Foto : Istimewa (Humas Jateng)
Foto : Istimewa (Humas Jateng)
MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menghadiri peringatan Hari Pers Nasional (HPN) dan Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jateng ke-73 di Kabupaten Magelang, Sabtu (23/3/2019) malam. Dalam acara yang dihadiri puluhan awak media termasuk Ketua PWI Pusat Atal Sembiring Depari, Ganjar menitipkan sejumlah pesan.
Tak banyak yang disampaikan Gubernur Jateng dua periode itu. Namun, dia menekankan tentang kondisi bangsa Indonesia yang kini mulai terpecah belah karena berbagai informasi hoax dan fitnah. "Siapa yang bisa mengontrol semua ini. Media harus berperan untuk mengedukasi masyarakat dan memberikan informasi-informasi yang faktual dan mencerdaskan," ucapnya.
Ganjar menerangkan, banyak sekali informasi yang beredar di masyarakat akhir-akhir ini adalah hal-hal yang negatif. Jarang sekali hal-hal yang positif kepada masyarakat, tentang kebaikan-kebaikan dan prestasi anak bangsa.
"Contoh kecil, saya baru saja pulang dari Abu Dhabi dan menghadiri acara Special Olimpic World Games yang diikuti atlet-atlet berkebutuhan khusus. Atlet-atlet kita berprestasi, ada 11 medali yang diraih. Siapa yang peduli mereka? Apakah masyarakat Indonesia ada yang tahu bahkan ada yang kenal dengan mereka?" kata Ganjar.
Selain itu, tentang kesenian, kebudayaan dan banyak hal lain tentang Indonesia banyak kisah-kisah yang sebenarnya menarik. Jika diberitakan atau dibuat film, maka hal itu tidak akan pernah ada habisnya.
Kisah Borobudur saja misalnya, itu menyimpan cerita yang masih banyak belum terungkap. Masyarakat banyak yang belum mengetahui kisah-kisah dibalik bangunan fenomenal itu. "Belum lagi soal kesenian dan banyak lagi yang lainnya. Namun siapa yang peduli hal itu?" tanyanya kembali.
Prestasi-prestasi dan kebaikan-kebaikan itu, lanjut dia, jarang terungkap ke publik akhir-akhir ini. Justru yang menguak, adalah hal-hal negatif dan semakin santer menjelang Pilpres 2019. "Kenapa kita selalu bicara kejelekan dan bukan prestasi meskipun kecil? Malam ini saya mengajak mari kita semua selalu menampilkan hal-hal yang positif untuk menjaga persatuan bangsa," tegasnya.
Di peringatan HPN tersebut, Ganjar mengajak seluruh insan pers untuk bisa menjadi agen dalam pemberian informasi yang benar, baik, edukatif dan membangun kepada masyarakat. "Selamat Hari Pers Nasional, selamat ulang tahun PWI Jateng ke-73. Mari kita bersama-sama membangun bangsa," bebernya.
Sementara itu, Atal Sembiring Depari dalam sambutannya juga menekankan pentingnya peran media untuk menjaga bangsa ini terhindar dari perpecahan. Sebagai bagian dari pilar demokrasi, media harus mampu menjadi perekat persatuan bangsa.
"Pesta demokrasi sebentar lagi, wartawan harus menjadi wasit yang baik, adil dan memberitakan sesuai fakta. Jangan sampai memberitakan informasi hoaks, harus menciptakan informasi yang jernih, mendidik dan tidak memprovokasi masyarakat," ucapnya.
Media, lanjut dia, memiliki tanggung jawab yang besar untuk suksesnya demokrasi di Indonesia. Tanggung jawab itu harus dilaksanakan sebaik-baiknya demi tegaknya NKRI. "Jangan, jangan provokasi masyarakat dengan berita-berita yang tidak bertanggungjawab. Kasihan masyarakat, media harus menjaga kejernihan, ikut menjaga stabilitas dan keamanan," pungkasnya.
Baca juga : Hari Pers Nasional, Ganjar Ajak Media Gencar Promosikan Pariwisata
MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menghadiri peringatan Hari Pers Nasional (HPN) dan Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jateng ke-73 di Kabupaten Magelang, Sabtu (23/3/2019) malam. Dalam acara yang dihadiri puluhan awak media termasuk Ketua PWI Pusat Atal Sembiring Depari, Ganjar menitipkan sejumlah pesan.
Tak banyak yang disampaikan Gubernur Jateng dua periode itu. Namun, dia menekankan tentang kondisi bangsa Indonesia yang kini mulai terpecah belah karena berbagai informasi hoax dan fitnah. "Siapa yang bisa mengontrol semua ini. Media harus berperan untuk mengedukasi masyarakat dan memberikan informasi-informasi yang faktual dan mencerdaskan," ucapnya.
Ganjar menerangkan, banyak sekali informasi yang beredar di masyarakat akhir-akhir ini adalah hal-hal yang negatif. Jarang sekali hal-hal yang positif kepada masyarakat, tentang kebaikan-kebaikan dan prestasi anak bangsa.
"Contoh kecil, saya baru saja pulang dari Abu Dhabi dan menghadiri acara Special Olimpic World Games yang diikuti atlet-atlet berkebutuhan khusus. Atlet-atlet kita berprestasi, ada 11 medali yang diraih. Siapa yang peduli mereka? Apakah masyarakat Indonesia ada yang tahu bahkan ada yang kenal dengan mereka?" kata Ganjar.
Selain itu, tentang kesenian, kebudayaan dan banyak hal lain tentang Indonesia banyak kisah-kisah yang sebenarnya menarik. Jika diberitakan atau dibuat film, maka hal itu tidak akan pernah ada habisnya.
Kisah Borobudur saja misalnya, itu menyimpan cerita yang masih banyak belum terungkap. Masyarakat banyak yang belum mengetahui kisah-kisah dibalik bangunan fenomenal itu. "Belum lagi soal kesenian dan banyak lagi yang lainnya. Namun siapa yang peduli hal itu?" tanyanya kembali.
Prestasi-prestasi dan kebaikan-kebaikan itu, lanjut dia, jarang terungkap ke publik akhir-akhir ini. Justru yang menguak, adalah hal-hal negatif dan semakin santer menjelang Pilpres 2019. "Kenapa kita selalu bicara kejelekan dan bukan prestasi meskipun kecil? Malam ini saya mengajak mari kita semua selalu menampilkan hal-hal yang positif untuk menjaga persatuan bangsa," tegasnya.
Di peringatan HPN tersebut, Ganjar mengajak seluruh insan pers untuk bisa menjadi agen dalam pemberian informasi yang benar, baik, edukatif dan membangun kepada masyarakat. "Selamat Hari Pers Nasional, selamat ulang tahun PWI Jateng ke-73. Mari kita bersama-sama membangun bangsa," bebernya.
Sementara itu, Atal Sembiring Depari dalam sambutannya juga menekankan pentingnya peran media untuk menjaga bangsa ini terhindar dari perpecahan. Sebagai bagian dari pilar demokrasi, media harus mampu menjadi perekat persatuan bangsa.
"Pesta demokrasi sebentar lagi, wartawan harus menjadi wasit yang baik, adil dan memberitakan sesuai fakta. Jangan sampai memberitakan informasi hoaks, harus menciptakan informasi yang jernih, mendidik dan tidak memprovokasi masyarakat," ucapnya.
Media, lanjut dia, memiliki tanggung jawab yang besar untuk suksesnya demokrasi di Indonesia. Tanggung jawab itu harus dilaksanakan sebaik-baiknya demi tegaknya NKRI. "Jangan, jangan provokasi masyarakat dengan berita-berita yang tidak bertanggungjawab. Kasihan masyarakat, media harus menjaga kejernihan, ikut menjaga stabilitas dan keamanan," pungkasnya.
Baca juga : Hari Pers Nasional, Ganjar Ajak Media Gencar Promosikan Pariwisata
Berita Terbaru