Follow Us :              

Penerimaan Zakat Meningkat Dua Kali Lipat, Baznas Jateng Buka 16 Lapak UMKM

  04 May 2019  |   15:00:00  |   dibaca : 918 
Kategori :
Bagikan :


Penerimaan Zakat Meningkat Dua Kali Lipat, Baznas Jateng Buka 16 Lapak UMKM

04 May 2019 | 15:00:00 | dibaca : 918
Kategori :
Bagikan :

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

SEMARANG - Penerimaan zakat di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah meningkat hampir dua kali lipat pasca dikeluarkannya Surat Edaran Gubernur tentang potongan langsung dari gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) sebesar 2,5 persen. Dengan lonjakan penerimaan itu, Baznas Jateng bertekad meningkatkan kontribusi dalam penurunan kemiskinan di Jateng.

Peningkatan penerimaan zakat itu disampaikan oleh Ketua Baznas Provinsi Jateng KH Achmad Daroji saat Peluncuran Lapak Pedagang Kuliner Mustahik Binaan Baznas Provinsi Jateng, Sabtu (4/5/2019) di Jalan Jolotundo, Kompleks Masjid Agung Jateng (MAJT). "Yang semula perbulan penerimaannya hanya Rp2,7 miliar, setelah ada surat edaran dari pak Gub kini yang diterima Baznas mencapai Rp4,2 miliar," katanya. 

Surat edaran tersebut dikeluarkan Ganjar setelah menerima laporan dari Baznas terkait penerimaan serta pemanfaatan zakat sepanjang 2018 silam. Sepanjang 2018, Baznas Jateng menerima saluran zakat dari ASN Jateng sebesar Rp31,7 miliar. Dengan meningkatnya penerimaan, pemanfaatannya pun dilakukan secara modern. 

"Pemanfaatan untuk sektor produktif sebesar 40 persen dan sektor tidak produktif sebesar 60 persen. Untuk sektor produktif alhamdulillah semua bisa untuk produksi, misalnya pinjaman tanpa bunga, Baznas micro finance. Sektor tidak produktif kita manfaatkan untuk pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH)," ujarnya. 

Baznas Micro Finance, lanjut KH Daroji, ditujukan pada mereka yang punya usaha kecil yang ingin menambah modal. Tapi mereka tidak dilepas begitu saja, tetapi diberi pendampingan. Selanjutnya Baznas melakukan evaluasi. "Seperti saat ini, ada 16 lapak pedagang kecil kerjasama dengan MAJT. Ini tekad kami untuk ngeroyok mengatasi kemiskinan di Jawa Tengah," katanya. 

Dengan sistem yang diterapkan dalam pengelolaan zakat tersebut, Jateng bahkan dijadikan role model pengumpulan dan pengelolaan zakat secara nasional. Gubernur Jateng mengatakan, pemanfaatan zakat tersebut sangat membantu untuk menyejahterakan masyarakat. 

"Baznas sangat berkontribusi penuh dalam penurunan kemiskinan. Baznas adalah solusi. Kita menyelesaikan dengan banyak sumber untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat. APBD sudah pasti, tapi Baznas dan para filantropis punya kekuatan luar biasa," paparnya. 

Namun demikian, kepada para pelapak Ganjar berpesan agar menggunakan dana pemanfaatan zakat tersebut secara benar, tidak main-main. Komunikasi pun diharapkan bisa dilakukan secara intensif, terlebih setelah pedagang menerima lapak, masih ada program lanjutan, yakni pendampingan. 

"Ini rangsangan awal yang selanjutnya semoga panjenengan bisa mandiri. Setelah pembangunan lapak ini selanjutnya masih ada program yakni pinjaman tanpa bunga. Tapi dibayar ya," katanya. 

Usai meresmikan lapak tersebut, Ganjar pun langsung keliling ke 16 padagang yang didominasi lapak kuliner. Ada nasi bungkus, ayam penyet, tahu gimbal, nasi pindang, nasi rames, mie topping, soto, gule kambing Bustaman. "Wah ini ada gule Bustaman ternyata, enak Iki. Dodolan seng nggenah yo (jualan yang sungguh-sungguh ya)," kata Ganjar.

 

Baca juga : Di Hadapan JK, Ganjar: Optimalisasi Baznas Sukses Tekan Kemiskinan di Jateng


Bagikan :

SEMARANG - Penerimaan zakat di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah meningkat hampir dua kali lipat pasca dikeluarkannya Surat Edaran Gubernur tentang potongan langsung dari gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) sebesar 2,5 persen. Dengan lonjakan penerimaan itu, Baznas Jateng bertekad meningkatkan kontribusi dalam penurunan kemiskinan di Jateng.

Peningkatan penerimaan zakat itu disampaikan oleh Ketua Baznas Provinsi Jateng KH Achmad Daroji saat Peluncuran Lapak Pedagang Kuliner Mustahik Binaan Baznas Provinsi Jateng, Sabtu (4/5/2019) di Jalan Jolotundo, Kompleks Masjid Agung Jateng (MAJT). "Yang semula perbulan penerimaannya hanya Rp2,7 miliar, setelah ada surat edaran dari pak Gub kini yang diterima Baznas mencapai Rp4,2 miliar," katanya. 

Surat edaran tersebut dikeluarkan Ganjar setelah menerima laporan dari Baznas terkait penerimaan serta pemanfaatan zakat sepanjang 2018 silam. Sepanjang 2018, Baznas Jateng menerima saluran zakat dari ASN Jateng sebesar Rp31,7 miliar. Dengan meningkatnya penerimaan, pemanfaatannya pun dilakukan secara modern. 

"Pemanfaatan untuk sektor produktif sebesar 40 persen dan sektor tidak produktif sebesar 60 persen. Untuk sektor produktif alhamdulillah semua bisa untuk produksi, misalnya pinjaman tanpa bunga, Baznas micro finance. Sektor tidak produktif kita manfaatkan untuk pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH)," ujarnya. 

Baznas Micro Finance, lanjut KH Daroji, ditujukan pada mereka yang punya usaha kecil yang ingin menambah modal. Tapi mereka tidak dilepas begitu saja, tetapi diberi pendampingan. Selanjutnya Baznas melakukan evaluasi. "Seperti saat ini, ada 16 lapak pedagang kecil kerjasama dengan MAJT. Ini tekad kami untuk ngeroyok mengatasi kemiskinan di Jawa Tengah," katanya. 

Dengan sistem yang diterapkan dalam pengelolaan zakat tersebut, Jateng bahkan dijadikan role model pengumpulan dan pengelolaan zakat secara nasional. Gubernur Jateng mengatakan, pemanfaatan zakat tersebut sangat membantu untuk menyejahterakan masyarakat. 

"Baznas sangat berkontribusi penuh dalam penurunan kemiskinan. Baznas adalah solusi. Kita menyelesaikan dengan banyak sumber untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat. APBD sudah pasti, tapi Baznas dan para filantropis punya kekuatan luar biasa," paparnya. 

Namun demikian, kepada para pelapak Ganjar berpesan agar menggunakan dana pemanfaatan zakat tersebut secara benar, tidak main-main. Komunikasi pun diharapkan bisa dilakukan secara intensif, terlebih setelah pedagang menerima lapak, masih ada program lanjutan, yakni pendampingan. 

"Ini rangsangan awal yang selanjutnya semoga panjenengan bisa mandiri. Setelah pembangunan lapak ini selanjutnya masih ada program yakni pinjaman tanpa bunga. Tapi dibayar ya," katanya. 

Usai meresmikan lapak tersebut, Ganjar pun langsung keliling ke 16 padagang yang didominasi lapak kuliner. Ada nasi bungkus, ayam penyet, tahu gimbal, nasi pindang, nasi rames, mie topping, soto, gule kambing Bustaman. "Wah ini ada gule Bustaman ternyata, enak Iki. Dodolan seng nggenah yo (jualan yang sungguh-sungguh ya)," kata Ganjar.

 

Baca juga : Di Hadapan JK, Ganjar: Optimalisasi Baznas Sukses Tekan Kemiskinan di Jateng


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu