Follow Us :              

Gus Yasin: Kemerdekaan dan Persatuan itu Mahal

  02 April 2019  |   12:00:00  |   dibaca : 472 
Kategori :
Bagikan :


Gus Yasin: Kemerdekaan dan Persatuan itu Mahal

02 April 2019 | 12:00:00 | dibaca : 472
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Indonesia merupakan negara Bhinneka Tunggal Ika. Segala perbedaan yang ada, termasuk agama adalah untuk saling melengkapi dalam rangka membangun NKRI. Agama yang beragam jangan menjadi penyebab pertikaian, melainkan menjadi pemersatu bangsa dan perekat kerukunan.

Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat memberi sambutan pada seminar "Wawasan Kebangsaan dan Pencerahan Politik serta Doa Keselamatan Untuk Bangsa Bersama Para Pendeta dan Majelis Gereja se-Kota Semarang," di STT Kristus Alfa Omega, Mijen Semarang, Selasa (2/4/2019).

"Pada kegiatan ini, kita bersama-sama berkesempatan menyatukan simbol-simbol yang ada di NKRI. Kita tahu bahwa kita ini satu bahasa, satu nusa dan satu bangsa. Maka dalam kesatuan ini, marilah kita bersinergi untuk persatuan dan membangun negara dengan ide-ide gemilang." ujar Taj Yasin.

Di hadapan Ketua STT Kristus Alfa Omega Gregorious Suwito dan puluhan peserta seminar dari berbagai agama, suku, dan ras tersebut, putra ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu menjelaskan, kemerdekaan dan persatuan itu sangatlah mahal sehingga semua harus menjaga dan menpertahankan persatuan Indonesia.

Menurutnya, konflik antar warga, ujaran kebencian dan hoax atau berita bohong yang akhir-akhir ini marak di Indonesia akibat memanasnya suhu politik. Seperti halnya pertikaian yang terjadi di Suriah juga disebabkan oleh politik. Tidak ada unsur agama, namun agama seringkali yang dijadikan alat untuk memecah umat. Karena agama yang mampu dan mudah digunakan untuk mengadu domba.

"Saya tinggal di Suriah sekitar lima tahun atau sebelum terjadi peperangan sekitar tahun 2008. Isu-isu peperangan dan konflik yang membuat saya keluar dari Suriah. Pertikaian dan peperangan di suatu negara juga berdampak buruk terhadap warga negara lain yang berdomisili di negara berkonflik," bebernya.

Pada tahun politik seperti saat ini, kata dia, peran pemuka agama sangat penting guna mengajak masyarakat  bersatu untuk NKRI. Umat Kristiani, Muslim, Hindu, Buddha dan lainnya harus duduk bersama menghadapi berbagai persoalan yang mengancam persatuan bangsa.

Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur yang akrab disapa Gus Yasin itu meminta seluruh masyarakat, terutama para pemuka agama agar mengajak umat mengenal agama dan Tuhannya secara lebih dekat, serta memahami ajarannya dengan baik dan benar. Khususnya bagi generasi muda atau milenal, jangan sampai tidak tahu dan tidak kenal Tuhannya.

"Saya berharap para pemuka Kristiani pahamkan kepada umat bahwa kita dalam satu bingkai NKRI. Bersatulah para pendeta, para ulama serta tokoh-tokoh agama lainnya," tandasnya.

Senada disampaikan Ketua Forum Komunikasi dan LSM RI (Forkomammas RI) Adi Siswanto Wisnu menambahkan, pentingnya peranan hamba Tuhan dalam bersosialisasi dengan umat-umat lain dan dengan gereja-gereja lain, sehingga masyarakat bersatu atau tidak terkotak-kotak.

"Terlebih situasi politik saat ini sangat panas. Kita jangan sampai golput, jangan menyebar hoax dan hal-hal negatif lainnya sehingga terjadi ketakutan di masyarakat. Ada yang bilang negara akan menjadi negara khilafah, umat Kristen dibantai, kemudian video-video hoax nanti seperti di Syria yang semuanya membuat kekhawatiran jemaat," bebernya.

Maka dalam kesempatan tersebut, kata dia, para hamba Tuhan diharapkan kembali lagi pada fungsinya sebagai seorang pemuka agama. Semua memilih sesuai hati nurani, jangan sampai para pendeta gontok-gontokan sendiri, saling berebut menjadi tim sukses, apalagi saling bermusuhan.

 

Baca juga : Ajak Jaga Persatuan di Harlah NU ke-93, Gus Yasin: Damai Itu Tak Ternilai


Bagikan :

SEMARANG - Indonesia merupakan negara Bhinneka Tunggal Ika. Segala perbedaan yang ada, termasuk agama adalah untuk saling melengkapi dalam rangka membangun NKRI. Agama yang beragam jangan menjadi penyebab pertikaian, melainkan menjadi pemersatu bangsa dan perekat kerukunan.

Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat memberi sambutan pada seminar "Wawasan Kebangsaan dan Pencerahan Politik serta Doa Keselamatan Untuk Bangsa Bersama Para Pendeta dan Majelis Gereja se-Kota Semarang," di STT Kristus Alfa Omega, Mijen Semarang, Selasa (2/4/2019).

"Pada kegiatan ini, kita bersama-sama berkesempatan menyatukan simbol-simbol yang ada di NKRI. Kita tahu bahwa kita ini satu bahasa, satu nusa dan satu bangsa. Maka dalam kesatuan ini, marilah kita bersinergi untuk persatuan dan membangun negara dengan ide-ide gemilang." ujar Taj Yasin.

Di hadapan Ketua STT Kristus Alfa Omega Gregorious Suwito dan puluhan peserta seminar dari berbagai agama, suku, dan ras tersebut, putra ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu menjelaskan, kemerdekaan dan persatuan itu sangatlah mahal sehingga semua harus menjaga dan menpertahankan persatuan Indonesia.

Menurutnya, konflik antar warga, ujaran kebencian dan hoax atau berita bohong yang akhir-akhir ini marak di Indonesia akibat memanasnya suhu politik. Seperti halnya pertikaian yang terjadi di Suriah juga disebabkan oleh politik. Tidak ada unsur agama, namun agama seringkali yang dijadikan alat untuk memecah umat. Karena agama yang mampu dan mudah digunakan untuk mengadu domba.

"Saya tinggal di Suriah sekitar lima tahun atau sebelum terjadi peperangan sekitar tahun 2008. Isu-isu peperangan dan konflik yang membuat saya keluar dari Suriah. Pertikaian dan peperangan di suatu negara juga berdampak buruk terhadap warga negara lain yang berdomisili di negara berkonflik," bebernya.

Pada tahun politik seperti saat ini, kata dia, peran pemuka agama sangat penting guna mengajak masyarakat  bersatu untuk NKRI. Umat Kristiani, Muslim, Hindu, Buddha dan lainnya harus duduk bersama menghadapi berbagai persoalan yang mengancam persatuan bangsa.

Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur yang akrab disapa Gus Yasin itu meminta seluruh masyarakat, terutama para pemuka agama agar mengajak umat mengenal agama dan Tuhannya secara lebih dekat, serta memahami ajarannya dengan baik dan benar. Khususnya bagi generasi muda atau milenal, jangan sampai tidak tahu dan tidak kenal Tuhannya.

"Saya berharap para pemuka Kristiani pahamkan kepada umat bahwa kita dalam satu bingkai NKRI. Bersatulah para pendeta, para ulama serta tokoh-tokoh agama lainnya," tandasnya.

Senada disampaikan Ketua Forum Komunikasi dan LSM RI (Forkomammas RI) Adi Siswanto Wisnu menambahkan, pentingnya peranan hamba Tuhan dalam bersosialisasi dengan umat-umat lain dan dengan gereja-gereja lain, sehingga masyarakat bersatu atau tidak terkotak-kotak.

"Terlebih situasi politik saat ini sangat panas. Kita jangan sampai golput, jangan menyebar hoax dan hal-hal negatif lainnya sehingga terjadi ketakutan di masyarakat. Ada yang bilang negara akan menjadi negara khilafah, umat Kristen dibantai, kemudian video-video hoax nanti seperti di Syria yang semuanya membuat kekhawatiran jemaat," bebernya.

Maka dalam kesempatan tersebut, kata dia, para hamba Tuhan diharapkan kembali lagi pada fungsinya sebagai seorang pemuka agama. Semua memilih sesuai hati nurani, jangan sampai para pendeta gontok-gontokan sendiri, saling berebut menjadi tim sukses, apalagi saling bermusuhan.

 

Baca juga : Ajak Jaga Persatuan di Harlah NU ke-93, Gus Yasin: Damai Itu Tak Ternilai


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu