Follow Us :              

Tekankan Integritas, Ganjar Ingatkan CPNS Tolak Gratifikasi

  21 May 2019  |   15:00:00  |   dibaca : 529 
Kategori :
Bagikan :


Tekankan Integritas, Ganjar Ingatkan CPNS Tolak Gratifikasi

21 May 2019 | 15:00:00 | dibaca : 529
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menekankan kepada Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Pemprov Jateng agar menjunjung integritas "Mboten Korupsi Mboten Ngapusi." Meskipun, dia mengaku masih menerima sejumlah aduan dugaan pungutan liar antara pihak guru dengan muridnya di sejumlah sekolah.

"Saya masih menerima laporan dari orangtua wali murid di Kebumen ada anaknya disuruh beli buku oleh gurunya. Lalu di Sragen ada yang meminta muridnya beli batik," ungkap Ganjar di hadapan ratusan peserta pelatihan dasar dan prajabatan K2 CPNS di Auditorium Sasana Widya Praja Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jateng di Kota Semarang, Selasa (21/5/2019).

Menurutnya, tindakan tersebut ujung-ujungnya mengambil keuntungan. Namun ada sebagian pihak yang mengatakan bahwa keuntungan tersebut merupakan rezeki. Sebaliknya secara sadis ada yang bilang itu termasuk pungli. Maka terhadap adanya laporan tersebut, gubernur telah meminta Kepala Dinas Pendidikan melakukan pengecekan di lapangan. 

Lantas dia mengajukan pertanyaan tersebut kepada sejumlah peserta, apakah tindakan itu termasuk kategori gratifikasi atau tidak. Salah satunya Astri Yuliani, seorang guru jurusan Multimedia di SMKN 1 Batang. Saat masih berstatus guru honorer, Astri mengaku pernah menjual e-book hasil karyanya sendiri.

"Dulu waktu masih honorer begitu juga. Saya bikin e-book gratis kepada murid, tetapi dapat uangnya dari penerbit. Jadi, saya pribadi senang dapat duit. Cuma itu uang panas, adem (dingin) atau anget (hangat)? Kalau bareng-bareng ya adem Pak. Ampun dipotong gajinya, Pak," ujarnya berseloroh.

Lain halnya dengan Irwan. Perawat di RSUD Moewardi Kota Solo ini mengaku berulang kali menolak pemberian hadiah dari keluarga pasien yang pernah dia rawat. Sebab di rumah sakitnya banyak terpasang spanduk bertuliskan menerima hadiah atau imbalan dari pasien.

"Kami tegas menolak. Jadi, gratifikasi itu sesuatu barang atau uang yang diberikan kepada pimpinan untuk melancarkan suatu tujuan. Meskipun dalam tugas saya itu bentuknya berupa makanan dari pasien," cerita Irwan. 

Mengingat pengakuan tersebut, Ganjar menegaskan, para ASN harus berani dan berintegritas "Mboten Korupsi Mboten Ngapusi." Pasalnya, gratifikasi dkhawatirkan memengaruhi sesuatu keputusan. Selain itu, pola ASN di lingkungan Pemprov Jateng saat ini harus melayani masyarakat dengan mudah, murah, cepat, dan tuntas Sehingga membuat masyarakat tersenyum.

"Mereka ini terseleksi dan terpilih. Kita ingin bibit-bibit unggul ini kita kasih imunisasi yang baik. Satu kompetensi, dua ideologi dan yang paling dasar itu integritas. Mereka tadi berani jujur dan integritasnya bagus untuk diperbaiki. Kalo dia integritas bagus, ideologi bagus, kompetensi jalan, nanti dilepas kemana mana sangunya sudah cukup. Nah, tugas kita mengarahkan mereka, mendesain mereka, mengisi mereka, untuk jadi aparatur yang tangguh," pungkasnya.

 

Baca juga : Kalau Mau Disogok, Ingatlah Pertanyaan Saya Hari Ini..."


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menekankan kepada Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Pemprov Jateng agar menjunjung integritas "Mboten Korupsi Mboten Ngapusi." Meskipun, dia mengaku masih menerima sejumlah aduan dugaan pungutan liar antara pihak guru dengan muridnya di sejumlah sekolah.

"Saya masih menerima laporan dari orangtua wali murid di Kebumen ada anaknya disuruh beli buku oleh gurunya. Lalu di Sragen ada yang meminta muridnya beli batik," ungkap Ganjar di hadapan ratusan peserta pelatihan dasar dan prajabatan K2 CPNS di Auditorium Sasana Widya Praja Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jateng di Kota Semarang, Selasa (21/5/2019).

Menurutnya, tindakan tersebut ujung-ujungnya mengambil keuntungan. Namun ada sebagian pihak yang mengatakan bahwa keuntungan tersebut merupakan rezeki. Sebaliknya secara sadis ada yang bilang itu termasuk pungli. Maka terhadap adanya laporan tersebut, gubernur telah meminta Kepala Dinas Pendidikan melakukan pengecekan di lapangan. 

Lantas dia mengajukan pertanyaan tersebut kepada sejumlah peserta, apakah tindakan itu termasuk kategori gratifikasi atau tidak. Salah satunya Astri Yuliani, seorang guru jurusan Multimedia di SMKN 1 Batang. Saat masih berstatus guru honorer, Astri mengaku pernah menjual e-book hasil karyanya sendiri.

"Dulu waktu masih honorer begitu juga. Saya bikin e-book gratis kepada murid, tetapi dapat uangnya dari penerbit. Jadi, saya pribadi senang dapat duit. Cuma itu uang panas, adem (dingin) atau anget (hangat)? Kalau bareng-bareng ya adem Pak. Ampun dipotong gajinya, Pak," ujarnya berseloroh.

Lain halnya dengan Irwan. Perawat di RSUD Moewardi Kota Solo ini mengaku berulang kali menolak pemberian hadiah dari keluarga pasien yang pernah dia rawat. Sebab di rumah sakitnya banyak terpasang spanduk bertuliskan menerima hadiah atau imbalan dari pasien.

"Kami tegas menolak. Jadi, gratifikasi itu sesuatu barang atau uang yang diberikan kepada pimpinan untuk melancarkan suatu tujuan. Meskipun dalam tugas saya itu bentuknya berupa makanan dari pasien," cerita Irwan. 

Mengingat pengakuan tersebut, Ganjar menegaskan, para ASN harus berani dan berintegritas "Mboten Korupsi Mboten Ngapusi." Pasalnya, gratifikasi dkhawatirkan memengaruhi sesuatu keputusan. Selain itu, pola ASN di lingkungan Pemprov Jateng saat ini harus melayani masyarakat dengan mudah, murah, cepat, dan tuntas Sehingga membuat masyarakat tersenyum.

"Mereka ini terseleksi dan terpilih. Kita ingin bibit-bibit unggul ini kita kasih imunisasi yang baik. Satu kompetensi, dua ideologi dan yang paling dasar itu integritas. Mereka tadi berani jujur dan integritasnya bagus untuk diperbaiki. Kalo dia integritas bagus, ideologi bagus, kompetensi jalan, nanti dilepas kemana mana sangunya sudah cukup. Nah, tugas kita mengarahkan mereka, mendesain mereka, mengisi mereka, untuk jadi aparatur yang tangguh," pungkasnya.

 

Baca juga : Kalau Mau Disogok, Ingatlah Pertanyaan Saya Hari Ini..."


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu