Follow Us :              

Demi Kelancaran Pemudik, Pekerja: Kami Rela Kerja Siang-Malam

  23 May 2019  |   10:00:00  |   dibaca : 534 
Kategori :
Bagikan :


Demi Kelancaran Pemudik, Pekerja: Kami Rela Kerja Siang-Malam

23 May 2019 | 10:00:00 | dibaca : 534
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Hari Raya Idulfitri sebentar lagi tiba. Moment yang juga disebut Lebaran itu, akan berdampak padatnya ruas-ruas jalan raya karena banyaknya kendaraan pemudik yang hendak oulang ke kampung halaman.

Di tengah persiapan arus mudik Lebaran tahun ini, ada banyak kisah perjuangan orang-orang hebat yang rela bekerja siang malam dan berpisah dengan keluarga. Mereka adalah para pekerja proyek perbaikan atau peningkatan jalan raya. Setiap hari, mereka berkecimpung dengan aspal, beton dan debu demi menyiapkan jalan berkondisi laik yang akan digunakan para pemudik.

Aji Setyo, 30, warga Gunung Kidul Yogyakarta ini, salah satunya. Bersama ratusan temannya, mereka bekerja siang hingga malam di proyek pelebaran jalan ruas Jalan Semarang-Jambu, Kabupaten Semarang. "Pekerjaan ini memang dikebut agar bisa mendukung kelancaran arus mudik Lebaran. Jadi, kami bekerja siang-malam untuk mempercepat pekerjaan selesai," kata dia, Kamis (23/5/2019).

Setiap hari, kata dia, Aji bekerja mulai pukul 08.00WIB sampai pukul 01.00WIB dini hari. Jam istirahat hanya ada pada waktu siang dan magrib. "Memang capek kalau dipikir, tapi karena tanggung jawab, jadi merasa tidak capek. Apalagi, pekerjaan ini juga demi kelancaran arus mudik, jadi bahagia bisa membantu sesama," terangnya.

Hal senada disampaikan Rian, 40, warga Demak. Rian mengatakan, selain bekerja siang dan malam, dirinya juga tidak bisa merasakan puasa bersama keluarga. "Sudah sebulan bekerja di sini, selama Ramadan ini, baru pulang pas hari pertama puasa saja," ucapnya.

Koordinator Health, Safety and Environment (HSE) proyek pelebaran jalan Semarang-Jambu, Sukamto mengatakan, ada sekitar 100 orang yang bekerja dalam proyek tersebut. "Sebenarnya kontrak proyek selesai Desember. Namun karena ini juga untuk kelancaran mudik Lebaran, sehingga dilakukan percepatan," kata dia.

Meski tidak bisa selesai total saat musim mudik tiba, setidaknya pelebaran itu dapat mengurai kemacetan yang kerap melanda wilayah Jambu. "Proyek nanti akan dihentikan H-10 Lebaran. Nanti akan kami pasang barier dan rambu-rambu khusus," tukasnya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang mengecek persiapan jalur mudik Lebaran 2019 mampir ke sejumlah titik proyek pelebaran jalan di jalur tersebut. Seperti biasa, Ganjar juga menyapa para pekerja. "Poso ora (puasa tidak)? Nek ra poso, mangan sing akeh ben kuat kerjone (kalau tidak puasa makan yang banyak biar kuat). Ojo lali bar bodho di saur (jangan lupa habis Lebaran dibayar hutang puasanya)," canda Ganjar sambil menyalami para pekerja.

 

Baca juga : Sambut Arus Mudik, Ganjar Keliling Cek Kesiapan Jalur Tengah dan Selatan


Bagikan :

SEMARANG - Hari Raya Idulfitri sebentar lagi tiba. Moment yang juga disebut Lebaran itu, akan berdampak padatnya ruas-ruas jalan raya karena banyaknya kendaraan pemudik yang hendak oulang ke kampung halaman.

Di tengah persiapan arus mudik Lebaran tahun ini, ada banyak kisah perjuangan orang-orang hebat yang rela bekerja siang malam dan berpisah dengan keluarga. Mereka adalah para pekerja proyek perbaikan atau peningkatan jalan raya. Setiap hari, mereka berkecimpung dengan aspal, beton dan debu demi menyiapkan jalan berkondisi laik yang akan digunakan para pemudik.

Aji Setyo, 30, warga Gunung Kidul Yogyakarta ini, salah satunya. Bersama ratusan temannya, mereka bekerja siang hingga malam di proyek pelebaran jalan ruas Jalan Semarang-Jambu, Kabupaten Semarang. "Pekerjaan ini memang dikebut agar bisa mendukung kelancaran arus mudik Lebaran. Jadi, kami bekerja siang-malam untuk mempercepat pekerjaan selesai," kata dia, Kamis (23/5/2019).

Setiap hari, kata dia, Aji bekerja mulai pukul 08.00WIB sampai pukul 01.00WIB dini hari. Jam istirahat hanya ada pada waktu siang dan magrib. "Memang capek kalau dipikir, tapi karena tanggung jawab, jadi merasa tidak capek. Apalagi, pekerjaan ini juga demi kelancaran arus mudik, jadi bahagia bisa membantu sesama," terangnya.

Hal senada disampaikan Rian, 40, warga Demak. Rian mengatakan, selain bekerja siang dan malam, dirinya juga tidak bisa merasakan puasa bersama keluarga. "Sudah sebulan bekerja di sini, selama Ramadan ini, baru pulang pas hari pertama puasa saja," ucapnya.

Koordinator Health, Safety and Environment (HSE) proyek pelebaran jalan Semarang-Jambu, Sukamto mengatakan, ada sekitar 100 orang yang bekerja dalam proyek tersebut. "Sebenarnya kontrak proyek selesai Desember. Namun karena ini juga untuk kelancaran mudik Lebaran, sehingga dilakukan percepatan," kata dia.

Meski tidak bisa selesai total saat musim mudik tiba, setidaknya pelebaran itu dapat mengurai kemacetan yang kerap melanda wilayah Jambu. "Proyek nanti akan dihentikan H-10 Lebaran. Nanti akan kami pasang barier dan rambu-rambu khusus," tukasnya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang mengecek persiapan jalur mudik Lebaran 2019 mampir ke sejumlah titik proyek pelebaran jalan di jalur tersebut. Seperti biasa, Ganjar juga menyapa para pekerja. "Poso ora (puasa tidak)? Nek ra poso, mangan sing akeh ben kuat kerjone (kalau tidak puasa makan yang banyak biar kuat). Ojo lali bar bodho di saur (jangan lupa habis Lebaran dibayar hutang puasanya)," canda Ganjar sambil menyalami para pekerja.

 

Baca juga : Sambut Arus Mudik, Ganjar Keliling Cek Kesiapan Jalur Tengah dan Selatan


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu