Foto : (Humas Jateng)
Foto : (Humas Jateng)
Surakarta – Gagasan Perpustakaan Nasional RI untuk mendirikan pusat unggulan layanan
perpustakaan dan informasi budaya lokal Center of Excellence (CoF), mendapat dukungan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pemprov akan memfasilitasi pendirian CoF di Jateng
menyajikan koleksi beragam budaya dari 35 kabupaten/ kota di Jawa Tengah.
Saat Pembukaan Rapat Kerja CoF di Hotel Margangsa, Selasa (4/4), Kepala Dinas Arsip dan
Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah Masrofi S Sos MSi menyampaikan, kebhinnekaan yang
melatarbelakangi Indonesia, membuat Indonesia kaya dengan beragam budaya, adat, kesenian
dan kearifan lokal. Kekayaan itu mesti dipelihara dan dilestarikan karena menjadi salah satu
modal pembangunan dan pengembangan budaya nasional.
Beranjak dari pemikiran perlunya upaya memelihara dan melestarikan kekayaan budaya bangsa,
kata Masrofi, Perpustakaan Nasional RI menggagas pendirian CoF, yaitu pusat unggulan layanan
perpustakaan dan informasi budaya lokal. Gagasan itu disupport Pemprov Jateng dengan
merencanakan memfasilitasi pendirian CoF di Jateng. Nantinya, CoF Jateng akan menyajikan
koleksi beragam budaya dari 35 kabupaten/ kota di Jawa Tengah.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP menambahkan, support dari
Pemprov Jateng merupakan bagian dari Program Pembangunan Perpustakaan Digital Nasional
Indonesia yang digagas oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Keberadaan Center of
Excellence Budaya Lokal Jawa Tengah, dinilai Sekda sangat penting untuk memenuhi kebutuhan
pemustaka terhadap informasi tentang budaya di seluruh wilayah Jawa Tengah, yang telah
ditetapkan dengan standar kinerja yang tinggi.
“Saya tadi menghadiri FGD mengenai tayangan TV yang mencerdaskan. Dalam FGD itu, ada
usulan dari jurnalis televisi yang menghendaki database kearifan lokal. Dia mengatakan, saya ini
mau menyiarkan (budaya) tentang Jateng, tapi bahannya kurang. Kemudian saya tanya Pak
Masrofi, ternyata punya. Jadi, bagus,” tuturnya.
CoE Budaya Jawa Tengah, imbuh dia, tidak hanya untuk kepentingan pemustaka, tetapi
sekaligus menjadi sumber belajar bagi para generasi muda. Dengan terwujudnya informasi
budaya lokal yang dapat diakses dengan mudah, cepat dan murah, Sekda berharap, budaya lokal
Jawa Tengah tetap eksis dan berkembang baik di tengah terpaan budaya asing.
Untuk mendukung pembangunan dan pengembangan CoE Budaya Jawa Tengah, Sekda
menginstruksikan agar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah segera
mengidentifikasi dan memetakan situs-situs kearifan lokal. Pemetaan yang dilakukan baik dalam
bentuk buku, naskah maupun lisan yang memiliki nilai artistik, historis dan ada nilai
kemanfaatan bagi masyarakat Jawa Tengah.
“Setelah itu, lakukan akuisisi, transkripsi, transliterasi serta preservasi buku kuno yang masih
berhuruf dan berbahasa Jawa. Terus eksplorasi budaya Jawa Tengah yang masih dalam bentuk
lisan menjadi bentuk tertulis dan/atau dalam bentuk film. Seiring dengan itu, perlu dilakukan
peningkatan infrastruktur dan tata kelola perpustakaan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan
masyarakat yang semakin kompleks,” urai mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa
Tengah itu.
Dia menambahkan, yang tidak kalah penting adalah mengembangkan kerja sama dan sistem
jejaring perpustakaan yang bertumpu pada budaya lokal. Kerja sama dan jejaring perpustakaan
itu dapat didayagunakan oleh masyarakat, sehingga tercipta kondisi masyarakat Jateng yang
cerdas dan berbudi pekerti baik.
Surakarta – Gagasan Perpustakaan Nasional RI untuk mendirikan pusat unggulan layanan
perpustakaan dan informasi budaya lokal Center of Excellence (CoF), mendapat dukungan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pemprov akan memfasilitasi pendirian CoF di Jateng
menyajikan koleksi beragam budaya dari 35 kabupaten/ kota di Jawa Tengah.
Saat Pembukaan Rapat Kerja CoF di Hotel Margangsa, Selasa (4/4), Kepala Dinas Arsip dan
Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah Masrofi S Sos MSi menyampaikan, kebhinnekaan yang
melatarbelakangi Indonesia, membuat Indonesia kaya dengan beragam budaya, adat, kesenian
dan kearifan lokal. Kekayaan itu mesti dipelihara dan dilestarikan karena menjadi salah satu
modal pembangunan dan pengembangan budaya nasional.
Beranjak dari pemikiran perlunya upaya memelihara dan melestarikan kekayaan budaya bangsa,
kata Masrofi, Perpustakaan Nasional RI menggagas pendirian CoF, yaitu pusat unggulan layanan
perpustakaan dan informasi budaya lokal. Gagasan itu disupport Pemprov Jateng dengan
merencanakan memfasilitasi pendirian CoF di Jateng. Nantinya, CoF Jateng akan menyajikan
koleksi beragam budaya dari 35 kabupaten/ kota di Jawa Tengah.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP menambahkan, support dari
Pemprov Jateng merupakan bagian dari Program Pembangunan Perpustakaan Digital Nasional
Indonesia yang digagas oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Keberadaan Center of
Excellence Budaya Lokal Jawa Tengah, dinilai Sekda sangat penting untuk memenuhi kebutuhan
pemustaka terhadap informasi tentang budaya di seluruh wilayah Jawa Tengah, yang telah
ditetapkan dengan standar kinerja yang tinggi.
“Saya tadi menghadiri FGD mengenai tayangan TV yang mencerdaskan. Dalam FGD itu, ada
usulan dari jurnalis televisi yang menghendaki database kearifan lokal. Dia mengatakan, saya ini
mau menyiarkan (budaya) tentang Jateng, tapi bahannya kurang. Kemudian saya tanya Pak
Masrofi, ternyata punya. Jadi, bagus,” tuturnya.
CoE Budaya Jawa Tengah, imbuh dia, tidak hanya untuk kepentingan pemustaka, tetapi
sekaligus menjadi sumber belajar bagi para generasi muda. Dengan terwujudnya informasi
budaya lokal yang dapat diakses dengan mudah, cepat dan murah, Sekda berharap, budaya lokal
Jawa Tengah tetap eksis dan berkembang baik di tengah terpaan budaya asing.
Untuk mendukung pembangunan dan pengembangan CoE Budaya Jawa Tengah, Sekda
menginstruksikan agar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah segera
mengidentifikasi dan memetakan situs-situs kearifan lokal. Pemetaan yang dilakukan baik dalam
bentuk buku, naskah maupun lisan yang memiliki nilai artistik, historis dan ada nilai
kemanfaatan bagi masyarakat Jawa Tengah.
“Setelah itu, lakukan akuisisi, transkripsi, transliterasi serta preservasi buku kuno yang masih
berhuruf dan berbahasa Jawa. Terus eksplorasi budaya Jawa Tengah yang masih dalam bentuk
lisan menjadi bentuk tertulis dan/atau dalam bentuk film. Seiring dengan itu, perlu dilakukan
peningkatan infrastruktur dan tata kelola perpustakaan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan
masyarakat yang semakin kompleks,” urai mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa
Tengah itu.
Dia menambahkan, yang tidak kalah penting adalah mengembangkan kerja sama dan sistem
jejaring perpustakaan yang bertumpu pada budaya lokal. Kerja sama dan jejaring perpustakaan
itu dapat didayagunakan oleh masyarakat, sehingga tercipta kondisi masyarakat Jateng yang
cerdas dan berbudi pekerti baik.