Follow Us :              

Hadiri Haul KH Shonhaji Abdullah, Gus Yasin Ajak Masyarakat Buang Sifat Dendam

  18 June 2019  |   20:00:00  |   dibaca : 804 
Kategori :
Bagikan :


Hadiri Haul KH Shonhaji Abdullah, Gus Yasin Ajak Masyarakat Buang Sifat Dendam

18 June 2019 | 20:00:00 | dibaca : 804
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengatakan, memang bukan perkara mudah menjadi seseorang yang memiliki sifat pemaaf. Selain pemaaf, meminta maaf juga mesti dilakukan dan membuang sifat dendam agar tercipta ketenteraman dalam bermasyarakat.

"Nabi Muhammad tidak pernah keberatan untuk meminta maaf dan memaafkan manusia yang berbuat salah pada Nabi, masa kita yang dosanya banyak tidak mau salaman atau bermaafan dengan sesama. Kita jangan jadi pendendam," ujar Taj Yasin saat memberi sambutan pada Haul ke-27 KH Shonhaji Abdullah di Masjid Jami Al Hamzah Kelurahan Gemah, Pedurungan, Semarang, Selasa (18/6/2019) malam.

Menurut Gus Yasin, sapaan akrab wagub, selain mempererat tali silaturahmi, dari sisi medis sifat pemaaf berpengaruh baik bagi kesehatan. "Sebab orang yang mudah emosi atau kerap marah-marah itu biasanya tekanan darahnya tinggi, stres, atau karena tekanan lainnya," bebernya. 

Gus Yasin mengaku bahagia bisa datang dalam acara haul dan halalbihalal itu. "Sebab, ini sekaligus memberikan kesempatan kepada saya untuk meminta maaf terhadap semua yang hadir di sini. Saya yakin panjengan semua selalu mengedepankan apa yang diajarkan Nabi Muhammad, yaitu memaafkan," tuturnya.

Dia menambahkan, untuk dapat menjadi pribadi yang pemaaf dan tak pendendam, dapat mencontoh teladan Nabi Muhammad saat menaklukkan Kota Mekah (Fathu Makkah). Ketika pasukan Nabi Muhammad yang sudah bersiap perang masuk ke Kota Mekah untuk merebut kota itu dari Kaum Quraisy, Rasulullah berkata, bahwa sesungguhnya hari itu bukanlah hari pembalasan melainkan Yaumul Marhamah atau Hari Kasih Sayang.

Bahkan Rasulullah juga memerintahkan rampasan perang, harta benda, dan unta diberikan kepada para tawanan. Mendengar keputusan tersebut, baik  Kufar Quraisy ataupun pasukan muslimin terkejut dan tidak menyangka Rasulullah akan menyatakan seperti itu.

"Akhirnya musuh-musuh Nabi Muhammad masuk Islam karena mengetahui sifat Nabi yang pemaaf. Maka kalau ingin Islam besar, jangan bersikap keras, aja kereng-kereng (galak) tetapi harus saling menyayangi dan memaafkan," pintanya.

 

Baca juga : Gus Yasin: Pemimpin Baik Tak Segan Meminta Maaf


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengatakan, memang bukan perkara mudah menjadi seseorang yang memiliki sifat pemaaf. Selain pemaaf, meminta maaf juga mesti dilakukan dan membuang sifat dendam agar tercipta ketenteraman dalam bermasyarakat.

"Nabi Muhammad tidak pernah keberatan untuk meminta maaf dan memaafkan manusia yang berbuat salah pada Nabi, masa kita yang dosanya banyak tidak mau salaman atau bermaafan dengan sesama. Kita jangan jadi pendendam," ujar Taj Yasin saat memberi sambutan pada Haul ke-27 KH Shonhaji Abdullah di Masjid Jami Al Hamzah Kelurahan Gemah, Pedurungan, Semarang, Selasa (18/6/2019) malam.

Menurut Gus Yasin, sapaan akrab wagub, selain mempererat tali silaturahmi, dari sisi medis sifat pemaaf berpengaruh baik bagi kesehatan. "Sebab orang yang mudah emosi atau kerap marah-marah itu biasanya tekanan darahnya tinggi, stres, atau karena tekanan lainnya," bebernya. 

Gus Yasin mengaku bahagia bisa datang dalam acara haul dan halalbihalal itu. "Sebab, ini sekaligus memberikan kesempatan kepada saya untuk meminta maaf terhadap semua yang hadir di sini. Saya yakin panjengan semua selalu mengedepankan apa yang diajarkan Nabi Muhammad, yaitu memaafkan," tuturnya.

Dia menambahkan, untuk dapat menjadi pribadi yang pemaaf dan tak pendendam, dapat mencontoh teladan Nabi Muhammad saat menaklukkan Kota Mekah (Fathu Makkah). Ketika pasukan Nabi Muhammad yang sudah bersiap perang masuk ke Kota Mekah untuk merebut kota itu dari Kaum Quraisy, Rasulullah berkata, bahwa sesungguhnya hari itu bukanlah hari pembalasan melainkan Yaumul Marhamah atau Hari Kasih Sayang.

Bahkan Rasulullah juga memerintahkan rampasan perang, harta benda, dan unta diberikan kepada para tawanan. Mendengar keputusan tersebut, baik  Kufar Quraisy ataupun pasukan muslimin terkejut dan tidak menyangka Rasulullah akan menyatakan seperti itu.

"Akhirnya musuh-musuh Nabi Muhammad masuk Islam karena mengetahui sifat Nabi yang pemaaf. Maka kalau ingin Islam besar, jangan bersikap keras, aja kereng-kereng (galak) tetapi harus saling menyayangi dan memaafkan," pintanya.

 

Baca juga : Gus Yasin: Pemimpin Baik Tak Segan Meminta Maaf


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu