 tahun. Kerja sama tersebut meliputi pendidikan, pelatihan sumber daya manusia, dan kewirausahaan. Lembaga training di Jateng kini menjadi partner dunia usaha dalam meningkatkan SDM berkualitas tidak hanya di organisasi, tetapi juga di perusahaan. "Bahkan Jawa Tengah dianggap terbaik dan ini akan terus kita tingkatkan," imbuhnya.
Terkait sinergitas, Kukrit mencontohkan pelaksanaan kegiatan Rapimprov Kadin Jateng 2019. Pada acara itu, pelaku ekonomi, pemerintahan dan akademisi berkumpul dan berkomunikasi membahas berbagai peluang, sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja Indonesia.
"Semakin banyak masyarakat yang bekerja dan berpenghasilan, maka daya beli kian meningkat. Sehingga, usaha apapun akan menguntungkan," pungkasnya.
Baca juga : Potensi Jateng Menarik Investor Luar Biasa
Berita Terbaru