Follow Us :              

Banjir Purworejo Berangsur Surut, Ini Pesan Gus Yasin

  20 March 2019  |   16:00:00  |   dibaca : 428 
Kategori :
Bagikan :


Banjir Purworejo Berangsur Surut, Ini Pesan Gus Yasin

20 March 2019 | 16:00:00 | dibaca : 428
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

PURWOREJO – Sudah tiga malam berturut-turut Kholillah tidak bisa tidur dengan nyenyak. Bersama dua cucu dan dua orang anaknya, nenek berusia 60 tahun ini tidur berdesak-desakan di kompleks Masjid Al Mustakim Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo.

“Sudah dari malam Senin (Minggu malam, 17/3), kami tidur di masjid ini. Bagaimana tidak takut, suara banjirnya bergemuruh kayak suara helikopter. Ketinggian air sampai leher,” ujar pengungsi banjir di Kabupaten Purworejo ini saat dikunjungi Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Rabu (20/3/2019).

Sembari menggendong cucunya yang masih berusia Balita, Kholillah mengaku selama ini wilayahnya tiap tahun sering kebanjiran. Namun sepanjang ingatan dan usianya, banjir menggenangi rumahnya pada Minggu malam (17/3) lalu tersebut, merupakan yang terparah.

“Memang tingginya pernah sampai paha, tetapi enggak sampai mengungsi. Semua pakaian, gabah, barang elektronik terendam. Saya berharap pemerintah segera mengeruk sedimentasi Sungai Bogowonto. Sehingga jika terjadi hujan tidak kembali meluap,” ujarnya.

Sekretaris BPBD Purworejo, Agus Wahyutomo mengatakan, evakuasi korban terdampak banjir di empat kecamatan, meliputi Kecamatan Bagelen, Purwodadi, Ngombol dan Bayan, telah selesai seiring surutnya air pada Senin (18/3) lalu. Tercatat per Selasa (19/3), dari 1.568 warga yang sempat mengungsi kini hanya tinggal 165 warga. Rinciannya, 155 warga Bapangsari dan 15 warga Desa Dadirejo.

"Alhamdulillah dua hari ini hingga Rabu airnya sudah surut. Tapi ada beberapa titik pasca banjir dengan sarpras yang rusak. Sehingga, masyarakat di sini kalau malam masih mengungsi di masjid, tetapi kalau siang sudah beraktivitas biasa. Namun begitu, kita tetap mendistribusikan dapur umum yang ada di titik pengungsian ini,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin mengaku sudah menerima keinginan warga setempat agar dilakukan pengerukan sedimentasi di Sungai Bogowonto. Selain itu, pihaknya melalui Pemkab Purworejo telah menurunkan truk pengangkut air untuk membersihkan lumpur sisa banjir yang masuk ke rumah warga. Untuk air sumur warga yang kotor, dari Dinas Kesehatan melaporkan masih butuh waktu dua sampai tiga hari lagi baru kembali bersih.

“Saya mengimbau warga selalu menjaga kebersihan lingkungan dari tumpukan sampah. Disamping selalu menjaga kesehatan. Enggak usah dibahas lagi bencana ini dari cerita-cerita yang menakutkan. Bahas saja bagaimana anak- anak ini bisa kembali beraktivitas dan bisa tertawa,” imbaunya.

 

Baca juga : Banjir Purworejo, Pemprov Jateng Siapkan Asuransi dan Bibit Gratis Untuk Petani


Bagikan :

PURWOREJO – Sudah tiga malam berturut-turut Kholillah tidak bisa tidur dengan nyenyak. Bersama dua cucu dan dua orang anaknya, nenek berusia 60 tahun ini tidur berdesak-desakan di kompleks Masjid Al Mustakim Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo.

“Sudah dari malam Senin (Minggu malam, 17/3), kami tidur di masjid ini. Bagaimana tidak takut, suara banjirnya bergemuruh kayak suara helikopter. Ketinggian air sampai leher,” ujar pengungsi banjir di Kabupaten Purworejo ini saat dikunjungi Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Rabu (20/3/2019).

Sembari menggendong cucunya yang masih berusia Balita, Kholillah mengaku selama ini wilayahnya tiap tahun sering kebanjiran. Namun sepanjang ingatan dan usianya, banjir menggenangi rumahnya pada Minggu malam (17/3) lalu tersebut, merupakan yang terparah.

“Memang tingginya pernah sampai paha, tetapi enggak sampai mengungsi. Semua pakaian, gabah, barang elektronik terendam. Saya berharap pemerintah segera mengeruk sedimentasi Sungai Bogowonto. Sehingga jika terjadi hujan tidak kembali meluap,” ujarnya.

Sekretaris BPBD Purworejo, Agus Wahyutomo mengatakan, evakuasi korban terdampak banjir di empat kecamatan, meliputi Kecamatan Bagelen, Purwodadi, Ngombol dan Bayan, telah selesai seiring surutnya air pada Senin (18/3) lalu. Tercatat per Selasa (19/3), dari 1.568 warga yang sempat mengungsi kini hanya tinggal 165 warga. Rinciannya, 155 warga Bapangsari dan 15 warga Desa Dadirejo.

"Alhamdulillah dua hari ini hingga Rabu airnya sudah surut. Tapi ada beberapa titik pasca banjir dengan sarpras yang rusak. Sehingga, masyarakat di sini kalau malam masih mengungsi di masjid, tetapi kalau siang sudah beraktivitas biasa. Namun begitu, kita tetap mendistribusikan dapur umum yang ada di titik pengungsian ini,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin mengaku sudah menerima keinginan warga setempat agar dilakukan pengerukan sedimentasi di Sungai Bogowonto. Selain itu, pihaknya melalui Pemkab Purworejo telah menurunkan truk pengangkut air untuk membersihkan lumpur sisa banjir yang masuk ke rumah warga. Untuk air sumur warga yang kotor, dari Dinas Kesehatan melaporkan masih butuh waktu dua sampai tiga hari lagi baru kembali bersih.

“Saya mengimbau warga selalu menjaga kebersihan lingkungan dari tumpukan sampah. Disamping selalu menjaga kesehatan. Enggak usah dibahas lagi bencana ini dari cerita-cerita yang menakutkan. Bahas saja bagaimana anak- anak ini bisa kembali beraktivitas dan bisa tertawa,” imbaunya.

 

Baca juga : Banjir Purworejo, Pemprov Jateng Siapkan Asuransi dan Bibit Gratis Untuk Petani


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu